Uji Heterokedastisitas Uji Multikolinearitas

4.4.2 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. 1. Model Grafik Hipotesis : 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber : Data primer diolah, 2012 Gambar 4.5 Scatterplot Dari Gambar 4.5 dapat dilihat gambar pencar tidak membentuk pola karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan hasil untuk uji glejser pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.872 1.940 .965 .339 Promosi .017 .039 -.435 -2.991 .424 Demosi .021 .033 .089 .634 .529 Prestasi .054 .046 .182 1.165 .249 a. Dependent Variabel: absut Sumber : Data Primer diolah, 2012 Hasil ouput terlihat semua variabel independen tidak signifikan sig 0,05 terhadap variabel dependen, Hal ini berarti data tidak terkena heterokedisitas. Menetukan kriteria keputusan: 1 Jika nilai signifikan 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika nilai signifikan 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor . Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel Universitas Sumatera Utara independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Pada Tabel di bawah ini diketahui nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan nilai VIF yang dipakai 5, maka data tersebut tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.18 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 18.788 5.246 3.581 .001 Promosi .382 .105 .423 3.642 .001 .995 1.006 Demosi .270 .092 .341 2.941 .005 .995 1.006 a. Dependent Variabel: Prestasi Sumber : Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 4.18 dapat terlihat bahwa: jika hasil korelasi antara variabel independen di bawah 0,9 maka antara variabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu dapat juga diketahui dari persamaan regresi di peroleh nilai tolarance sebesar 0,995 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,006 5, artinya pada variabel promosi dan demosi tidak terjadi multikolinearitas.

4.5 Metode Analisis Regresi Berganda