Model Pekarangan Model Pekarangan sebagai Taman Keanekaragaman Hayati di Kawasan Industri Karawang International Industrial City

terdapat indikator utama yang diperhatikan, yaitu ukuran pekarangan, tinggi tanaman, dan fungsi tanaman.

4.3.1 Ukuran dan Pola Ruang Pekarangan

Berdasarkan luasannya, pekarangan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu pekarangan sempit dengan luas kurang dari 120 m², pekarangan sedang dengan luas antara 120-400 m², pekarangan besar dengan luas antara 400-1000 m², dan pekarangan sangat besar dengan luas lebih dari 1000 m² Arifin 1998. Pada setiap pekarangan dikembangkan bentuk agroforestri, baik agroforestri, agsrosilvopastura, atau agrosilvofisheri yang sesuai berdasarkan hasil analisis situasional Kawasan Industri KIIC. Pola ruang dalam model pekarangan didasarkan pada pembagian ruang dalam pekarangan. Pola ruang tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu pekarangan depan, samping kiri dan kanan, dan belakang Arifin 1998. Untuk model pekarangan di area pinggir danau Telaga Desa, orientasi rumah menghadap ke arah danau Gambar 12. Pada umumnya, suatu hunian hampir selalu berorientasi kepada daerah yang penting. Berdasarkan pengamatan terhadap bangunan rumah di sekitar Kawasan Industri KIIC dan yang berada dekat Saluran Induk Tarum Barat, rumah umumnya berorientasi ke arah air, sedangkan bangunan rumah yang jauh dari bantaran sungai, memiliki orientasi ke arah jalan. Sumber: Arifin 1998 Gambar 12 Pola Orientasi Rumah dan Pekarangan Bentuk tapak yang memanjang dan mengikuti bentukan danau membuat rumah hampir tidak memiliki pekarangan belakang atau pekarangan depan tetapi memiliki pekarangan samping yang cukup lebar sehingga pemanfaatan pekarangan lebih banyak dilakukan di pekarangan samping. Oleh karena itu, untuk mensiasati masalah ruang ini, pola rumah dalam model pekarangan dibuat memanjang atau melebar ke samping.

4.3.2 Tanaman dalam Pekarangan

Setiap ukuran pekarangan, baik pekarangan sempit, pekarangan sedang, pekarangan besar, ataupun pekarangan sangat besar akan menunjukkan profil pekarangan yang menciptakan keragaman tanaman, baik secara vertikal maupun horizontal. Keragaman vertikal terlihat dari perbedaan lima strata tanaman, yaitu strata I 1 m, strata II 1-2 m, strata III 2-5 m, strata IV 5-10 m, dan strata V 10 m. Sedangkan keragaman horizontal terbentuk sesuai dengan fungsinya, yaitu tanaman hias, tanaman obat, tanaman sayuran, tanaman bumbu, tanaman obat, tanaman penghasil pati, tanaman industri, dan tanaman-tanaman lain seperti penghasil pakan, kayu bakar, bahan kerajinan tangan dan peneduh Arifin 1998. Model pekarangan yang bertujuan mengkonservasi keanekaragaman hayati pertanian secara ex-situ ditunjang dengan memilih tanaman atau hewan asli atau lokal indigenous species khas Karawang atau Jawa Barat. Spesies lokal yang dimaksud adalah spesies asli Indonesia yang berasal dari daerahwilayahekosistem tertentu dan telah banyak diusahakan dan dikonsumsi, termasuk spesies introduksi dari wilayah geografis lain namun telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia. Pemilihan tanaman ini untuk mempermudah adaptasi tanaman dan mempermudah pemeliharaan pekarangan. Untuk kawasan industri, pemilihan tanaman juga harus memperhatikan kondisi lingkungan kawasan industri. Selain sebagai sumber pangan atau untuk mendukung kebutuhan keluarga lainnya, tanaman juga diharapkan mampu mampu menyerap polutan sekaligus dapat menjadi habitat satwa sehingga dapat memperbaiki kualitas lingkungan sekitar kawasan industri. Jenis tanaman yang direkomendasikan untuk model pekarangan ini tersaji di Tabel 5. Penataan tanaman dalam pekarangan perlu diperhatikan. Tanaman kecil maupun tanaman besar diatur sedemikian rupa agar semua tanaman mendapatkan sinar matahari sesuai kebutuhannya. Tanaman-tanaman yang berukuran kecil dapat ditempatkan di bagian timur dan tanaman yang berukuran besar seperti