66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil deskripsi tentang proses pembuatan gonrang sidua-dua dan teknik memainkan gonrang sidua-dua, maka penulis dapat melihat bagaimana
proses pembuatan dan teknik memainkan gonrang sidua-dua. Karena menurut informan penulis bahwa dengan mengetahui proses pembuatan dan teknik
memainkan gonrang sidua-dua, dapat mengetahui proses pembuatan dan teknik memainkan beberapa alat-alat musik lainnya.
Seperti dalam pokok permasalahan penulis yang mengkaji dalam proses pembuatan gonrang sidua-dua meliputi dalam pencarian bahan-bahan
“konstruksi” gonrang sidua-dua yang alami dan menyiapkan bahan-bahan baku sederhana sebagai alat membuat gonrang sidua-dua.
Adapun “konstruksi” dalam pembuatan gonrang sidua-dua, meliputi
kayu “ nangka” sebagai “badan” gonrang sidua-dua,
kayu “hali hambang-hambang” sebagai “stik” gonrang sidua-dua
, Kulit “kambing” sebagai “membran”gonrang sidua-dua. Setelah bahan-bahan konstruksi tersebut terkumpul, maka melakukan proses pembuatan
dengan bahan-bahan baku sederhana yang meliputi, pukkor bor, pahat pukkon, pahat panjang, pahat besar, kikir, martil kayu, masrtil besi, jangka busur, pisau,
batu gosok, cangkul kayu takke, pahat biasa tuhil, gergaji, dan lain sebagainya. Dalam proses pembuatan gonrang sidua-dua ini, memerlukan waktu
selama minimal 3 tiga bulan, karena dalam penjemuran “kulit kambing” agar
Universitas Sumatera Utara
67 menjadi kulit yang kuat dan dapat menjadikan
“membran” suara ritem yang akan dihasilkan, dan waktu selebihnya dapat melakukan proses pembuatan yang
lainnya. Dalam proses pembuatan ini juga memerlukan “ketelitian”, karena
menurut Bapak Rosul Damanik jika ada salah dalam proses pembuatan yang salah “melubangi, salah kikis merapikanmembersihkan badan gonrang, dalam
pengikatan rotan pada kedua sisi” maka akan melakukan pengulangan dalam proses pembuatan.
Seperti dalam pokok permasalahan, penulis juga mengkaji dalam teknik permainan gonrang sidua-dua oleh informan Bapak Rosul Damanik, bahwa
gonrang sidua-dua sebuah alat musik Simalungun yang merupakan alat musik membranofon yang pembuatannya menggunakan bahan baku alami dengan proses
yang cukup lama menggunakan alat-alat yang sederhana tidak menggunakan alat elektronika dan teknik memainkannya dengan memukul menggunakan pamalu
dan menghasilkan pukulan sebagai tempo pengiring dalam alat musik sarunei. Gonrang sidua-dua meupakan 2 dua buah gonrang bolon yang mengikuti
alunan suara sarunei bolon yang disertai 2 dua buah gong dan 2 dua buah momongan dan juga sebagai ritem pengiring melodi alat musik Simalungun yaitu
sarunei. Adapun panggual pemain musik yang dibutuhkan 2 dua orang dan saling berhadapan, agar mudah dalam berkomunikasi seketika gual lagu berganti
ke lagu yang lainnya. Teknik memainkan gonrang sidua-dua memerlukan alat bantu berupa 1
satu dan 2 dua pamalu. Dalam permainan 1 pamalu biasanya menghasilkan pukulan dalam tempo lambat topap yang disebut sitopapon. Dalam permainan
Universitas Sumatera Utara
68 1 satu pamalu ini juga sering dimainkan untuk upacara ritual, upacara
perkawinan, upacara kematian dan sering juga pada saat pertunjukan Budaya Simalungun. Dalam permainan 2 dua pamalu, adapun contoh lagu yang sering
digunakan dalam permainan menggunakan 2 dua pamalu, yaitu haro-haro. Permainan dalam 2 dua pamalu ini juga sering dimainkan dalam acara panen
massal panen bersamaan, sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pemberiaan panennya kepada masyarakat yang ada didaerah
tersebut. Adapun penyajian proses pembuatan dan teknik memainkan gonrang
sidua-dua oleh informan terkait tulisan ini bukan menjadi patokan akan ‘keaslian’
kesenian ini. Data yang penulis dapat selama di lapangan dan di laboratorium merupakan informasi yang akan mendukung pelestarian kesenian ini. Mengingat
disiplin Etnomusikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari musik dalam konteks kebudayaan, dimana musik yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri yang
berarti bentuk kesenian suatu kebudayaan sifatnya dinamis, baik itu ada yang bertambah maupun ada yang berkurang. Sehingga tulisan ini juga akan menjadi
pedoman untuk melihat kesenian tradisi ini hidup. Begitu juga dalam hal proses pembuatan, sifatnya juga dinamis, baik ada yang bertambah maupun ada yang
berkurang. Setelah mendapatkan informasi tentang proses pembuatan dan teknik
permainan gonrang sidua-dua secara lisan dan tulisan dari informan dan beberapa teori dan sumber lainnya, maka dapat membantu pembaca dalam mempelajari
Universitas Sumatera Utara
69 proses pembuatan dan teknik memainkannya terkhusus untuk masyarakat
Simalungun.
5.2 Saran