Pengertian dan Dasar Sistem Tebang Rumpang

A. Pengertian dan Dasar Sistem Tebang Rumpang

  Sistem silvikultur tebang rumpang diperkenalkan di Indonesia pertama kali oleh APS Sagala (1991) dari Balai Teknologi Reboisasi (BTR) Banjarbaru. Sistem ini merupakan perpaduan monocyclic dan polycyclic system. Penebangan dalam rumpang dilakukan secara serentak dengan sistem tebang habis mirip dengan monocyclic system. Tegakan utuh atau kantong pelestarian yang ditinggalkan disamping rumpang yang dipergunakan untuk lokasi penebangan pada siklus berikutnya mirip dengan polycyclic system.

  Rumpang adalah bentuk ruang terbuka hasil dari penebangan kelompok vegetasi berbentuk melingkar dengan ukuran 1 – 2 kali tinggi pohon tepinya. Pemanenan tebang rumpang adalah tebangan berdasarkan kelompok pohon di dalam bentuk rumpang. Perapihan rumpang adalah kegiatan membuat rumpang setelah penebangan pohon-pohon besar dengan menebang semua vegetasi di dalamnya kecuali permudaan.

  Menurut Sagala (1991), tebang rumpang dimaksudkan agar unit pengelolaan mempunyai bestek yang jelas serta kuvio yang dapat dikenali. Rumpang (gap) yang dibuat dapat berfungsi sebagai iklim mikro rumpang jenis klimak, mencegah terakumulasinya bahan bakar, penataan yang jelas dan permanen berdasarkan kuvio masing-masing sehingga dapat diketahui jenis dan jumlah pohon yang akan ditebang serta menjaga ekosistem hutan.

  Sistem tebang rumpang pertama kali diakui secara luas tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.11Menhut-II2009 dan Peraturan Dirjen BPK No. P.9VIBPHA2009.

  anak petak bisa terdapat 10-40 tegakan rumpang. Jarak

  Prinsip-prinsip Tebang Rumpang adalah:

  antar rumpang sekitar 100 meter.

  1. Sistem silvikultur tebang rumpang dilakukan pada tegakan

  5. Tegakan Rumpang adalah tegakan yang ditebang dalam

  tidak seumur (unevenaged stands)

  rumpang

  2. Teknik pemanenan dengan tebang kelompok (rumpang)

  6. Tegakan Utuh (TU) adalah tegakan rumpang yang

  secara teratur dan tersusun dalam satu jaringan jalan sarad

  ditinggalkan untuk ditebang 35 tahun yang akan datang.

  (yang menuju ke satu TPn)

  Daerah ini disebut juga kantong pelestarian.

  3. Unit manajemen terkecil adalah TPn

  7. Pembagian luasan dalam blok:

  4. Rumpang sebagai unit perlakuan silvikultur

  a. 40-60 merupakan kawasan produksi, yang terdiri:

  5. Mempertahankan keanekaragaman hayati

  40-50 tegakan rumpang dan 40-50 tegakan utuh

  6. Menciptakan ruang tumbuh optimal bagi permudaan

  b. 20-50 kawasan lindung yang tediri:

  Tujuan tebang rumpang adalah peningkatan produktivitas

   10-20 lembahsungai dan rawang

  tegakan hutan tidak seumur melalui tebang dalam kelompok

   20-30 daerah berlereng curam (>40)

  dan memanfaatkan ruang tumbuh dalam rumpang untuk

  8. Pada tegakan hutan perawan (virgin forest) dijumpai semai

  meningkatkan riap dalam rangka memperoleh panenan yang

  dorman yang berumur 5-20 tahun. Tidak bisa berkembang.

  lestari pada hutan alam produksi bekas tebangan di areal

  Bila musim kemarau panjang akan mati. Tapi bila semai ini

  IUPHHK atau KPHP. Tebang rumpang memiliki sifat :

  mendapat celahgap, maka pertumbuhan semai tinggi sekali

  1. Kompromi antara ekologi dan ekonomi

  (bagai melonjat)

  2. Mudah dalam pengendalian pengawasannya

  9. Pada virgin forest, tingkat pancang dan tiang sangat jarang

  Beberapa istilah yang dipergunakan dalam sistem Tebang

  karena tertekan dan ternaung

  Rumpang adalah:

  10. Struktur tegakan dalam hutan alam mengelompok. Dalam

  1. Blok tebangan adalah lokasi tebang tahunan yang

  satu kelompok bercampur antara pohon tebang dan pohon

  merupakan 135 luas areal pengelolaan (unit manajemen)

  medium (diameter 20-4959). Apabila pohon tebang

  setelah dikurangi kawasan lindung dan tidak efektif sepetti:

  diambil (ditebang), roboh dipotong dan di sarat pada medan

  non hutan, sempadan sungai, kelerengan >40, PUP,

  perbukitan, maka pohon medium akan ikut rusak. Hnya

  Plasma Nutfah, Areal Sumber Daya GenetikTegakan

  sedikit yang masih baik.

  BenihKebun Bibit.

  11. Material dasar rumpang berupa semai dorman.

  2. Petak Permanen adalah bagian dari Blok tebangan yang

  12. ACC berdasarkan luas areal, bukan berdasarkan riap

  dibatasi oleh batas alam (sungai trase jalan, punggung

  tegakan.

  bukit) dengan luas 100-1000 Ha.

  13. Tidak menebang jenis pohon tertentu (dilindungi)

  3. Anak petak adalah kesatuan lokasi tebangan yang

  14. Yang dikelola adalah tegakan hutan, bukan kayu. Tegakan

  ditentukan berdasarkan keberadaan jalan sarat dengan luas

  hutan meliputi vegetasi (pohon), tanah, bahan bakar dan

  2-10 Ha.

  satwa. Semua dikelola secara serentak (holistik).

  4. Rumpang adalah lokasi penebangan. Luas rumpang 1.000 -

  15. Setiap petak permanen harus mempunyai alamat yang jelas,

  2.500 m2 atau selebar 1-1,5 kali tinggi pohon tepi. Dalam

  yang dibuat dengan batas alam (jalan, sungai dll). Dalam setiap petak mengandung beberapa rumpang.

  16. Dalam pengelolaan hutan harus diketahui besteknya, yaitu

  2. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)

  bestek tegakan. Bestek adalah desian yang digunakan untuk

  PWH dilakukan secara efisien, efektif, tertib, dan ramah

  pekerjaan di lapangan. Bestek berfungsi untuk

  lingkungan. Beberapa langkah yang ditembuh antara lain:

  menjabarkan misi manajemen dalam bentuk konkrit dan

  a. Buat standar operating procedure (SOP

  terukur, menetapkan tujuan yang akan dicapai, sebagai

  b. Buat rencana lokasi base camp, TPK, TPn, pondok kerja,

  acuan kerja, tolak ukur keberhasilan, standar mutu produk

  dan lain-lain.

  yang dihasilkan dan menciptakan keseragaman pohon.

  c. Buat rencana jaringan jalan sarad pada setiap TPn, rencana

  Bestek tidak dapat dibuat pada tegakanhutan yang

  jalan utama dan jalan cabang.

  heterogen (berbeda tanah, iklim mikro dan tumbuhannya)

  d. Plotting semua calon rumpang untuk tahun berjalan (Ro)

  Kuvio adalah satuan teknik, yang mempunyai kesamaan

  dan calon rumpang untuk setengah umur daur berikutnya

  tanah, iklim mikro dan tumbuhannya (TIT) dan merupakan unit

  (Ro+½daur) pada jaringan jalan sarad.

  pengelolaan hutan. Setiap kuvio mempunyai alamat jelas,

  e. Siapkan daftar ukur yang diperlukan untuk mencatat hasil

  mempunyai data dasar dan mempunyai bestek yang jelas.

  risalah.

  Semua rumpang yang ditebang pada tahun yang sama (seumur) dapat disebut satu kuvio

  3. Risalah Hutan

  Risalah hutan dilakukan di dalam calon-calon rumpang

  B. Tahapan Kegiatan Tebang Rumpang

  tahun berjalan (Ro) pada setiap jaringan sarad. Kegiatan ini dilakukan sebelum penyusunan URKTUPHHK. Beberapa

  Tahapan Tebang Rumpang berdasarkan Peraturan Dirjen

  kegiatan yang dilakukan adalah:

  BPK No. P.9VIBPHA2009 adalah

  a. Pembautan SOP kegiatan risalah hutan

  1. Penataan Areal Kerja (PAK)

  b. Pembuatan peta rencana TPn, jalan sarad dan plotting

  2. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)

  rumpang hasil kegiatan

  3. Risalah Rumpang

  c. Pelaksanaan risalah hutan sesuai SOP

  4. Pembuatan rumpang

  5. Pembinaan rumpang

  4. Pembuatan Rumpang

  6. Pemanenan

  Pembuatan rumpang dilakukan dengan memanen

  7. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

  menggunakan sistem tebang habis pada setiap rumpang. Permudaan alam dari jenis komersial tetap dilindungi.

  1. Penataan Areal Kerja (PAK)

  Pekerjaan dilakukan secara efisien, efektif, tertib, dan ramah

  Kegiatan PAK dilakukan untuk menata areal ke dalam blok

  lingkungan.

  dan petak kerja tahunan berdasarkan RKUPHHK. Satu petak kerja di dalam TR adalah satu TPn dengan jaringan jalan sarad dan rumpang-rumpang yang didukungnya. Kegiatan ini dilakukan tidak lebih dari 4 tahun sebelum pemanenan.

  lereng curam (>40) hanya perhitungan kasar, detail lokasinya

  5. Pembinaan Rumpang

  ditentukan waktu kegiatan berjalan (kecuali sudah bisa dari awal).

  Kegiatan pembinaan rumpang ditujukan untuk memberikan

  2. Et- 5.

  ruang tumbuh optimal bagi individu-individu pohon terbaik

  Pembuatan trase jalan (utama dan cabang). Membuat petak

  serta menghilangkan individu pohon dan atau vegetasi lain

  permanen seluas 100-1000 Ha dengan menggunakan batas alam

  yang menaungi pohon terbaik. Kegiatan ini dilakukan dengan

  (sungai trase jalan, punggung bukit)

  cara:

  a. Memilih dan menandai anakan-anakan pohon terbaik satu

  3. Et- 3 Pembuatan Jalan (dengan intensitas 20-30 mHa)

  tahun setelah pembuatan rumpang, jarak antar anakan 3-4 m

  4. Et- 1

  b. Plotting setiap anakan terpilih di dalam setiap rumpang

  a. Menentukan lokasi TPn sepanjang jalan logging dengan

  untuk pembinaan dalam periode 2 tahunan sampai

  jarak 0,5-2 km

  permudaan bebas dari naungan.

  b. Membuat trase jalan sarat (bentuk tanduk rusa dengan jarak 100-700 meter dari TPK atau antar jalan sarat)

  6. Pemanenan

  c. Ploting rumpang (R), dengan ketentuan:

  Pemanenan dilakukan di setiap rumpang menggunakan

  Luas R=1000-2000 m2, diameter 1-1,5 kali tinggi pohon

  sistem tebang habis pada daur tebang yang telah ditentukan

  tepi. Jumlah pohon dipanen 3-8 pohon. Jarak antar R lebih

  dengan tidak membuat TPn dan jalan sarad baru. TPn, jalan

  kurang 100 meter (celahnya merupakan TU)

  sarad dan rumpang sebagai satu kesatuan yang permanen.

  5. Et + 0 PenebanganPembalakan. Potensi dihasilkan 300- 600 m3Ha semua jenis berdiameter 20 cm up (70-80

  7. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

  berdiameter 50 cm up)

  Perlindungan dan pengamanan dari kebakaran, perambahan,

  6. Et + 1 Perapihan Rumpang. Mematikan sisa-sisa pohon

  dan pencurian hasil hutan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

  dalam rumpang. Biasanya pohon ini sudah cacat.

  memberikan kepastian usaha dalam pengelolaan hutan produksi.

  7. Et +3. Pembebasan tajuk. Dipilih pohon kanopi atasPCA

  Menurut Sagala (1991) tahapan dan tata waktu Tebang

  (pohon binaan). Diberi tanda cat. Dibebaskan tajuk dengan

  Rumpang sebagai berikut:

  jarak 5-7 m (dijarangi)

  8. Et + 5 Kegiatan sama seperti Et+3

  1. Et-N.

  9. Et + 8 Pembebasan tajuk dengan jarak 15-20 m

  Pada waktu menyusun RKUPHHK yang meliputi seluruh

  10. Et + 15 Kegiatan sama dengan Et+8

  jangka waktu pengusahaan hutan dilakukan penataan areal.

  11. Et + 36. Penebangan Tegakan Utuh (disamping TR +36)

  Menentukan kawasan lindung yang telah dapat diketahui atau

  12. Et + 70 Penebangan rotasi 2 tegakan rumpang.

  dihitung seperti: PUP, Plasma nutfah, Tegakan benih, Sempadan sungai (hanya sungai besar: Kapuas, Mendaun, Tabulus) kawasan konservasi (kalau ada). Penentuan daerah

  II

  e. Penebangan. Semua pohon berdiameter 20 cm up

  I, II, III, IV dst = Petak

  dimanfaatkan. Pembersihan rumpang dilakukan pada

  Jalan Utama Sungai

  semua vegetasi kecuali tingkat semai

  f. Pembinaan permudaan dan tegakan dalam rumpang.

  III

  g. Siklus tebang pada areal (rumpang) yang sama selama

  I

  Jalan

  70 tahun. Siklus tebang pada petak yang sama selama

  Cabang

  35 tahun, yaitu pada tegakan utuh kantong pelestarian

  Jalan Sarad

  disamping rumpang pertama.

  Kuvio