7 Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2010-2012”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh parsial dan signifikan
terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh parsial dan signifikan terhadap
integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ?
3. Apakah leverage berpengaruh parsial dan signifikan terhadap integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010- 2012 ?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh parsial dan signifikan terhadap
integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ?
5. Apakah kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan
profitabilitas berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun
2010-2012 ?
8
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dilakukan, yaitu : 1.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan signifikan kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012. 2.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan signifikan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012. 3.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan signifikan leverage terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar
di BEI tahun 2010-2012. 4.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan signifikan profitabilitas terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar
di BEI tahun 2010-2012. 5.
Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh secara bersama-
sama dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ?
9
1.3.2. Manfaat Penelitian
Diharapkan penellitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami
kepemilikan manajerial , ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terkait dengan laporan keuangan sehingga dapat
meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan. 2.
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta bukti empiris mengenai karakterisitik elemen-
elemen pengaruh good corporate gocernance bagi para akademis maupun praktisi. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori akuntansi terutama berkaitan dengan konsep konservatisme tekait dengan intgeritas laporan keuangan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memperkarya wawasan dan perspektif
bagi investor dan calon investor, untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan investor, memberikan informasi mengenai
kualitas keungan perusahaan sesungguhnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
4. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
lain yang melakukan penulisan sejenis.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agency
Teori keagenan merupakan sebuah teori yang berkaitan denganhubungan principal dengan agent.Teori keagenan ini membuat sebuah modelmengenai suatu
hubungan kontraktual antara manajer agent dengan pemilikprincipal. Principal mendelegasikan suatu tanggung jawab pengambilankeputusan kepada manajer
agent sesuai dengan kontrak kerja. Tugas,wewenang, hak dan tanggung jawab agent dan principal diatur
dalam kontrakkerja yang didepakati bersama.Dalam kontrak, prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan, tetapi tidak
ada jaminan bahwa agen akan memaksimalkan kepentingan prinsipal. Teori akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara
manajer dengan kelompok lain. Dengan demikian teori akuntansi positif menggunakan asumsi sebagai berikut : Manajer, investor, kreditor, dan individu
lain bersikap rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasan. Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang
memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan perusahaan untuk memaksimumkan kepuasaan mereka. Manajer
mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.Melalui laporan keuangan yang merupakan tanggungjawab agen pihak perusahaan, prinsipal
11 pihak pemegang saham dapat mengukur, menilai dan sekaligus mengawasi
kinerja agen sampai sejauh mana agen telah bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal.
Teori keagenan mulai berlaku ketika terjadi hubungan kontraktual antarapemilik modal principal dan agent.Principal yang tidak mampu
mengelolaperusahaannya sendiri menyerahkan tanggung jawab operasional perusahaannyakepada agent sesuai dengan kontrak kerja.Pihak manajemen
sebagai agentbertanggung jawab secara moral dan professional menjalankan perusahaan sebaikmungkin untuk mengoptimalkan operasi dan laba perusahaan.
Sebagaiimbalannya, manajer sebagai agen akan memperoleh kompensasi sesuai dengankontrak yang ada. Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap
kinerjaagen untuk memastikan modal yang dimiliki dikelola dengan baik. Motifnya tentu
saja agar modal yang telah ditanam berkembang dengan optimal.
2.1.2. Good Corporate Governance
Terdapat banyak definisi tentang Corporate Governance tata kelolaperusahaan.Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI
CorporateGovernance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengaturhubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor,
pemerintah,karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yangberkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk menggatur
danmengendalikan perusahaan.Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, dimana meliputi
12 sekumpulan hubungan antara pihak direksi perusuhaan, komisaris, pemegang
saham, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance mensyaratkan adanya struktur perusahaan, perangkat untuk mencapai
tujuan, dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance seharusnya dapat merangsang Komisaris dan Direksi dalam usahanya mencapai tujauan yang
merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham, dan memfasilitasi pengawasan yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara lebih efisien. Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG dalam Bukhori, 2012
mendefenisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yangdigunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah
padaperusahaan secara berkesinambungan dalan jangka panjang bagi pemegangsaham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakehonders
lainnya,berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku. Good Corporate Governance me-rupakan suatu cara untuk menjamin
bahwa manajemen bertindak yang tebaik untuk ke-pentingan stakeholder. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang
kuat terhadap hak-hak pe-megang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan Corporate Gover-nance menunjukkan adanya per-lindungan
tersebut. Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk men-ciptakan nilai tambah value
added untuk semua stakeholder.
13 Perusahaan yang telah menerapkan Corporate Governance dengan baik
seharus-nya sudah memenuhi prinsip - prinsip Good Corporate Governance GCG yaitu fair-ness, transparancy, accountability, dan res-ponsibility. Keempat
komponen tersebut penting karena penerapan prinsip - prinsip GCG tersebut secara konsisten terbukti dapat meningkatkan integritas laporan keuangan
Beasley dalam Citra, 2013.Mekanisme Good corporate gover-nance merupakan suatu aturan main, pro-sedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang
mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrolpengawasan ter- hadap keputusan tersebut. Mekanisme gover-nance diarahkan untuk menjamin
dan me-ngawasi berjalannya sistem governance da-lam sebuah organisasi.
2.1.3. Laporan Keuangan dan Jenis Laporan Keuangan
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan baik skala menengah maupun besar lazimnya setiap periode akuntansi menyajikan laporan keuangan
sebagai media penyampaian atas transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi baik bulanan maupun tahunan. Sementara itu, laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang dapat memberikan gambaran informasi keuangan tentang aktivitas keuangan perusahaan yang secara
periodik disusun oleh manajemen sehingga dapat diketahui apakah terjadi perubahan yang signifikan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai sifat
historikal yaitu memuat angka – angka tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa lalu. Laporan keuangan berperan penting terutama bagi pihak
yang berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan yang bersangkutan
14 meskipun para pengguna laporan keuangan mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda baik internal maupun eksternal. Kamaludin dan Indriani 2012:34, “Laporan keuangan adalah hasil akhir
dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.Sementara itu,
menurut Fahmi 2012:21, “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”. Harahap 2013:105, “Laporan keuangan financial statement adalah
suatu daftar yang disusun dengan berpedoman pada prinsip dan kaidah tertentu dengan tujuan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi para pengguna
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomis”. Berdasarkan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang berisi tentang hasil akhir dari kegiatan proses pencatatan atas transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun bulanan atau tahunan sehingga mampu memberikan gambaran informasi keuangan yang terjadi di periode tersebut dengan tujuan dapat digunakan sebagai
pedoman pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan yang sifatnya strategis terkait dengan tujuan perolehan laba usaha.
Kebutuhan atas laporan keuangan menjadi salah satu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha oleh para pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.Oleh sebab itu, manajemen sudah seharusnya memperhatikan dan memberikan prioritas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
15 agar dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna laporan keuangan.Sementara
itu, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen lazimnya terdiri dari beberapa laporan yang disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku dan diterima secara umum. Sementara itu menurut Fahmi 2012:22, sebuah laporan keuangan pada
umumnya terdiri dari : 1.
Laporan neraca 2.
Laporan laba rugi 3.
Laporan perubahan modal 4.
Laporan arus kas 5.
Catatan atas laporan keuangan Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
haruslah lengkap, handal, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemilik atau pemegang saham dengan tujuan agar dapat memberikan keuntungan
bagi kemajuan perusahaan.Namun demikian, tidak semua perusahaan menyajikan laporan keuangan setiap periodenya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku sehingga ini lazimnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen.
2.1.4. Syarat dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan menjadi salah satu sumber informasi penting bagi pengguna sudah seharusnya memenuhi beberapa persyaratan agar kebijaksanaan
yang diambil berdasarkan informasi itu tidak menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal. Dengan demikian, syarat
utama yang terdapat pada laporan keuangan tersebut dapat mencerminkan kualitas
16 sebuah laporan keuangan sehingga pada saat pengambilan keputusan dapat
memberikan manfaat yang lebih maksimal dalam mencapai tujuannya. Berikut ini ada beberapa syarat penting yang harus dimiliki laporan
keuangan oleh Sunyoto 2013:35-36, yaitu : 1.
Relevan Dalam hal ini, relevansi ataupun kesesuaian informasi keuangan harus
dilakukan dengan maksud penggunaannya. Apabila informasi keuangan yang disajikan terebut tidak relevan untuk kepentingan dan keperluan pengambilan
keputusan, maka informasi tersebut tidak dapat memberikan manfaat dan tidak berguna baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Dapat dimengerti
Dalam hal ini, Informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen harus dapat dimengerti oleh penggun laporan keunagan dan dinyatakan dalam bentuk
istilah yang mudah disesuaikan dengan lingkup pengertian para pengguna laporan keuangan.
3. Dapat diuji
Dalam hal ini, informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang objektif maupun independen dengan menggunakan metode
pengukuran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang ingin dicapai dapat dioptimalkan baik jangka pendek maupun
jangka panjang. 4.
Netral
17 Dalam hal ini, informasi keuangan perusahaan sebaiknya dapat diarahkan pada
kebutuhan umum pengguna laporan keunagan dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Sementara itu, informasi keuangan
yang disajikan tidak boleh hanya untuk menguntungkan sebagian phiak dan merugikan pihak lain oleh karena itu laporan keuangan perusahaan haruslah
bersikap netral dan wajar. 5.
Tepat waktu Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen tepat waktu
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang sifatnya strategis dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut
sehingga perusahaan mampu bersaing di tengah persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif.
6. Daya banding
Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dapat lebih berguna dengan memiliki daya banding dengan laporan keuangan periode
sebelumnya dari perusaahan yang sama maupun perusahaan lainnya pada periode yang sama atau sering disebut rasio industri sejenis. Laporan keuangan
yang handal mempunyai daya banding yang baik sehingga kondisi ini dapat menguntungkan aktivitas utama perusahaan di masa mendatang.
7. Lengkap
Dalam hal ini, informasi keuangan yang lengkap mencakup semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi tujuan kuantitatif maupun
18 kualitattif serta dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan
yang memadai dalam pelaporan keuangan. Menurut Zain 2008:120, “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
rangka pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Dharsono dan Azhari 2005:13, tujuan laporan keuangan, yaitu:
1 Untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi dengan pemilik
maupun kreditor yang ada di luar lingkup perusahaan. 2
Sebagai alat pertanggungjawaban. Laporan keuangan yang disusun, sebagai pertanggungjawaban manajemen
pada pemilik terhadap kepercayaan dan wewenang diberikan guna mengelola perusahaan untuk maju dan berkembang baik dari aset maupun laba usaha.
3 Sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan. Menurut Fahmi 2012 : 25, tujuan pelaporan keuangan yang diungkapkan
dalam rangka konseptual, yaitu : 1.
Kegunaan usefulness. 2.
Dapat dipahami understandability. 3.
Target investor dan kreditor. 4.
Penilaian arus kas masa yang akan datang. 5.
Mengevaluasi sumber daya ekonomi. 6.
Fokus primer pada laba.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan cenderung ditujukan untuk kepentingan pengguna internal laporan
19 keuangan meskipun pihak eksternal mempunyai kepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan. Kondisi ini cenderung disebabkan karena pengguna internal mempunyai kepentingan lebih besar dibandingkan dengan pihak
eksternal untuk pengambilan keputusan kegiatan usaha di masa mendatang. Adanya perumusan yang jelas dan sistematis atas tujuan laporan keuangan, maka
hal ini dapat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara
umum.
2.1.5. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal dalam mencapai
tujuan masing-masing. Namun demikian, padapelaksanaannya pengguna laporan keuangan juga perlu mengetahui dan menyadari bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen sebagai alat pertanggungjawaban memiliki beberapa keterbatasan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
tersebut. Dengan menyadari adanya keterbatasan laporan keuangan, maka pengguna laporan keuangan dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan
kebutuhannya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Selain laporan keuangan yang memberikan informasi keuangan, pengguna juga dapat
menggunakan sumber lain yang dapat dipercaya sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan tersebut sehingga sumber informasi yang dikumpulkan
dapat memberikan pedoman lebih akurat dan handal sebelum keputusan diambil
20 karena bila terjadi kesalahan pengambilan keputusan, maka kondisi ini dapat
berpengaruh buruk pada kelangsungan usaha perusahaan di masa mendatang. Menurut Fahmi 2012:28-29, keterbatasan laporan keuangan adalah :
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang sudah lewat. 2.
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan. 4.
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. 5.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. 6.
Laporan keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwaa daripada bentuk hukumnya atau formalitas.
7. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan dapat memahami bahasa teknis akuntansi yang sering digunakan dan sifat dari informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
8. Terdapat berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
dapat menimbulkan variasi untuk pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
lazimnya diabaikan. Sementara itu menurut Jumingan 2011:10, terdapat empat prinsip pada
keterbatasan laporan keuangan yaitu :
21 1.
Laporan keuangan merupakan laporan interim dan bukan merupakan laporan final, karena laba rugi rill hanya dapat ditentukan apabila perusahaan dijual
atau dilikuidasi. 2.
Laporan keuangan ditujukan pada jumlah rupiah yang cenderung pasti. Selain itu, jumlah rupiah ini dapat berbeda apabila dipergunakan standar lain adanya
lebih dari satu standar yang diperkenankan. 3.
Neraca dan laporan laba rugi dapat menunjukkan transksi keuangan dari waktu ke waktu.
4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa keterbatasan
laporan keuangan lebih cenderung berkaitan pada periode penyajian yang sudah lewat sementara itu kebutuhan manajemen perusahaan lebih berkaitan dengan
periode terbaru untuk pengambilan keputusan.Sementara itu, keterbatasan yang terdapat pada laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
penyajian pada akhir periode akuntansi sehingga para pengguna harus dapat bersikap realistis dan berupaya untuk mencari alternatif lain guna meminimalisasi
keterbatasan laporan keuangan tersebut. Hal-hal penting yang berkaitan dengan keterbatasan laporan keuangan dan hambatannya harus diketahui dengan baik,
agar hal ini tidak menjadi kendala dalam pengambilan keputusan yang sifatnya strategi di masa mendatang. Selain itu, keputusan yang diambil dapat memberikan
pengaruh positif terhadap hasil yang diperoleh.
22
2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan
Integritas laporan keuangan me-nunjukkan informasi yang benar, jujur, aku-rat serta bebas dari tindakan atau kegiatan yang dilakukan dan disengaja oleh
pihak manajemen perusahaan dalam memanipulasi angka-angka akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan untuk menyesatkan pe-makai laporan keuangan
dalam menilai pe-rusahaannya. Penyajian yang wajar men-syaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Berikut ada beberapa pengertian integritas laporan keuangan yang dikutip oleh Oktadella dan Julaikha 2012, sebagai berikut:
a. Mulyadi, mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang
tidakmemihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apaadanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya.
b. Mayangsari,mendefinisikan Integritas laporan keuangan adalah sejauh
mana laporan keuangan yang disajikanmenunjukkan informasi yang benar dan jujur.
Sementara itu, menurut Mayangsari 2005, laporan keuangan yang reliable atauberintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip
konservatisme danpenggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akanlebih reliable apabila laporan keuangan tersebut
konservatif dan laporan keuangantersebut tidak overstate supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasidalam laporan keuangan tersebut.Konservatisme
23 indentik dengan laporankeuangan yang understate yang resikonya lebih kecil
daripada laporan keuanganyang overstate. Laporan keuangan yang memenuhi karakteristik di atas akan lebihreliable karena informasi yang disajikan tersebut
tidak menyebabkan ada pihakyang dirugikan. Munculnya praktik konservatisme tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan memilih
salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat. Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan di atas, makainformasi akuntansi lazimnya haruslah memiliki manfaat yang lebih besar bila dibandingkan biaya yang
dikeluarkan guna memperoleh informasi keuangan tersebut. Berikut ini terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan kualitas
informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan oleh Yadiati 2010:59, terdiri dari:
1. Relevan
Pada kondisi ini relevan maksudnya bahwa informasi yang disajikan manajemen dapat membantu dan mempengaruhi guna proses pengambilan
keputusan oleh pengguna laporan keuangan sesuai dengan tujuan masing- masing. Informasi yang relevan sebaiknya mempunyai:
a. Feed back nilai umpan balik, maksudnya informasi yang dihasilkan
harus dapat digunakan untuk mengoreksi harapan sebelumnya. b.
Predictive value nilai peramalan, maksudnya informasi yang dihasilkan harus dapat membantu pemakai dalam meningkatkan kemampuan
peramalan dengan benar hasil dari kejadian masa lalu atau sekarang.
24 c.
Timeliness, artinya informasi harus disajikan tepat waktu sesuai kebutuhan pada saatpengambilan keputusan. .
2. Reliability dapat diandalkan
Informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan dan ataupun penyimpangan, serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Informasi tersebut harus dapat memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut harus valid dan benar. Berikut ini
penjelasannya yaitu: a.
Verifiability, informasi tersebut dapat diuji kebenarannya dan diperiksa secara independen atas kebenaran informasi tersebut.
b. Representation faithfulness, informasi yang disajikan harus dapat
menggambarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya serta memiliki tingkat kewajaran yang cukup tinggi.
c. Neutrality, informasi yang disajikan tidak memihak artinya tidak ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan perilaku pemakai tertentu melainkan ditujukan untuk kepentingan semua pihak.
3. Comparability, informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan. Dalam
hal ini informasi dapat diperbandingkan bila menggunakan metode pengukuran dan prosedur akuntansi yang sama, sehingga tujuan uniformity
dapat dicapai. 4.
Materiality materialitas Para prinsip ini hanya informasi yang material yang disajikan padastatement
keuangan dalam arti magnitude-nya sama dengan besar kecilnya jumlah
25 rupiah, ataupun objeknya, maka akan menimbulkan kesalahan dan
menyesatkan dalam penyajian laporan keuangan tersebut misstatement 5.
Conservatisme konservatif Pada prinsip ini konservatif adalah sebuah sikap kehati-hatian dalam
menghadapi ketidakpastian oleh bisnis tertentu dengan mencoba mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi di masa mendatang.
Sementara itu, Sunyoto 2013:11-12, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh laporan keuangan yang mempunyai kualitas informasi yang bagus, yaitu:
1. Relevan
Relevansi atau kesesuaian informasi harus dikaitkan dengan maksud penggunaannya. Apabila informasi keuangantidak relevan untuk keperluan
para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapun syarat-syarat lainnya dipenuhi.
2. Dapat dimengerti
Pada kondisi ini, informasikeuangan yang disajikan manajemen harus dapat dimengerti oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk maupun istilah
yang dapat disesuaikan dengan lingkup pengertian pemakainya. 3.
Daya uji Pada kondisi ini, pengukuran tidak dapat sepenuhnya terlepas dari
pertimbangandan pendapat subjektif.Hal ini berkaitan dengan keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan pengujian informasi, agar proses
tersebut tidak lagi berlandaskan pada analisis objeknya, informasi harus dapat
26 diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menerapkan
metode pengukuran yang sama. 4.
Netral Pada kondisi ini informasi keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan untuk pihak tertentu. Sementara itu , tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
keuangan yang hanya menguntungkan beberapa pihak saja, sedangkan disi sisin lain hal tersebut dapat merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berbeda. 5.
Tepat waktu Dalam hal informasi harus disampaikan seawal mungkin hingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertunda pengambilan keputusan
tersebut. 6.
Daya banding Pada kondisi ini, informasi mengenai laporan keuangan akan lebih berguna
jika dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan lainnya
pada periode yang sama. Adanya berbagai alternatif praktik akuntansi dewasa ini menyulitkan tercapainya daya pembanding antara periode dalam satu
perusahaan yaitu dengan menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun atau yang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi. Perusahaan dapat
diperkenankan untuk melakukan perubahan atas metode atau prinsip yang
27 dianut, jika prinsip yang baru tersebut dianggap lebih baik. Selainjutnya sifat
dan pengaruhnya serta alasan dilakukan perubahan harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.
7. Lengkap
Dalam hal ini, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi enam tujuan kuantitatif persyaratan
di atas atau dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan. Untuk itu, harus terdapat klasifikasi,
susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen mencakup informasi keuangan yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan untuk tujuan dan kepentingan yang
berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Untuk itu, manajemen harus mengetahui dan memahami hal-hal penting yang mendukung kualitas pelaporan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum di Indonesia. Dengan demikian, informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan dapat
memberikan informasi keuangan yang sesuai dibutuhkan oleh para pengguna dalam mencapai tujuannya.
2.1.7. Rasio Keuangan dan Jenis Rasio Keuangan
Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang sudah go public, lazimnya menyajikan informasi keuangan yang dapat memberikan ikhtisar
mengenai kondisi laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode. Selain itu, pada laporan keuangan yang disajikan tersebut juga mencakup rasio keuangan
28 baik dari segi aset, hutang leverage, profitabilitas, likuiditas dan
lainnya.Perubahan yang terjadi pada rasio keuangan perusahaan dari satu periode dengan periode sebelumnya dapat menunjukkan perubahan kondisi keuangan
perusahaan apakah terjadi peningkatan atau penurunan. Menurut Fahmi 2012:49, “rasio keuangan adalah suatu kajian yang
melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang dapat dianggap representatif untuk
diterapkan”. Sedangkan menurut Kamaludin dan Indriani 2012:40, “rasio keuangan
merupakan rasio yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan atau membantu untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan
kelemahan lapran keuangan perusahaan”. Berdasarkan pengertian rasio keuangan dari para ahli, dapat disimpulkan
rasio keuangan merupakan sebuah kajian lazimnya berisi tentang perbandingan antara jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan rumus
yang telah diakui agar dapat mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio laporan keuangan secara sistematis,
diharapkan diperoleh informasi yang akurat dan handal untuk pengambilan keputusan usaha demi kelangsungan usaha di masa mendatang. Disamping itu,
rasio keuangan adalah salah satu alat yang banyak digunakan oleh sebagian besar perusahaan baik yang sudah terdaftar di bursa efek maupun belum terdaftar.
29
2.1.8. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan
Bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek, penyajian laporan keuangan perusahaan menjadi salah satu syarat mutlak yang
harus dipenuhi serta mencakup rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan tersebut, maka para pengguna berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan dapat mengetahui kondisi perkembangan atau penurunan keuangan perusahaan selama beberapa periode.Informasi yang diperoleh dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan meskipun bukan satu-satunya sumber informasi yang dijadikan patokan untuk mengambil keputusan.Oleh sebab
itu, para pengguna juga perlu mengetahui keunggulan maupun keterbatasan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diambil kebijakan
yang lebih baik. Menurut Fahmi 2012:51, berikut keunggulan dan kelemahan rasio
keuangan sebagai berikut : a.
Keunggulan rasio keuangan, terdiri dari : 1.
Rasio, yaitu angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Analisis rasio keuangan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan di laporan keuangan yang lebih rinci dan rumit. 3.
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisasi ukuran perusahaan.
30 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain ataupun mengetahui perkembangan perusahaan secara berkesinambungan.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan dan juga serta melakukan prediksi
di masa mendatang . b.
Kelemahan analisa rasio keuangan, terdiri dari : 1.
Pengguna rasio keuangan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi perusahaan, dimana rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria
mutlak. 2.
Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai dasar peringat awal dan bukan merupakan kesimpulan akhir.
3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan untuk menganalisis
bersumber dari laporan keuangan perusahaan. 4.
Pengukuran rasio keuangan banyak bersifat artifisial. Dalam hal ini perhitungan rasio keuangan dilakukan oleh manusia, dan setiap pengguna
laporan keuangan mempunyai pandangan yang berbeda dalam menempatkan ukuran dan justifikasi dipergunakannya rasio tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para pengguna laporan keuangan yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan
perlu mengetahui dan memahami dengan baik dan benar atas keterbatasan dan keunggulan yang terdapat pada rasio keuangan. Hal ini dimaksudkan agar
pengguna laporan keuangan dapat mengambil sikap dan kebijakan untuk mencari alternatif lain berupa informasi dari sumber yang dapat dipercaya sebagai
informasi pendukung dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang
31 akandiambil lazimnya bersifat jangka panjang dan sifatnya strategis sehingga
diharapkan agar kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diminimalkan sedemikian rupa.
Hal penting yang perlu dilakukan sehubungan dengan rasio keuangan sebaiknya diprioritas secara konsisten dan berkesinambungan agar hal ini menjadi
bagian yang tidak terlewatkan dalam pengumpulan informasi keuangan dari sumber internal dan eksternal. Dengan demikian manajemen sebagai pihak
internal dan pihak eksternal dapat mensinergikan tujuan yang sama hendak dicapai untuk kepentingan bersama.
2.1.9. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalampengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar
asettotal yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki perusahaanmenggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang
dimilikinya.Semakinbesar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikeloladan semakin kompleks pula pengelolaannya.Perusahaan
besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakatluas. Dengan demikian, biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untukselalu menjaga
stabilitas dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dankondisi ini, perusahaan tentu saja akan berusaha mempertahankan dan terusmeningkatkan
kinerjanya. Sementara itu, disisi lain dapat disebutkan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin banyak informasi public yang tersedia tentang
perusahaan tersebut relative terhadap perusahaan kecil. ERC akan semakinrendah
32 jika ukuran perusahaan meningkat. Hal ini didasarkan para argumentasi bahwa
semakin banyak informasi tersedia mengenai aktivitas perusahaan besar, semakin mudah bagi pasar untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada
laporan keuangan.
2.1.10. Rasio Leverage Solvabilitas
Solvabilitas lazimnya menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang mencakup hutang jangka pendek
dan hutang jangka panjang baik perusahaan yang masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi atau dibubarkan. Sementara itu, disisi lain kondisi keuangan
yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Perusahaan yang mempunyai kemampuan
likudiitas yang baik belum tentu memiliki kemampuan solvabilitas yang baik pula, hal ini umumnya dapat disebabkan oleh beberapa hal baik kondisi internal
maupun eksternal perusahaan.Perusahaan yang mampu menjaga dan mempertahankan kondisi keuangan secara solvabilitas dengan baik dan konsisten
maka hal ini menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan efisien bagi kepentingan manajemen baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Berikut ini ada rasio solvabilitas Sunyoto, 2013:104, yang digunakan yaitu
1. Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang
Pada rasio ini lazimnya mengukur mengenai tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur jangka panjang.Disamping itu, juga rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan
33 aktiva tetap.Dalam hal ini, semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar
jaminan dan kreditur dalam jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Berikut ini
rumus rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang, yaitu:
2.1.11. Profitabilitas
Aktivitas usaha yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan saat ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yakni perolehan laba usaha sesuaiyang
diharapkan atas investasi yang dilakukan pemilik atau pemegang saham pada perusahaan. Dalam hal ini besar kecil investasi yang dilakukan disebabkan oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.Akan tetapi, setiap investasi yang telah dilakukan, lazimnya pemilik atau pemegang saham mengharapkan agar
dapat memperoleh pengembalian atas investasi tersebut dalam bentuk laba usaha yang dibagikan setiap tahun sehingga keuntungan bagi pemilik tersebut menjadi
salah satu indikator atas keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sementara itu, integritas laporan keuangan perusahaan lazimnya diukur
dari kemampuan manajemen dalam mengelola aset yang dimiliki secara produktif agar dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan kegiatan usaha.
Perusahaan yang mempunyai kemampuan menghasilkan laba usaha setiap periode akuntansi, tentunya mempunyai kemampuan yang baik terutama berkaitan dengan
Aktiva Tetap Rasio = _________________ x 100
Hutang jangka panjang
34 profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu gambaran guna mengukur
efektivitas manajemen yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dan hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Hal ini
dapat dilihat dari rasio profitabilitas, dimana semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum dapat dibagi atas oleh Fahmi 2014:164, yaitu:
1. Operating profit margin OPM
Rasio operatingprofit margin merupakan margin laba kotor. Rasio margin laba kotor menggambarkan hubungan antara penjualan dan beban pokok
penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan
kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Adapun rumus rasio operating profit margin, yaitu :
2. Return on Equity ROE
Rasio return on equity mengkaji sejauh mana perusahaan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas
ekuitas. Berikut ini rumus return on equity, yaitu: Sales - Cost of good sold
Operating profit margin = ______________________ x 100 Sales
Earning After Tax Return On Equity = __________________ x 100
Shareholders’Equity
35
2.2. Penelitian Terdahulu
Integritas laporan keuangan telah menjadi issue yang banyak didiskusikan dan dikaji secara ilmiah. Penelitian yang menganalisis hubungan anatara
corporate governance dengan integritas laporan keuangan masih sedikit ditemukan. Meskipun demikian, penelitian dengan fokus tersebut mempengaruhi
tigkat kepercayaan masyarakat. Beberapa perbedaan penelitian tentang corporate governance disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Variabel peneltian
Hasil penelitian
1 Oktadella
Zulaikha 2012
Variabel dependen : Integritas laporan keuangan
Variabel dependen: Corporate Governance Sampel dan populasi : perusahaan terdaftar di
BEI periode 2007-2009 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional, komite audit dan kualitas audit berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan variabel
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan mnejadi variabel kontrol
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
2 Levana Dhia
Prawati 2010
Variabel dependen : Kinerja perusahan Variabel independen :
Kepemilikan manajerial dan resiko
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan memoderasi kepemilikan
manajerial dan resiko terhadap kinerja perusahaan. Pada lingkungan yang tidak
stabil kepemilikanm manajerial signifikan mempengaruhi kinerja.
Sedangkan pada linkungan yang stabil kepemilikan manajerila tidak signifikan
mempengaruhi kinerja perusahaan.
36
Tingkat leverage secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
baik dilingkungan stabil dan tidak stabil. 3
Nesia Elva Citra 2013
Variabel dependen : integritas laporan keuangan.
Variabel independen : Good Corporate Governance dan Kualitas audit.
Sampel dan populasi : BUMN di Kota Padang
Hasil penelitian membuktikan bahwa mekanisme good corporate governance
tidak berpengaruh pada integritas laporan keuangan dimana nilai sig 0,057
0,05 dan nilai t
hitung
t
tabel
yaitu - 1,963 1,681 H
1
ditolak. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan dimana nilai sig 0,005 0,05 dan nilai t
hitung
t
tabel
yatiu 3,009 1,681 H
2
diterima 4
Ida Ayu Sri Gayatri I
Dewa Gede Dharma
Suputra 2013
Variabel dependen : Integritas Laporan Keuangan
Variabel independen: Corporate Governance, Ukuran perusahaan, Leverage.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yaitu
komisaris independen, komite audit berpengaruh positif dan signifikan,
namun kepemilikan institusional tidak signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Sementara itu, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh
positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
5 Jama’an
2008 Variabel dependen: Integritas laporan
keuangan. Variabel Independen : Kepemilikan
institusional, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas kantor akuntan publik.
Penelitian ini menemukan bahwa mekanisme corporate governance
kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit
mempunyai hbungan yang signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ida Ayu Sri Gayatri I Dewa Gede Dharma Suputra, dengan memfokuskan variabel independen yaitu integritas
laporan keuangan, sedangkan variabel dependen terdiri Corporate Governance,
37 Ukuran perusahaan, Leverage. Sementara itu, peneliti melakukan penelitian
dimana variabel independen yaitu integritas laporan keuangan, sedangkan variabel dependen terdiri GoodCorporate Governance, ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas. Dengan demikian, persamaan antara penelitian terdahulu dan peneliti yaitu variabel independen yakni integritas laporan keuangan, sedangkan
variabel dependen terdiri dari GoodCorporate Governance, ukuran perusahaaan dan leverage.Sedangkan perbedaan variabel dependen antara penelitian terdahulu
dan peneliti terletak pada variabel profitabilitas.
2.3 Kerangka Konseptual