Model Pekarangan Besar Konsep Pekarangan

ABSTRACT PRINSA PARUNA. Model of Pekarangan as a Biodiversity Garden in Industrial Area of Karawang International Industrial City. Under direction of HADI SUSILO ARIFIN. Biodiversity has an important functions to support lives of living things and ecosystem sustainability. Therefore, biodiversity should be preserved. However, todays biodiversity has decreased. One of the factors is increasing environmental pollution especially in industrial area. On the other hand, we can still use the other land to mitigate the problems by developing a green open space. Karawang International Industrial City KIIC as an industrial area needs green open space. One form of green open space is ”pekarangan”. ”Pekarangan” is a mixture of annual crops, perennial crops, and animals including insects and wild animals on the land surrounding a house. It is one of typical agro-ecosystem that has multifunctions. For this case, the function is to ex-situ biodiversity conservation. ”Pekarangan” has a complex horizontal structure, while a mixture of annual and perennials of different heights forms a vertical structure. ”Pekarangan” serve as an important habitat for wild flora and fauna in these areas with the multi-layered vegetation structure. This research has purpose to make a model of ”pekarangan” in industrial area especially for settlement around KIIC. This research used survey method and descriptive analysis. This model will be implemented in Telaga Desa KIIC. Model of ”pekarangan” was defined in to four size of ”pekarangan”: small size 120 m², medium size 120-400 m², large size 400-1000 m²,and very large size 1000 m². Every size have three zones: back yard, front yard, and side yard left side and right side. ”Pekarangan” will apply form of agroforestry agroforestry, agrosilvopastural, and agrosilvofishery. The different of them are depend on size of site, situasional analysis of site, and elements of ”pekarangan”: plants and animalsfish. The size, type, and number of ”pekarangan” elements will be more complex along extent of ”pekarangan”. Keywords : agroforestry, ex-situ conservation, plant stratification, structure of ”pekarangan” BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Industrialisasi mencerminkan kemajuan ilmu dan teknologi yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan keperluan hidup manusia yang semakin meningkat. Namun pembangunan dan perkembangan industri yang tidak terencana dan terkelola dengan baik dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan Dirdjojuwono 2004, disitasi oleh Nugroho 2009. Kawasan industri adalah kawasan yang di dalamnya terdapat industri- industri yang dapat menghasilkan sejumlah limbah hasil dari proses produksi. Limbah pabrik ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di alam, termasuk mengancam keberadaan keanekaragaman hayati di sekitar kawasan industri. Keanekaragaman hayati memiliki peranan penting dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem dan menunjang kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Oleh karena itu, keberadaannya perlu dijaga Supriatna 2008. Dengan mempertimbangkan dampak negatif yang akan terjadi, maka harus ada usaha untuk menata dan memperbaiki lingkungan di dalam kawasan industri, khususnya untuk menjaga keanekaragaman hayati. Salah satunya melalui pembuatan ruang terbuka hijau RTH. Kawasan Industri Karawang International Industry City KIIC adalah salah satu kawasan industri terbesar di Karawang. Sebagai kawasan industri yang rentan terhadap masalah lingkungan, kawasan ini membutuhkan sejumlah RTH yang memadai. Dari berbagai bentuk RTH, pekarangan dengan praktik agroforestri dapat menjadi pilihan RTH yang mampu mengkonservasi kenaekaragaman hayati secara ex-situ. Oleh karena itu, model pekarangan dalam berbagai ukuran luas perlu dibuat untuk dapat mengakomodasi kebutuhan yang ada.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat model pekarangan sebagai bentuk Taman Keanekaragaman Hayati Taman Kehati yang berfungsi untuk mengkonservasi keanekaragaman hayati, khususnya pertanian secara ex-situ di sekitar Kawasan Industri KIIC. Model pekarangan dibuat dalam empat ukuran, yaitu pekarangan sempit, pekarangan sedang, pekarangan besar, dan pekarangan sangat besar.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi alternatif RTH bagi Kawasan Industri KIIC pada khususnya dan pekarangan di Karawang pada umumnya.

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Karawang International Industrial City KIIC sebagai kawasan industri rentan terhadap pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang ada di dalam kawasan tersebut. Pencemaran ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan dapat mengancam keanekaragaman hayati di sekitar kawasan. Oleh karena itu, KIIC memerlukan sejumlah RTH yang memadai. Pekarangan merupakan salah satu bentuk RTH yang mampu mengkonservasi keanekaragaman hayati, khususnya pertanian secara ex-situ. Pekarangan ini dapat diimplimentasikan pada area permukiman yang telah tersedia di Kawasan Industri KIIC. Model pekarangan yang direncanakan berbasis pada praktik agroforestri. Bentuk agroforestri yang diadaptasi yaitu agroforestri, agsrosilvopastura, dan agrosilvofisheri. Dengan bentuk ini, struktur tanaman di dalam pekarangan dapat mengkonservasi keanekaragaman hayati melalui keanekaragaman jenis, fungsi, dan tinggi tanaman yang tumbuh di dalam pekarangan termasuk dengan keberadaan hewan ternak dan atau ikan di dalam pekarangan. Bentuk RTH ini dituangkan dalam model pekarangan untuk empat ukuran, yakni pekarangan sempit, pekarangan sedang, pekarangan besar, dan pekarangan sangat besar. Model pekarangan diterjemahkan dalam bentuk gambar desain penanaman Gambar 1. Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Ancaman Limbah Pabrik Pencemaran Lingkungan Kawasan Industri KIIC Perubahan Tata Guna Lahan Pertanian Industri Pengembangan RTH Kawasan Industri Pekarangan berbasis Praktik Agroforestri bagi Permukiman di Kawasan Industri Penurunan Kualitas Lingkungan antara lain Penurunan Keanekaragaman Hayati Stratifikasi Tanaman Ukuran Pekarangan Bentuk Agroforestri Model Pekarangan : Gambar Desain Penanaman Produk : Gambar Pekarangan sebagai Taman Kehati di Kawasan Industri KIIC BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri dan Kawasan Industri

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Pembangunan industri merupakan salah satu pilar pembangunan perekonomian nasional yang diarahkan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada aspek pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Peran industri dalam suatu negara menjadi penting untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Untuk mendorong pembangunan industri maka diperlukan suatu lokasi industri tertentu berupa kawasan industri. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 dinyatakan bahwa kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Pembangunan kawasan industri bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri di daerah, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri, dan meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Suatu kawasan industri harus terpisah dari pusat bisnis dan area pemukiman di kota. Lokasi kawasan industri sebaiknya mempunyai pelayanan transportasi yang baik, tetapi jangan terisolasi dari kota karena dapat mempersulit akses para pekerja. Lokasi kawasan industri juga merupakan daerah yang mempunyai arah angin yang dapat mencegah asap, debu, gas, dan bunyi ke dalam kota. Tapak sebaiknya mempunyai area yang cukup luas karena kemungkinan adanya pertumbuhan dan perluasan dari kawasan industri yang bersangkutan Tandy 1975, disitasi Nugroho 2009. Industrialisasi mencerminkan kemajuan ilmu dan teknologi yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan keperluan hidup manusia yang semakin meningkat. Industri adalah kegiatan mengekstraksi material dari basis sumber daya alam dan memasukkan baik produk maupun limbah ke lingkungan hidup manusia. Dengan kata lain, industri mengakibatkan berbagai perubahan dalam pemanfaatan energi dan sumber daya alam Kristanto 2004. Perubahan lanskap alami menjadi suatu lanskap baru karena digunakan oleh manusia untuk industri akan menyebabkan perubahan sistem ekologi yang dapat menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Permasalahan yang timbul karena penggunaan lahan untuk industri antara lain pemandangan kurang menyenangkan, bentang perkerasan yang mengurangi proporsi ruang terbuka, perkembangan tata ruang yang tidak terarah pada kawasan sekitar industri, serta pencemaran udara, air, dan tanah. Suatu industri akan menghasilkan polutan spesifik tergantung pada input dan proses yang akan digunakan Tandy 1975, disitasi Nugroho 2009. Menurut Dirdjojuwono 2004 disitasi oleh Nugroho 2009, mengingat pengembangan kawasan industri mempergunakan areal yang cukup luas dan merupakan kegiatan yang bersifat mengubah fungsi lahan, maka bagi suatu kawasan industri, fasilitas RTH harus dipenuhi oleh pengembang kawasan industri. RTH mempunyai peranan penting di dalam suatu kawasan industri yang banyak menghasilkan limbah dan polusi sehingga membutuhkan kehadiran suatu lingkungan hijau yang berfungsi sebagai penyaring polusi selain sebagai daya tarik kawasan industri.

2.2 Pekarangan

2.2.1 Pengertian dan Fungsi Pekarangan

Keberadaan pekarangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Tengah sejak abad XII dan menyebar ke Jawa Barat pada pertengahan abad XVIII. Pekarangan merupakan tipe taman rumah tradisional Indonesia berupa pemanfaatan lahan di sekitar rumah dengan status dan batas kepemilikan yang jelas. Di pedesaan, pekarangan dicirikan dengan keragaman dan stabilitas yang tinggi, agroekosistem yang baik dengan struktur yang menyerupai hutan hujan tropis Arifin 1998. Pekarangan merupakan suatu ekosistem spesifik berupa ekosistem buatan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman yang membentuk suatu komunitas yang didominasi oleh tanaman budidaya yang telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan pekarangan tersebut. Sebagai salah satu penerapan sistem agroforestri yang kompleks, pekarangan merupakan integrasi manusia, ternak, dan tumbuhan dalam satu sistem daur ulang. Pemanfaatan pekarangan secara berkelanjutan dapat mempertahankan stabilitas lingkungan dan memberikan kontribusi ekonomi hanya dengan sedikit input. Oleh karena itu, suatu pekarangan sebaiknya mampu memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya alam lokal Octavia, Arifin, Munandar, Takeuci 2000. Pekarangan memiliki fungsi yang beragam. Pekarangan dapat berfungsi sebagai sumber pangan, sandang, dan papan, sumber plasma nutfah dan keragaman hayati, serta sumber tambahan pendapatan keluarga. Selain itu, pekarangan dapat menjadi habitat berbagai jenis satwa, pengendali iklim untuk kenyamanan, penyejuk pemandangan, penyerap kebisingan, debu, atau gas beracun, dan daerah resapan air. Fungsi ekologis pekarangan lainnya adalah mengkonservasi tanah dan air melalui keberadaan tanaman di dalamnya Arifin, Munandar, Arifin-Nurhayati, Kaswanto 2009. Soemarwoto 1991 menambahkan pekarangan mempunyai fungsi ganda yang merupakan integrasi antara fungsi hutan dengan fungsi pemenuhan kebutuhan sosial-budaya-ekonomi manusia. Fungsi pertama yaitu memenuhi kebutuhan jasmani, misalnya pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan, gizi, dan penambahan pendapatan. Sedangkan fungsi kedua adalah memenuhi kebutuhan rohani, misalnya pekarangan dapat memberikan suasana keindahan, kenyamanan, dan ketentraman. Pekarangan dengan keanekaragaman di dalamnya juga mempunyai potensi yang besar untuk menaikkan daya dukung lingkungan. Fungsi ganda pekarangan ini secara tidak langsung merupakan fungsi hidro-orologi, pencagaran sumberdaya gen, efek miklim mikro, sosial, produksi, dan estetis. Fungsi hidro-orologi pekarangan dapat terlihat dari sedikitnya erosi yang terdapat di pekarangan karena pekarangan biasanya dibuat pada tapak yang datar, tajuk tanaman yang berlapis, dan sistem daur ulang di dalamnya. Fungsi