Hasil Verifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN

51 Hasil tersebut adalah hasil deteksi yang dilakukan pada seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas berdasarkan data pada tahun 2008. Nilai keluaran JST dan Nilai aktual kondisi kelangkaan pupuk tidak jauh berbeda. Hasil tersebut tentunya mendefinisikan bahwa jaringan telah dapat dgunakan untuk melakukan deteksi kelangkaan pupuk di Kabupaten Banyumas.

5.7 Implikasi Manajerial

Pupuk sebagai salah satu komoditas penting dan memiliki peran strategis bagi pertanian Indonesia tentunya pasti mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Salah satu bentuk perhatian itu adalah dengan dibuatnya Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida KP3 baik di tingkat nasional, provinsi, hingga ke tingkat kabupaten sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian. Pembentukan Komisi ini dilakukan atas dasar alasan untuk melindungi petani dan menjaga agar proses pengadaan dan penyaluran pupuk dapat berlangsung dengan baik. Namun demikian, kendala demi kendala tidak dapat dihindari mulai dari adanya ekspor pupuk gelap, hingga HET yang melonjak naik karena di suatu tempat kekurangan pasokan pupuk. Selama ini pemerintah khususnya komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida mungkin lebih banyak bertindak setelah suatu kasus kelangkaan terjadi. Sedangkan apabila penanganan kelangkaan pupuk dilakukan setelah kelangkaan terjadi, tentunya sudah ada yang menjadi korban terutama petani yang menanggung beban harga pupuk yang berada di luar peratuan HET. Oleh sebab itu, dengan adanya sistem desain JST Deteksi Dini ini diharapkan dapat mendukung pemberlakuan kebijakan yang lebih baik dalam penentuan tindakan sebelum masa kelangkaan pupuk terjadi. Selain itu penggunaan sistem deteksi dini ini diharapkan dapat menentukan level krisis kelangkaan pupuk secara lebih akurat, efisien dan efektif sehingga kebijakan pemerintah tentang tindakan penanganan kelangkaan pupuk dapat segera terwujud. Bagi petani tentunya dengan adanya penerapan sistem ini, mereka lebih terbantu dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan produktivitas mereka tanpa harus khawatir tentang kebutuhan pupuk untuk musim tanam selanjutnya. Dengan adanya penerapan desain EWS ini jumlah petani yang harus menanggung beban karena harga pupuk yang berada jauh di atas HET dapat dikurangi. Implikasi lainnya adalah terhadap pabrik pupuk, distributor dan pengecer tentunya mereka harus segera memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas proses pengadaan dan penyaluran pupuk secara nyata dalam memenuhi kriteria dan kewajiban yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Konsekuensinya apabila produsen, distributor dan pengecer gagal dalam menjalankan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani tentunya akan ada sanksi khusus dari pemerintah. Oleh sebab itu, dengan adanya sistem desain EWS untuk memprediksi level kelangkaan pupuk yang akan terjadi di suatu daerah dapat memberikan alternatif penanganan baik dari pihak pemerintah, produsen, distributor maupun pengecer untuk segera melakukan koordinasi yang lebih intens. Dengan adanya prototipe ini selain berdampak terhadap aktor yang berperan dalam distribusi pupuk juga akan berpengaruh terhadap sumberdaya manusia yang mungkin akan menggunakan prototipe ini. Karena untuk bisa merekayasa dan meningkatkan kinerja jaringan diperlukan adanya pelatihan tambahan yang harus dilakukan penambahan data yang sesuai dengan kebutuhan jaringan. Sehingga dimungkinkan perlu adanya training khusus untuk menggunakan sistem ini dan juga untuk maintenance sistem ini. Selain itu juga diperlukan adanya sistem jaringan database dari instansi yang terkait yang memungkinkan user untuk bisa mengakses data terbaru yang bisa digunakan sebagai data pelatihan maupun data pengujian untuk meningkatkan kinerja sistem deteksi ini. Prototipe sistem deteksi berperan sebagai pencegah dan penduga apakah dalam suatu musimbulan tersebut kedepannya akan terjadi krisis atau tidak. Sehingga untuk meningkatkan 52 manajeman krisis kelangkaan pupuk perlu dilakukan pendeteksian yang berkala berdasarkan data pertanian setiap bulan yang dilakukan di pertengahan bulan. Data yang digunakan tentunya adalah data rata-rata setengah bulan terakhir dengan tujuan untuk mendeteksi kondisi untuk bulan itu dan memperkirakan kondisi bulan kedepannya dengan prototipe ini. Karena diharapkan dengan data pada pertengahan bulan dapat mewakili kondisi bulan tersebut dan juga kondisi bulan yang akan datang. Apabila hasil pendeteksian menunjukkan tingkat kerawanan, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menelaah hasil deteksi sistem dan mengidentifikasi faktor apakah yang menyebabkan kelangkaan dan apa yang perlu ditangani oleh pihak terkait.