Pengertian dan Dasar Sistem TPTI
A. Pengertian dan Dasar Sistem TPTI
Tabel 4. Perbedaan tahapan kegiatan teknis pada sistem TPTI
Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
tahun 1989 dan 1993
adalah rangkaian kegiatan terencana tentang pengelolaan hutan. Rangkaian kegiatan teknis yang terdapat dalam sistem ini
N
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
adalah kegiatan perencanaan sebelum penebangan, teknik
o
TPTI
penebangan dan kegiatan pembinaan hutan setelah penebangan,
yang kesemuanya ditujukan untuk menjamin kelestarian hutan
1. Penataan Areal Kerja (PAK)
Et-3 Et-3
termasuk kelestaian hasil hutan baik kayu maupun non kayu.
2. Inventarisasi Tegakan Sebelum
Et-2 Et-2
Secara prinsipil sistem TPTI tidak berbeda jauh dengan Penebangan
sistem TPI. Beberapa kelemahan sistem TPI telah dikoreksi, Et-1
3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
direvisi sampai akhirnya diganti dengan sistem silvikultur baru
5. Perapihan
- Et+1
berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 485Kpts-II1989
6. Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT)
Et+1 Et+2
tentang sistem silvikultur pengelolaan hutan alam produksi di
7. Pembebasan I
Indonesia, yang ditindak lanjuti dengan SK Dirjen Pengusahaan
8. Pengadaan Bibit
Et+2
Hutan Nomor 564KptsIV-BPHH1989 tentang Pedoman
9. Penanaman (Rehabilitasi) Pengayaan
Et+3
Tebang Pilih Tanam Indonesia. Sistem TPTI memperbaiki
10 Pemeliharaan Tanaman
Et+3 Et+3,4,5
kekurangan sistem TPI dengan menetapkan ketentuan sebagai
11 Pembebasan II dan III
Et+4 Et+4,6
berikut:
12 Penjarangan Tegakan Tinggal I, II, III
Et+9, Et+10,
1. Kegiatan pembinaan hutan mendapat perhatian yang lebih
besar dengan membentuk organisasi pembinaan hutan yang
13 Penelitian
Terus -
14 terpisah dengan organisasi kegiatan lainnya termasuk Perlindungan
Sumber:
SK Dirjen PH No.564KptsIV-BPHH1989 dan
organisasi kegiatan sebelum penebangan dan penebangan.
SK Dirjen PH No.151KptsIV-BPHH1993
2. Menetapkan batas limit diameter pohon tebang sebesar 50
cm ke atas pada hutan produksi dan 60 cm ke atas pada
Dalam sistem silvikultur TPTI edisi 1993 tidak dimasukkan
hutan produksi terbatas
Penelitian dan Perlindungan hutan. Pelaksanaan kedua
3. Menetapkan siklus tebang 35 tahun dan jumlah pohon inti
kegiatan tersebut diatur dalam ketentuan tersendiri. Sistem ini
berdiameter 20-59 cm sebanyak 25 pohon ha.
juga mempunyai daya elastisitas yang membedakan praktek
Pada tahun 1993 dikeluarkan SK Dirjen Pengusahaan Hutan
pengelolaan pada hutan produksi tetap dan hutan produksi
Nomor 151KptsIV-BPHH1993 tanggal 19 Oktober 1993
terbatas. Kelenturan ini sering diterjemahkan oleh masing-
tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia edisi revisi.
masing daerah dengan membuat ketentuan yang lebih sesuai masing daerah dengan membuat ketentuan yang lebih sesuai
1. Penataan Areal Kerja
berdasarkan Surat Kepala Kantor Wilayah Departemen
2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan
Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 2144Kwl-
3. Pembukaan Wilayah Hutan
3IX1996 tanggal 11 September 1996 ditetapkan bahwa pada
4. Pemanenan
wilayah kerja provinsi Kalimantan Tengah kegiatan Perapihan
5. Penanaman dan pemeliharaan
serta Pembebasan I, II dan III tidak dilaksanakan pada Hutan
6. Pembebasan pohon binaan
Produksi Terbatas (HPT) untuk kepentingan konservasi tanah
7. Perlindungan dan pengamanan hutan
dan air serta perlindungan biodiversity.
Bentuk, tahapan dan tata waktu kegiatan sistem TPTI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
selengkapnya (berdasarkan juknis TPTI tahun 1993) sebagai
P.11Menhut-22009 tentang sistem silvikultur pada areal izin
berikut:
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) pada hutan produksi, sistem silvikultur yang berlaku di Indonesia adalah
1. Penataan Areal Kerja (PAK) ET-3
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), Tebang Pilih Tanam
a. Penataan Areal Kerja (PAK) adalah kegiatan untuk
Jalur (TPTJ), Tebang Rumpang dan Tebang Habis Permudaan
mengatur dan membuat batas blok kerja tahunan serta petak
Buatan (THPB). Petunjuk teknis keempat sistem tersebut
kerja bagi kepentingan perencanaan, pelaksanaan,
dituangkan dalam Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutanan
pemantauan dan pengawasan unit pengelolaan hutan. Batas
Nomor P.9VIBPHA2009. Dalam ketentuan tersebut tidak
blok dan petak kerja dilapangan berupa rintisan dan patok
dicantumkan tata waktu pelaksanaan kegiatan secara ketat dan
batas, selanjutnya digambar dalam peta kerja.
penghapusan beberapa tahapan kegiatan seperti perapihan,
b. Blok kerja tahunan adalah blok yang dibuat untuk
inventarisasi tegakan tinggal dan penjarangan. Pada kawasan
pengelolaan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Batas blok
hutan produksi terbatas tidak dilakukan pula kegiatan
kerja tahunan dapat dibuat menggunakan batas alam atau
pembebasan.
buatan. Petak kerja adalah bagian dari blok kerja tahunan yang luasnya 100 Ha berbentuk bujur sangkar yang dibuat dengan batas buatan.