Studi Kelayakan 1.Studi Kelayakan Proyek

58 Berdasarkan pada analisa terhadap 3 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian memperlihatkan LOKASI A merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk proyek “ Pusat Rehabilitasi HIVAIDS di Medan “, karena:  Lokasi memiliki tingkat ketenangan yang relatif tenang.  Lokasi masih dekat dengan area yang alami masih banyak lahan hijau, cocok untuk terapi alam.  Lokasi memiliki aksesbilitas yang mudah. 2.4. Studi Kelayakan 2.4.1.Studi Kelayakan Proyek HIVAIDS merupakan masalah global. Di Indonesia sendiri, masalah penyakit HIVAIDS ini juga sudah menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan, dikarenakan tingkat penyebarannya yang semakin meningkat dan jumlah kasus pengidap HIVAIDS yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan epidemi HIV di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di Asia. Saat ini Indonesia termasuk dalam 5 besar negara dengan jumlah infeksi virus HIV terbesar di Asia bersama India, Thailand, Nepal, dan Myanmar. Kasus HIVAIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1987 yaitu ada sebanyak 3 orang warga Indonesia yang HIV +, satu di Bali dan 2 di Jakarta. Setelah itu, penyebarannya sudah ditemukan di 32 provinsi dan 178 kabupatenkota di Indonesia. DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, serta Maluku, merupakan provinsi-provinsi yang melaporkan kasus AIDS terbanyak KPAN,2007. Yang paling mengkhawatirkan dari tingkat penyebaran HIVAIDS adalah bahwa angka-angka penderita terus berkecenderungan naik secara berlipat ganda dari tahun ke tahun, dan sebagian besar menyerang kelompok usia produktif 20 tahun - 29 tahun. Penyakit HIVAIDS ini sering diibaratkan sebagai fenomena Gunung Es Iceberg Phenomenon , dimana yang terlihat hanya yang ada di permukaannya, tetapi kasus sebenarnya lebih besar, dimana jumlah dari penderita yang tampak lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita tidak nampak atau belum mengetahui dirinya sudah terinfeksi virus HIV, mengingat masih banyak sekali orang yang sudah Universitas Sumatera Utara 59 terinfeksi virus HIV namun masih belum mengetahuinya atau berada pada periode jendela. Salah satu konsekuensi dari epidemi ganda HIVAIDS adalah meningkatnya jumlah bayi dan anak yang terinfeksi HIV. Jika program pencegahan dan perawatannya masih terbatas, menurut Kementrian Kesehatan, pada tahun 2020 jumlah pengidap HIVAIDS bisa mencapai 1,6 juta.  Dari segi kebijakan pemerintah Salah satu target dari pemerintah Indonesia yang tertuang pada agenda Millenium Development Goal MDG yaitu pada agenda ke- 6 “Memerangi HIVAIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya” yang berisi : a. Target A : mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIVAIDS hingga tahun 2015. b. Target B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIVAIDS bagi semua yang membutuhkan. Adapun kebijakan yang ada mengenai HIVAIDS oleh pemerintah antara lain : 1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi dan menghadapi epidemi yang ada, melalui: i Peningkatan jumlah fasilitas perawatan, pengobatan, serta konseling dan testing HIV yang berkelanjutan. ii Penguatan kemampuan menerapkan upaya pencegahan. iii Peningkatan cakupan seluruh program pencegahan dan pengobatan. iv Mengembangkan panduan nasional untuk pengarusutamaan HIVAIDS dan penyesuaian terhadap kondisi setempat. v Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian HIVAIDS. 2. Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam upaya pencegahan, perawatan, dan pengobatan HIVAIDS pada populasi rentan, melalui : i Penyediaan layanan KIE Komunikasi, Informasi, dan Edukasi. ii Pelaksanaan penjangkauan terhadap masyarakat pada kelompok paling beresiko. iii Peningkatan cakupan penggunaan kondom. Universitas Sumatera Utara 60 iv Mengurangi prasangka di lingkungan para petugas kesehatan, di masyarakat, dan di antara para pasien. v Pengembangan lingkungan yang lebih kondusif untuk mengurangi stigma dan diskriminasi. 3. Mobilisasi sumber dana untuk penanggulangan HIVAIDS, melalui : i Pengintegrasian program penanggulangan HIVAIDS ke dalam program- program pembangunan. ii Mobilisasi sumber dana tambahan dalam pengendalian HIVAIDS. iii Pengembangan public private partnership PPP. 4. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan good governance , melalui : i Penguatan organisasi dan kelembagaan untuk berkontribusi terhadap sebuah strategi terpadu. ii Penguatan peran KPAN Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan KPA Komisi Penanggulangan AIDS daerah. iii Penguatan kemitraan dengan berbagai sektor. iv Menetapkan peran pemerintah pusat, daerah, dan kabupaten dalam menangani HIVAIDS. v Merumuskan pedoman nasional untuk pengarusutamaan HIVAIDS. vi Mengupayakan pendekatan inklusif. 5. Memperkuat sistem informasi dan sistem monitoring dan evaluasi, melalui : i pelaksanaan monitoring dan analisis kesehatan, khususnya surveilans generasi kedua. ii Menyediakan informasi kepada para pembuat kebijakan.  Dari Segi Kebutuhan di Masyarakat Di masyarakat sering ditemukan banyak fakta yang menjadi tantangan- tantangan dalam mengendalikan pandemi HIVAIDS. Adapun fakta-fakta yang ada di masyarakat yaitu : Universitas Sumatera Utara 61 1. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan dalam pencegahan, perawatan, dan pengobatan HIVAIDS. Sistem layanan kesehatan perlu diperkuat dalam menangani kasus HIVAIDS antara lain di bidang pencegahan, diagnostik, pengobatan, perawatan, keamanan transfusi darah dan kewaspadaan universal. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan salah satu pemicu semakin meningkatnya jumlah kasus penderita HIVAIDS. 2. Masih lemahnya koordinasi lintas sektor serta sistem monitoring dan evaluasi. Pemberantasan HIVAIDS membutuhkan peran serta berbagai sektor yang memerlukan koordinasi yang efektif dalam mendesain dan menerapkan strategi dan intervensi. 3. Masih adanya hambatan terkait stigmatisasi dan diskriminasi ODHA di masyarakat serta adanya ketidaksetaraan gender dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Walaupun program komunikasi perubahan perilaku dan KIE tetap diupayakan terus sebagai bagian dari strategi pengendalian HIVAIDS, namun belum mampu mengimbangi cepatnya penyebaran infeksi HIVAIDS ke seluruh penjuru negeri. Padahal langkah-langkah yang dianggap efektif untuk mengurangi peningkatan serta mengendalikan laju penyebaran jumlah penderita HIVAIDS adalah dengan : a. Peningkatan akses perawatan dan pengobatan rehabilitasi bagi mereka yang sudah terinfeksi virus HIVAIDS, sehingga dapat mencegah seseorang sebelum dia berada pada tingkatan beresiko. Jika sudah tervonis HIVAIDS setidaknya program ini dapat membantu mengobati seorang penderita agar memiliki daya tahan tubuh. Dengan adanya sebuah pusat rehabilitasi juga dapat turut meningkatkan akses pengobatan bagi para pengidap HIVAIDS. b. Pelaksanaan tes sukarela pada klinik VCT Volunteery Counceling Test untuk pengecekan status HIV seseorang sedini mungkin. Pengecekan HIV dini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah seseorang sudah terjangkit virus HIV atau tidak. Jika seseorang sudah mengetahui dirinya terjangkit virus HIV, dengan demikian ia dapat mengadopsi perilaku yang lebih aman serta mengakses Universitas Sumatera Utara 62 layanan kesehatan sedini mungkin untuk mendapatkan layanan yang dibutuhkan. c. Pelaksanaan program sosialisasi dan informasi HIVAIDS kepada masyarakat. Dengan demikian, stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHA orang dengan HIVAIDS dapat berkurang. Karena pada kenyataannya, masyarakat kurang memahami bagaimana cara penularan virus HIV ini dengan sempurna, sehingga mereka cenderung takut dan mengucilkan para ODHA. Pengetahuan mengenai HIVAIDS dan pencegahannya sangat penting untuk menerapkan perilaku sehat. Maka berdasarkan pada fakta-fakta yang ada di masyarakat dan berdasarkan pada program-program yang dianggap efektif dalam menekan pertambahan jumlah kasus HIVAIDS, jelaslah bahwa sangat dibutuhkan peningkatan akses pelayanan kesehatan terhadap para pengidap HIVAIDS, serta penginformasian dan sosialisasi HIVAIDS kepada masyarakat. Jumlah statistik kasus penderita HIVAIDS di Sumatera Utara juga semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Adapun jumlah penderita HIVAIDS sampai Januari 2011 sudah tercatat ada sebanyak 2.616 kasus 1.801 orang berstatus HIV positif dan 1.055 orang berstatus AIDS. Salah satu pemicu hal ini dikarenakan para penderita HIVAIDS masih kurang mendapatkan akses pelayanan kesehatan atau masih mendapatkan akses pelayanan yang kurang memadai. Selama ini, mereka hanya mendapat pengobatan di rumah sakit rujukan, antara lain Komisi Penanggulangan AIDS Sumatera Utara : 1. RSUP.H.ADAM MALIK Di bagian Pusat Pelayanan Khusus Pusyansus 2. RS.HAJI US-SYIFA MEDAN 3. RSU.Dr.PRINGADI 4. RS.POLDA SUMUT 5. RSU.LUBUK PAKAM 6. RS.KESDAM II BUKIT BARISAN MEDAN 7. RS.HKBP BALIGE 8. RS.KABANJAHE 9. RSU.PEMATANG SIANTAR Universitas Sumatera Utara 63 Oleh karena itu sangat diperlukan adanya suatu “Pusat Rehabilitasi HIVAIDS di Medan ” untuk merawat dan memberikan pengobatan kepada para pengidap HIVAIDS ini, mengingat jumlah pengidap HIVAIDS di Sumatera Utara sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Pada setiap pusat perawatan rehabilitasi HIVAIDS selalu dibutuhkan adanya penyediaan klinik VCT Voluntary Counselling Test untuk pengecekan HIV dini dan konseling kepada masyarakat yang mengecek status HIV. Adapun kegunaan dari klinik VCT ini adalah agar masyarakat, terutama mereka yang tergolong dalam kelompok beresiko, bisa memeriksakan status HIV mereka, untuk mencegah perilaku yang beresiko, serta dapat merencanakan tindakan ke depan jika hasil tes HIV positif. Adapun perkembangan statistik kasus penderita HIVAIDS di Sumatera Utara dari tahun 2009-2011 antara lain :

A. Statistik kasus penderita HIVAIDS tahun 2009

Di tahun 2009, pada bulan April 2009, tercatat jumlah pengidap HIVAIDS di Sumatera Utara ada sebanyak 1.680 orang. Adapun statistik kasus HIVAIDS sampai bulan April 2009 antara lain Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, April 2009 : 1 Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Usia HIV+ AIDS Jumlah 1 tahun 3 2 5 1-4 tahun 6 2 8 5-9 tahun 5 5 10-19 tahun 32 14 46 20-29 tahun 500 421 921 30-39 tahun 216 317 523 40-49 tahun 33 88 121 50 tahun 13 28 41 Jumlah 808 872 1680 Tabel 2.6. Statistik data berdasarkan tingkat usia tahun 2009. 2 Berdasarkan faktor resiko Universitas Sumatera Utara 64 Faktor Resiko HIV+ AIDS Jumlah Heteroseksual 314 328 634 Homoseksual 13 10 22 Intra Drug User 327 259 576 Transfusi Darah 27 8 35 Perinatal 13 4 15 Ibu Rumah Tangga 23 7 30 Biseksual 2 5 7 Tidak Diketahui 110 251 361 Jumlah 808 872 1680 Tabel 2.7. Statistik data berdasarkan faktor resiko tahun 2009. 3 Berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin HIV + AIDS Jumlah Laki-laki 598 741 1335 Perempuan 210 131 341 Jumlah 808 872 1680 Tabel 2.8. Statistik data berdasarkan jenis kelamin tahun 2009. 4 Berdasarkan Kabupaten Kota No. Kabkota HIV+ AIDS Total 1 Medan 600 581 1181 2 P.Siantar 9 41 50 3 T.Tinggi 5 8 13 4 Deli Serdang 76 66 142 5 Langkat 1 9 10 6 Tap.Selatan 1 3 4 7 Labuhan Batu 1 7 8 8 Tobasa 26 42 68 9 Simalungun 58 20 78 10 Dairi 2 10 12 11 Sibolga 2 1 3 Universitas Sumatera Utara 65 12 Tanjung Balai 1 2 3 13 Karo 11 28 39 14 Binjai 6 12 18 15 Taput 4 11 15 16 Asahan 4 12 16 17 Tap.Tengah - 1 1 18 Samosir 1 5 6 19 Sergei - 4 4 20 Batu Bara - 1 1 21 Nias - 1 1 22 Humbahas - 1 1 23 Luar Propinsi - 4 4 Tabel 2.9. Statistik data berdasarkan Kabupaten Kota tahun 2009.

B. Statistik kasus penderita HIVAIDS tahun 2010

Di tahun 2010, pada bulan Oktober 2010, sudah tercatat pengidap HIVAIDS ada sebanyak 2.511 penderita, dimana 1.044 orang sudah terinfeksi HIV dan 1.467 orang sudah berstatus AIDS. Adapun statistik kasus sampai Oktober 2010 antara lain Komisi Penanggulangan AIDS Sumatera Utara : 1 Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Usia HIV+ AIDS Jumlah 1 tahun 5 7 12 1-4 tahun 24 4 28 5-9 tahun 5 - 5 10-19 tahun 35 17 52 20-29 tahun 616 696 1312 30-39 tahun 252 596 848 40-49 tahun 57 141 198 50 tahun 22 41 63 Jumlah 1016 1502 2518 Tabel 2.10. Statistik data berdasarkan tingkat usia tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 66 2 Berdasarkan Kabupaten Kota No. Kabkota HIV+ AIDS Total 1 Medan 730 934 1664 2 P.Siantar 23 67 90 3 T.Tinggi 5 8 13 4 Deli Serdang 94 101 195 5 Langkat 5 20 25 6 Tap.Selatan 1 3 3 7 Labuhan Batu 7 8 15 8 Tobasa 35 76 111 9 Simalungun 60 34 94 10 Dairi 4 18 22 11 Sibolga 3 1 4 12 Tanjung Balai 2 3 5 13 Karo 32 83 115 14 Binjai 13 26 39 15 Taput 5 4 19 16 Asahan 6 24 36 17 Tap.Tengah 1 3 4 18 Samosir 4 6 10 19 Sergei 1 9 10 20 Batu Bara 2 4 6 21 Nias 1 6 7 22 Humbahas - 1 1 23 P.Sidempuan 1 - 1 24 Padang Lawas - 2 2 25 Pak-Pak Barat - 1 1 Jumlah 1016 1502 2518 Tabel 2.11. Statistik data berdasarkan Kabupaten Kota tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 67

C. Statistik kasus penderita HIVAIDS tahun 2011

Di tahun 2011, pada bulan Januari 2011, sudah tercatat pengidap HIVAIDS ada sebanyak 2.616 penderita, dimana 1.081 orang sudah terinfeksi HIV dan 1.535 orang sudah berstatus AIDS. Adapun statistik kasus sampai Januari 2011 antara lain Komisi Penanggulangan AIDS Sumatera Utara : 1 Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Usia HIV+ AIDS Jumlah 1 tahun 3 2 5 1-4 tahun 24 4 28 5-9 tahun 5 5 10-19 tahun 35 18 53 20-29 tahun 638 728 1366 30-39 tahun 291 593 884 40-49 tahun 63 148 211 50 tahun 22 42 64 Jumlah 1081 1535 2616 Tabel 2.12. Statistik data berdasarkan tingkat usia tahun 2011. 2 Berdasarkan Faktor Resiko Faktor Resiko HIV+ AIDS Jumlah Heteroseksual 519 922 1441 Homoseksual 16 17 33 Intra Drug User 370 520 890 Transfusi Darah 32 26 58 Perinatal 27 6 33 Ibu Rumah Tangga 24 7 31 Biseksual 2 5 7 Hetero IDUs 89 30 119 Lain-lain 2 2 4 Tabel 2.13. Statistik data berdasarkan faktor resiko tahun 2011. Universitas Sumatera Utara 68 3 Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 2056 Perempuan 560 Jumlah 2616 Tabel 2.14. Statistik data berdasarkan jenis kelamin tahun 2011. 4 Berdasarkan Kabupaten Kota No. Kabkota HIV+ AIDS Total 1 Medan 755 984 1739 2 P.Siantar 24 71 95 3 T.Tinggi 5 8 13 4 Deli Serdang 96 103 199 5 Langkat 6 21 27 6 Tap.Selatan 1 3 4 7 Labuhan Batu 8 8 16 8 Tobasa 35 78 113 9 Simalungun 61 34 95 10 Dairi 6 20 26 11 Sibolga 3 1 4 12 Tanjung Balai 2 3 5 13 Karo 33 84 117 14 Binjai 14 27 41 15 Taput 5 14 19 16 Asahan 6 24 30 17 Tap.Tengah 1 3 4 18 Samosir 4 6 10 19 Sergei 2 10 12 20 Batu Bara 2 4 6 21 Nias 1 6 7 22 Dolok Sanggul - 2 2 23 Kab.P.Sidempuan 1 - 1 Universitas Sumatera Utara 69 24 Padang Lawas - 2 2 25 Luar Propinsi 10 18 28 25 Pak-Pak Barat - 1 1 Jumlah 1081 1535 2616 Tabel 2.15. Statistik data berdasarkan Kabupaten Kota tahun 2011. Peningkatan statistik jumlah kasus yang selalu bertambah setiap tahunnya ini menunjukkan bahwa terjadi penambahan yang begitu signifikan setiap tahunnya. Adapun grafik kenaikan jumlah penderita setiap tahunnya yaitu : Gambar 2.32. Grafik peningkatan jumlah penderita HIVAIDS tahun 1992-2011. Banyaknya jumlah penderita ini yang selalu bertambah setiap tahunnya tentunya harus diimbangi dengan jumlah akses pelayanan kesehatan bagi mereka. Sosialisasi HIVAIDS harus tetap dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan kasus penderita HIVAIDS, serta untuk penekanan stigma dan diskriminasi di masyarakat. Sosialisasi dan informasi mengenai HIVAIDS kepada masyarakat juga sangat penting karena, yang ada sekarang masih kurang maksimal, padahal faktor resiko terbesar orang bisa terinfeksi HIV adalah orang yang tidak mengerti tentang penyakit tersebut. Sosialisasi dan informasi HIVAIDS juga perlu dilakukan untuk penyandang HIVAIDS sehingga mereka dapat lebih mengerti tentang HIVAIDS, merencanakan tindakan ke depan, dan dapat mencegah perilaku beresiko. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 T ah u n 1 9 9 2 T ah u n 1 9 9 3 T ah u n 1 9 9 4 T ah u n 1 9 9 5 T ah u n 1 9 9 6 T ah u n 1 9 9 7 T ah u n 1 9 9 8 T ah u n 1 9 9 9 T ah u n 2 T ah u n 2 1 T ah u n 2 2 T ah u n 2 3 T ah u n 2 4 T ah u n 2 5 T ah u n 2 6 T ah u n 2 7 T ah u n 2 8 T ah u n 2 9 T ah u n 2 1 T ah u n 2 1 1 Jumlah Penderita HIV Universitas Sumatera Utara 70 Penampungan dan pembinaan terhadap anak-anak penyandang HIVAIDS yang yatim piatu juga merupakan salah satu hal yang melatarbelakangi proyek ini. Dimana anak-anak ini cenderung terlantar di masyarakat. Dengan adanya Pusat Rehabilitasi ini, diharapakan dapat menampung, merawat serta membina anak-anak penyandang HIVAIDS ini. Selain itu, juga perlu diadakan fasilitas pendukung bagi para ODHA pada pusat rehabilitasi ini, seperti misalnya penyediaan fasilitas rekreasi dan pendidikan, fasilitas kelompok dukungan sebaya, fasilitas informasi dan sosialisasi, dimana di tempat ini, mereka tidak hanya mendapatkan perawatan, melainkan mereka tetap dapat melaksanakan aktivitas yang mereka sukai sebagai bagian dari terapi alternatif misalnya bermain musik sebagai bagian dari terapi musik, dan mereka dapat turut serta dalam upaya sosialisasi terhadap masyarakat mengenai HIVAIDS. Jadi dengan adanya Pusat Rehabilitasi HIVAIDS di Medan ini dapat menjadi sebuah wadah yang mampu menampung segala kegiatan yang ada, meliputi kegiatan perawatan dan pengobatan terhadap para penyandang HIVAIDS, pengecekan HIV dini dengan pengadaan klinik VCT, penampungan dan pembinaan terhadap anak- anak ODHA yatim piatu, rumah singgah bagi para ODHA kelompok dukungan sebaya, sosialisasi dan informasi HIVAIDS kepada masyarakat luas terutama kepada kelompok beresiko. 2.4.2.Studi Kelayakan Lokasi 2.4.2.1.Berdasarkan Kecenderungan Perkembangan Bangunan Kesehatan Berdasarkan Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan, maka WPP yang cocok untuk lokasi proyek sarana kesehatan ini adalah WPP E. Jika kita melihat dari kecenderungan pembangunan rumah sakit, antara lain : - Di WPP A ada sebanyak 2 rumah sakit - Di WPP B ada sebanyak 3 rumah sakit - Di WPP C ada sebanyak 5 rumah sakit - Di WPP D ada sebanyak 8 rumah sakit - Di WPP E ada sebanyak 13 rumah sakit Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 2.33. Gambar pemetaan titik-titik rumah sakit. Keterangan Gambar : 1. RS. Islam Malayati : Jl. Kejaksaan 2. RSU. Dr. Pringadi : Jl. Perintis Kemerdekaan Universitas Sumatera Utara 72 3. RS. Mitra Medika : Jl. Yos Sudarso 4. RS. Putri Hijau Bukit Barisan : Jl. Putri Hijau 5. RSU. Herna : Jl. Dr. TD. Pardede 6. RSU. Permata Bunda : Jl. Sisingamangaraja 7. RSU. Tembakau Deli : Jl. Putri Hijau 8. RS. Methodist : Jl. MH. Thamrin 9. RSU. Deli : Jl. Merbabu 10. RSU. Vina Estetica : Jl. Iskandar Muda 11. RSU. Imelda : Jl. Bilal 12. RS. Harapan Ibu : Jl. Gereja 13. RS. Bersalin Sejahtera : Jl. Karya 14. RSU. Helvetia : Jl. Kapten Sumarsono 15. RSU. Prof. Dr. Boloni : Jl. Robert Wolter Monginsidi 16. RSU. Siti Hajar : Jl. Letjen Jamin Ginting 17. RSU. Advent : Jl. Jenderal Gatot Subroto 18. RS. Martha Friska : Jl. Yos Sudarso 19. RSU. Bina Sejahtera : Jl. Titi Pahlawan 20. RS. Islam Ummah : Jl. Ismaliyah 21. RSU. Methodist Sussana Weshey : Jl. Harmonika 22. RSU. Mitra Persada : Jl. Letnan Jamin Ginting 23. RSU. Delima : Jl. Yos Sudarso 24. RSU. Ellyas : Jl. HM. Joni 25. RS. Widya Husada : Jl. Mustapa 26. RSU. Hirasma : Jl. Jend. Gatot Subroto 27. RSUP. H.Adam Malik : Jl. Bunga Lau 28. Modern Holistic Centre : Jl. Sei Kera 29. RSU. Sari Mutiara : Jl. Kapten Muslim Dari gambar diatas jelas terlihat bahwa kecenderungan pembangunan rumah sakit kebanyakan berada di WPP E, maka proyek yang bergerak di bidang kesehatan ini juga cocok berada di WPP E. Universitas Sumatera Utara 73 2.4.2.2.Berdasarkan Tingkat Kepadatan Pada WPP E luas wilayah : 7.423,84 Ha tercatat ada beberapa kecamatan yaitu:  Kecamatan Medan Barat 682 Ha .  Kecamatan Medan Helvetia 1.155 Ha .  Kecamatan Medan Petisah 493 Ha .  Kecamatan Medan Sunggal 646,8 Ha .  Kecamatan Medan Selayang 2.379 Ha .  Kecamatan Medan Tuntungan 2.068,04 Ha . Adapun jumlah penduduk pada tahun 2009 pada masing-masing kecamatan, antara lain :  Kecamatan Medan Barat : 79.098 jiwa  Kecamatan Medan Helvetia : 145.376 jiwa  Kecamatan Medan Petisah : 68.120 jiwa  Kecamatan Medan Sunggal : 110.667 jiwa  Kecamatan Medan Selayang : 85.678 jiwa  Kecamatan Medan Tuntungan : 70.073 jiwa Analisa perhitungan luas lahan per jumlah jiwa pada masing-masing kecamatan:  Kecamatan Medan Barat = 6.820.000 m 2 : 79.098 orang = 86,22 m 2 orang  Kecamatan Medan Helvetia = 11.550.000 m 2 : 145.376 orang = 79,45 m 2 orang  Kecamatan Medan Petisah = 4.930.000 m 2 : 68.120 orang = 72,37 m 2 orang  Kecamatan Medan Sunggal = 6.468.000 m 2 : 110.667 orang = 58,46 m 2 orang  Kecamatan Medan Selayang= 23.790.000 m 2 : 85.678 orang = 277,68 m 2 orang  Kecamatan Medan Tuntungan= 20.680.000 m 2 : 70.073 orang = 295,12 m 2 orang Maka berdasarkan pada analisa perhitungan luas lahan per jumlah jiwa pada masing-masing kecamatan, didapatkan bahwa pada Kecamatan Medan Tuntungan Universitas Sumatera Utara 74 merupakan daerah yang paling besar nilai luas lahan per jumlah jiwa, sehingga lokasi memiliki kepadatan yang lebih rendah dan tingkat ketenangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Oleh karena itu, proyek ini memang layak dibangun di Kecamatan Medan Tuntungan. 2.5. Tinjauan Fungsi 2.5.1.Deskripsi Pengguna