nilai alpha harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima Ferdinand, 2002:63.
4.6.2 Statistik Deskriptif
Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran umum untuk profil dari sampel. Untuk lebih memperjelas objek yang diteliti akan dikemukakan
gambaran umum mengenai demografi responden penelitian meliputi jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi
absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran dan deviasi standar.
4.6.3 Uji Asumsi Klasik
Ada tiga uji asumsi klasik yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi. Asumsi tersebut adalah normalitas dan tidak terjadi
multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Pengujian ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin terjadi jika asumsi tersebut tidak bisa
dipenuhi. 1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak Ghozali, 2005. Cara untuk menguji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan grafik histogram dan grafik
normal plot. Pengujian normalitas data dilakukan dengan cara melihat jika sebaran data yang menyebar ke semua daerah kurva normal, maka
disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Demikian juga dengan
Universitas Sumatera Utara
grafik normal P-Plot, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka data mempunyai distribusi normal. Untuk
memastikan normalitas data, peneliti juga melakukan Uji normalitas dengan Skewness dan Kurtosis. Syarat data yang normal adalah jika nilai Z
Skew
dan Z
Kurt
1,96 atau -1,96 signifikansi 0,05. 2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2005.Jika
suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel dependen.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara berikut ini Ghozali, 2005:92: a Nilai deskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan nilai F test yang
sangat tinggi, serta tidak atau hanya sedikit nilai t test yang signifikan. b Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel
dependen dengan menggunakan Variance Inflating Factor VIF dan Tolerance Value
. Batas VIF adalah 10 dan Tolerance Value adalah 0.1 jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1
maka terjadi multikolinearitas dan harus dikelompokkan dari model. 3. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini akan digunakan metode chart Diagram Scatterplot, dengan dasar pemikiran bahwa Santoso, 2000:
a Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian
menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. b Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar ke atas dan dibawah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6.4 Pengujian Hipotesis