Serat Pangan Protein Fractionation and Functional Properties Characterization of Okara Flour

Sumber: Anonim 2006 Waliszewski et al. 2002 Wang Cavins 1989 6 Tabel 4 Komposisi proksimat tepung okara Komposisi proksimat dry basis Lemak Protein Serat pangan Karbohidrat 12,30 26,80 52,9 11,82 34,33 6,66 9,84 28,52 55,48 2,56 13,00 37,00 42,50 4,70 15,20 24,00 42,80 Abu 4,54 3,55 3,61 2,80 4,00 Pustaka Ma et al. 1997 Wicramarathna Arapath 2003 Redondo-Cuenca et al. 2008 Bowles Demiate 2006 Matsumoto et al. 2007 Tabel 5 Kandungan asam amino okara Asam Amino Jumlah mg okara basah100 gram 1 g okara keringkg 2 g16g N 3 Triptofan 50 Treonin 131 Isoleusin 159 Leusin 244 Lisin 212 Metionin 41 Sistein 44 Fenilalanin 157 Tirosin 108 Valin 162 Arginin 214 Histidin 93 Alanin 132 11,4 ± 0,87 53,1 ± 1,30 53,7 ± 1,35 82,5 ± 3,39 80,9 ± 2,05 10,6 ± 0,19 12,5 ± 0,41 48,4 ± 1,91 34,3 ± 1,76 55,8 ± 1,42 75,0 ± 2,43 35,1 ± 1,04 45,6 ± 2,06  6,62 4,50 8,31 6,36 1,67 trace 5,20 3,74 5,28 8,61 3,07 4,36 Asam aspartat Asam glutamat 355 556 108,6 ± 3,19 164,3 ± 4,82 11,63 17,71 Glisin 126 Prolin 173 Serin 151 1 2 3

2.3 Serat Pangan

Okara 42,3 ± 0,97 52,4 ± 2,06 33,5 ± 1,07 4,61 5,66 5,47 Okara juga mengandung serat pangan yang cukup banyak. Kadar serat pangan total dan protein okara dengan perlakuan variasi pH seperti pada Tabel 6. Serat pangan tersebut tersusun atas serat pangan yang larut soluble dan yang tidak larut insoluble. Serat pangan tersebut diperoleh dari bagian kulit biji dan kotiledon biji tersebut. Komposisi serat okara dari bagian kotiledon dan kulit biji per 100 g okara dapat dilihat pada Tabel 7. 7 Tabel 6 Kadar serat pangan total dan kadar protein okara yang diberi perlakuan kimiawi Yield 1 TDF 2 Protein 3 Okara 100,0 30,28 24,6 Okara pada pH: 1,5 9,2 96,6 2,3 2,0 13,5 92,4 5,2 3,0 21,1 81,6 18,1 4,0 46, 5 75,4 23,3 5,0 70,7 57,1 42,5 6,0 77,3 43,1 44,1 7,0 90,6 40,2 42,7 8,0 87,9 51,1 39,5 9,0 80,5 64,7 27,7 10,0 77,0 82,1 11,2 11,0 67,9 86,0 9,3 12,0 34,9 89,0 9,1 1 2 3 Okara akibat perlakuan asam dan basa okara total ⋅ 100 DF okara akibat perlakuan asam dan basa ⋅ 100 Protein okara dengan perlakuan dengan reagen kimia, diukur menggunakan metode mikro kjedahl koefisien N=5,71 ⋅ 100 Nilai merupakan rata-rata dengan n=3 Sumber: Hirotsugu dan Tetsuo 2000 Kandungan hemiselulosa pada okara dapat difraksinasi berdasarkan kelarutan dalam air panas, kelarutan secara normal, dan kelarutan dalam basa dengan rasio 5:19:4 O’Toole 1999. Kadar selulosa pada kulit biji lebih tinggi daripada kotiledon. Menurut Hisamatsu et al. 1995 diacu dalam O’Toole 1999, okara yang diekstraksi menggunakan senyawa alkali 24 KOH menghasilkan arabinogalaktan sebagai komponen utama hemiselulosa. Tabel 7 Komposisi serat okara dari bagian kotiledon dan kulit biji per 100 g okara Komponen Hemiselulosa Selulosa Hemiselulosa galaktan Kotiledon g 4,7 – 5,2 0,5 – 0,6 2,4 – 2,7 Kulit Biji g 1,10 – 1,30 2,70 – 3,70 0,30 – 0,38 Hemiselulosa araban Hemiselulosa pentosan 2,0 – 2,2 0,51 – 0,63 Sumber: Takahashi 1968 diacu dalam O’Toole 1999 Komposisi polisakarida tepung kedelai dan WUS water-unextractable solid . Galaktosa, glukosa terutama berupa selulosa, arabinosa, dan asam uronat sebagai komponen utamanya Tabel 8. Polisakarida WUS memiliki pola dan 8 jumlah yang mirip dengan tepung kedelai. Asam uronat pada WUS merupakan 90 dari jumlahnya pada tepung kedelai. Adapun Aspinall et al. 1967a, b diacu dalam Yamaguchi et al. 1996 menyatakan bahwa asam uronat yang terdapat pada kotiledon tepung kedelai umumnya berupa asam galakturonat. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya pektin yang terdapat pada okara dan strukturnya lebih kompleks daripada dinding sel tanaman lainnya Huisman et al. 1998; Aparicio et al. 2010. Komposisi serat tak larut, serat larut, dan total serat pada biji kedelai dan okara dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 8 Komposisi gula pada tepung kedelai dan water-unextractable solid Fraksi Rha Fuc Komposisi Gula mol Ara Xyl Man Gal Glc Kandungan Uronic karbohidrat a acids Tepung kedelai b WUS 2 2 3 3 19 19 8 8 3 2 28 29 21 21 18 17 14,5 89,3 a b dinyatakan sebagai ww. setelah pati dihilangkan secara enzimatis. Sumber: Huisman et al. 1998 Okara memiliki ikatan silang polimer galakturonat di antara gugus karboksilnya, disebut dengan bagian consisted “egg-box” dan bagian non-egg- box terdapat protein hidrofobik. Struktur serat okara seperti pada Gambar 1. Apabila tidak terdapat senyawa pengkelat chelator, maka okara akan terhidrolisis melalui mekanisme degragasi permukaan. Berdasarkan analisa pembentukan polisakarida larut air, tampak bahwa bagian egg-box pada okara mudah terdegradasi dengan adanya senyawa pengkelat, karena senyawa pengkelat tersebut melepaskan Ca 2+ dan menghilangkan struktur okara O’Toole 1999.

2.4 Sifat Fungsional Protein