Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan akan tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masing-masing baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Kelangsungan hidup setiap perusahaan tidak hanya bergantung kepada kemampuannya menghasilkan barang dengan cara efisien, kemudian menjual barang produknya dengan harga yang dapat dijangkau pembeli dan terdapat pembeli yang cukup untuk menjamin operasinya yang menguntungkan. Ada factor lain yang juga berpengaruh dan menentukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Faktor-faktor lain tersebut dinamakan lingkungan kegiatan usaha atau iklim usaha. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat berhubungan erat dengan keadaan iklim usaha yang didapati di negara dimana perusahaan itu berada. Pada masa ini peristiwa-peristiwa yang berlaku di negara lain atau perubahan ekonomi yang berlaku di negara lain, dapat menimbulkan pengaruh yang sangat penting kepada sifat iklim usaha yang berlaku. Keadaan sosial, ekonomi dan politik juga turut berpengaruh terhadap iklim usaha tersebut. Menurut Freddy Rangkuti, 2002 : 48 proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor social, budaya, politik, ekonomi dan manajerial disebut pemasaran. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing 2 individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang oleh para pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lainnya, serta kemampuan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan akan barang dan jasa dipengaruhi oleh tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah segmentasi pasar, memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki targeting serta penetapan posisi pasar position. Pada suatu kesempatan, seseorang dapat mengkonsumsi beberapa produk, beralih ke pasar lain dan berkepentingan untuk menilai tentang semua produk tersebut. Pada kondisi seperti ini sikap konsumen dihadapkan pada banyak pilihan dimana kesemua itu menuntut pengambilan keputusan decision making untuk mengkonsumsi produk tersebut atau tidak. Perusahaan yang jeli dengan situasi seperti ini kemudian akan memutuskan strategi pemasaran yang kompetitif secara keseluruhan, perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran marketing mix yang rinci. Menurut Kotler, Armstrong 2001: 71 bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yaitu produk, 3 harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 1.faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap dan psikographi, 2.bauran pemasaran marketing mix yaitu produk, harga, promosi dan distribusi, 3.situasional yaitu lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak sementara dan keadaan sebelumnya, serta 4.sosial budaya yaitu kelompok referensi, keluarga, kelas social dan budaya. Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu berkaitan dengan variabel- variabel bauran pemasaran yaitu : 1. Produk, sebuah produk seringkali memasukkan bentuk, nama, merek, jaminan pasca pembelian dan kemasan. Konsep produk menurut Kotler 2001: 20 beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik dan bersifat paling inovatif dan bahkan organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk terus menerus. 2. Harga, yaitu sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Dalam penentuan biayaharga cost merupakan masalah yang cukup sulit apalagi bagi perusahaan yang menjual berbagai macam produk. Hal ini disebabkan karena setiap jenis produk memerlukan penetapan biaya yang berbeda-beda. Adanya persaingan yang semakin ketat, 4 perusahaan-perusahaan berusaha meningkatkan efisiensi produksinya dan menekan biaya dengan tujuan mendapatkan pangsa pasar yang baik. 3. Promosi artinya aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Menurut Sumarni dan Suprianto 1993: 24 promosi mencakup seluruh kegiatan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan kepada konsumen agar tertarik untuk membeli. Bauran promosi jasa menurut Payne 2000: 63 meliputi : periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dari mulut ke mulut, pos langsung. 4. Tempat distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan konsumen sasarannya. Menurut Sumarni 1997: 87 saluran distribusi sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan dan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunaannya atau pendapatan dari penggunaannya, baik dengan mempertahankan pemakai yang ada, meningkatkan kegunaannya diantara pemakai yang ada maupun menarik pemakai baru. 5. Orang, fungsi orang personel dalam bauran pemasaran memegang peranan penting. Personel sebagai tenaga pemasar membantu dalam memberikan pelayanan atau penyampaian jasa kepada konsumen. Hal ini berarti personel menentukan kualitas pelayanan yang disampaikan dan dapat berdampak pada kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan dipandang secara lebih luas, dimana 5 tidak hanya aspek hasil saja yang ditetapkan meliputi juga proses, lingkungan dan manusia. 6. Proses, menurut Yazid 1999: 37 proses adalah semua prosedur actual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan system penyajian atau operasi jasa. 7. Pelayanan pelanggan customer service, perusahaan pada saat ini melakukan terobosan baru yaitu menyediakan pelayanan pelanggan bahkan ada yang sampai 24 jam sehari. Hal ini bertujuan untuk menanggani pelayanan pasca penjualan barang atau jasa. Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu program koordinasi yang dirancang untuk meraih tujuan pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan nilai kepada konsumen. Bauran pemasaran menciptakan seperangkat alat untuk membangun posisi yang kuat dalam pasar sasaran. Di dalam industri perbankan sepanjang tahun 2005 merupakan tahun yang tidak mengembirakan. Walaupun secara kuantitatif bisa tumbuh, persentasenya masih kecil. Salah satu faktor yang menyebabkan sektor perbankan tidak bisa optimal menjalankan usahanya adalah : 1. Naiknya harga bahan bakar minyak BBM yang mencapai 123 telah memukul semua pelaku bisnis, sehingga beban biaya operasional membengkak dua hingga tiga kali lipat dari biasanya. Beban biaya yang 6 tinggi ini membuat mereka melakukan efisiensi di semua lini. Ini yang membuat dunia bisnis mengalami kelesuan yang tinggi pada tahun 2005. 2. Naiknya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI dan BI-Rate membawa dampak yang cukup signifikan bagi berbagai sector bisnis, termasuk perbankan. Perbankan terpaksa menaikan suku bunga simpanan dan suku bunga kredit. Ini dilakukan agar spread simpanan dan kredit tidak begitu besar. Dengan cara ini bank masih bisa memperoleh margin yang memadai. 3. Ketentuan Peraturan Bank Indonesia No.722005 tentang Kualitas Aktiva Produktif sangat memberatkan kalangan perbankan. Ketentuan yang memasukan konsep one obligor, one project dalam memperhitungkan non performing loans NPL akan meningkatkan beban NPL di sebuah bank. Meskipun demikian, berbagai faktor tersebut tidak menyurutkan pemerintah untuk membangun kembali perekonomian selama tahun 2005. Terbukti sector perbankan mencatat beberapa perkembangan menggembirakan antara lain meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan seperti tercermin dari tingkat pertumbuhan kredit dan perolehan laba dari industri perbankan. Secara nasional, industri perbankan berhasil membukukan rasio kecukupan modal capital adequacy ratio atau CAR di kisaran 20 . Angka tersebut mencerminkan tingkat permodalan yang sehat. Tingkat rasio pendapatan 7 terhadap asset return on asset atau ROA yang mencapai 3,0 juga menunjukkan performa yang cukup baik di sektor ini. Fungsi bank sebagai tempat menyimpan uang dan meminjam kredit sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam perkembangannya ada beberapa fasilitas dan kemudahan yang diberikan bank kepada nasabahnya antara lain layanan phone banking, berbagai transaksi lewat ATM automatic teller machine, kartu kredit, undian berhadiah dan sebagainya. Dizaman yang serba cepat dan modern ini, kartu kredit mempunyai fungsi dan kegunaan tidak sebatas alat tukar, tetapi juga sebagai sarana transaksi bisnis antar orang perorangan atau antar individu dan suatu lembaga. Penggunaannya lebih efektif, cepat dan aman ketimbang uang kartal uang kertas. Menanggapi fenomena tersebut, kebanyakan bank skala besar menerbitkan kartu kredit., dan mereka bekerja sama dengan dua pemilik lisensi kartu kredit terkemuka di dunia, yakni Visa dan MasterCard. Untuk memudahkan pemegang kartu kredit cardholder, pihak bank biasanya menggandeng merchant-merchant yang membuka gerai di mal dan pasar swalayan. Saat ini pemegang kartu kredit sudah sebanyak 5,5 juta jiwa dengan jumlah pemakaian mencapai Rp. 55,5 triliun. Jika dibandingkan dengan penggunaan kartu debit atau automatic teller machine ATM yang masing- masing tercatat sebesar Rp. 180 triliun dan Rp. 230 triliun per Desember 2005, total nilai transaksi kartu kredit memang belum seberapa Impresario, media komunikasi stakeholders BRI, 2006: 1. 8 Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat, otomatis pengguna kartu kredit bertambah. Masyarakat yang berpikiran praktis tentu lebih senang menggunakan kartu kredit karena alasan kemudahan dalam melakukan transaksi bisnis. Maraknya bisnis kartu kredit tentu tidak terlepas dari peluang serta pangsa pasar kartu kredit yang masih terbuka luas hingga saat ini. Prospeknya bisa dilihat dari populasi penduduk yang mencapai 250 juta orang. Penduduk Indonesia yang memiliki kemampuan membayar cicilan kartu kredit dengan penghasilan sekitar Rp. 2,5 juta per bulan mencapai 35 juta. Impresario, media komunikasi stakeholders BRI, 2006: 5. Hasil survei MarkPlus terhadap 488 responden kartu kredit menempatkan bank asal Amerika Serikat yaitu Citibank pada posisi puncak dalam customer loyalty index kartu kredit. Bank asing ini sangat lekat dengan kartu kreditnya. Ketika bank-bank lain sibuk mengenalkan brand images kartu kreditnya, Citibank justru gencar mengenalkan program-program barunya. Data dari Markplus tersebut dapat dilihat dibawah ini : 9 Tabel I.1 Indonesian Bank Loyalty Index per September 2005-2007 Credit Card Nama Bank 2005 2006 2007 Peredaran Kartu Citibank 70.3 72.4 73.7 1.300.000 HSBC 69.0 71.3 71,5 - Bank Negara Indonesia 69.4 71.1 70.5 1.014.000 Bank Central Asia 70.6 71.6 70.3 1.025.000 Bank Mandiri 67.1 70.5 69.3 752.427 GE Finance 70.0 70.7 69.0 - Bank Niaga 68.7 70.3 68.7 222.989 Bank Internasional Indonesia 66.9 68.4 68.5 769.942 Standard Chatered Bank - 68.3 68.2 - Permata Bank 67.7 68.8 68.2 280.000 Sumber : InfoBank No.334 Edisi Januari 2007 Dalam memenuhi keinginan pasar dan kebutuhan nasabah pada umumnya, Bank Rakyat Indonesia BRI Tbk pada tanggal 22 Februari 2006 meluncurkan Kartu Kredit BRI bekerjasama dengan MasterCard Internasional. Slogan yang diusung BRI “Semua Jadi Nyata”, mencerminkan bahwa kartu kredit BRI tidak hanya sekedar menjadi simbol kemudahan masa kini. Kartu kredit BRI mengutamakan pada kegunaan fuction yaitu sebagai kemudahan untuk mewujudkan keinginan utama, solusi dalam kondisi yang mendesak serta keamanan bertransaksi. 10 Kartu kredit BRI memiliki keunggulan yang membedakannya dengan kartu kredit bank atau lembaga lain yang mengeluarkan kartu kredit. Kartu kredit BRI disesuaikan dengan kemampuan nasabah, memberikan bunga dan biaya- biaya yang ringan serta terjangkau. Data perolehan aplikasi kartu kredit pada BRP Branch Recommendation Program periode November 2006 – Februari 2007 untuk masing-masing Kantor Wilayah BRI di Indonesia adalah sebagai berikut : 11 Tabel I. 2 REPORT INCOMING DAN APPROVE APLIKASI KARTU KREDIT PROGRAM BRP II NOV 2006- FEB 2007 DATA APPROVED PERTANGGAL 31 JANUARI 2006 Nov 06-Jan 07 Nov 06-Jan 07 KANWIL KOMPETISI A KE CHINA INC APP KOMPETISI B KE BANGKOK INC APP Banda aceh 35 32 Langsa 53 24 ACEH Blang Pidie 35 15 Bandung D.Sartika 355 129 Cikampek 156 107 Bandung A.Afrika 350 178 Bandung Ujung Berung 131 85 BANDUNG Bandung Naripan 107 57 Kuningan 91 76 Banjarmasin 347 161 Martapura 139 79 BANJARMASIN Tanjung Selor 43 36 Denpasar 262 125 Renon 131 68 DENPASAR Bangli 61 25 Pasar Minngu 526 148 Gatot Subroto 134 94 Jakarta Otista 160 64 Bogor 148 87 JAKARTA Jakarta Kota 5 53 Gunung Sahari 87 52 Limboto 29 26 Gorontalo 30 23 MANADO luwuk 18 17 Medan Iskandar 9 5 Medan Sisingamangaraja 92 69 Medan Putri Hijau 348 155 Binjai 61 34 MEDAN Sidikalang 25 21 Padang 241 109 Batam 60 44 PADANG Pariaman 36 14 Tanjung Karang 91 32 Palembang Rivai 237 156 Palembang Sriwijaya 108 55 PALEMBANG Tanjung Pandan 92 45 Makassar A Yani 214 106 Jayapura 152 105 Maros 87 43 Sinjai 73 48 MAKASSAR Makassar Somba Opu 102 43 Smg Pattimura 188 77 Semarang pandanaran 224 116 SEMARANG Ungaran 97 62 Sby Kaliasin 504 198 Kediri 187 112 Gresik 252 131 Lamongan 135 41 SURABAYA Sby Rajawali 175 90 Blitar 40 30 Yogya Cik di Tiro 221 94 Solo Slamet Riyadi 441 143 Purwokerto 114 54 Yogya Katamso 222 86 YOGYAKARTA Magelang 104 27 Sleman 151 79 Sumber : Bank BRI 12 Sedangkan kelemahan kartu kredit BRI adalah antara lain BRI sebagai pendatang baru di bisnis kartu kredit membutuhkan kerja keras dan juga strategi dalam menjual produk baru ini. Karena masih saja ada merchant-merchant di mal atau pasar swalayan yang belum dapat menerima kartu kredit ini. Berdasarkan hal-hal tersebut maka BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi melakukan program menggalakan perolehan aplikasi kartu kredit yang sudah disetujui untuk masing-masing unit kerja di wilayahnya dan seluruh pegawai BRI diharapkan bisa sebagai tenaga pemasar untuk kartu kredit BRI. Dengan program seperti ini diharapkan kartu kredit Bank BRI dapat dimiliki minimal oleh nasabah BRI di wilayah Kantor Cabang BRI Solo Slamet Riyadi. Dalam kurun waktu lima bulan terakhir yaitu bulan November 2006 sampai dengan Maret 2007 diperoleh data aplikasi kartu kredit yang telah disetujui untuk Kantor Wilayah Yogyakarta dan di di Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi tercapai 331 kartu. Ini berarti dalam waktu satu bulan rata-rata aplikasi kartu kredit yang disetujui mencapai 66 kartu. Kartu kredit BRI memang masih baru dikalangan masyarakat, namun jika dilihat dari perolehan lima bulan terakhir ini BRI Kanca Solo Slamet Riyadi optimis pertumbuhan kartu kredit akan melonjak tajam. Hal ini dikarenakan kartu kredit BRI merupakan produk yang bisa diandalkan untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat khususnya nasabah BRI . Berikut ini disampaikan data-data aplikasi kartu kredit yang telah disetujui untuk Kanwil BRI Yogyakarta dan Kanca Solo Slamet Riyadi . 13 Tabel I.3 REPORT APLIKASI MASUK APPROVE KANTOR WILAYAH BRI YOGYAKARTA TOTAL APPROVE NOV - MAR NO KANCA TOB BRP SPL ALL 1 Kanca Ajibarang 1 11 2 14 2 Kanca Banjarnegara 1 1 3 Kanca Bantul 113 1 114 4 Kanca Boyolali 2 95 1 98 5 Kanca Cilacap 14 14 KCP Kroya 6 Kanca Gombong 6 6 7 Kanca Karanganyar 2 34 5 41 KCP Palur 3 3 8 Kanca Kebumen 5 5 9 Kanca Klaten 6 1 7 KCP Pedan 10 Kanca Kutoarjo 1 2 3 11 Kanca Magelang 69 3 72 KCP Shopping Center 9 9 12 Kanca Majenang 1 1 KCP Sidareja 13 Kanca Muntilan 2 2 4 14 Kanca Parakan 1 1 15 Kanca Purbalingga 1 11 12 16 Kanca Purwokerto 88 4 92 17 Kanca Purworejo 5 1 6 18 Kanca Sleman 1 109 2 112 19 Kanca Sragen 5 1 6 KCP Gemolong 20 Kanca Sukoharjo 5 5 KCP Kartasuro 21 Kanca Surakarta-Sudirman 1 102 2 105 22 Kanca Surakarta-Slamet Riyadi 4 307 20 331 23 Kanca Temanggung 5 34 4 43 24 Kanca Wates 3 2 5 25 Kanca Wonogiri 5 1 6 26 Kanca Wonosari 3 3 27 Kanca Wonosobo 28 Kanca Yogyakarta-Brigjen Katamso 320 3 323 29 Kanca Yogyakarta-Cik Ditiro 1 171 2 174 Total 21 1538 57 1616 14 Sumber : Bank BRI TOB-- Take One Box Tanpa Rekomendasi Cabang BRP-- Branch Recommendation Program SPL--Suplement Program sosialisasi dan promosi pun dilakukan secara gencar oleh BRI. Secara internal, BRI mengundang semua pemimpin wilayah dan cabang ke kantor pusat, nantinya diharapkan mereka meneruskan informasi tentang kartu kredit kepada pegawai masing-masing. Secara eksternal, BRI menyelenggarakan konferensi pers untuk media cetak dan elektronik, grand launching di Jakarta Hilton Convention Center JHCC dan membuat televisi komersial, baik di stasiun televisi nasional maupun daerah. Berbagai poster dan pamlet disebarluaskan, mulai dari kantor pusat hingga kantor unit. Sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh BRI Kanca Solo Slamet Riyadi guna menyebarluaskan informasi tentang kartu kredit BRI terutama ditekankan pada bunga kartu kredit yang terhitung paling murah jika dibandingkan dengan produk bank lain yang sejenis. Bunga untuk pembelanjaan adalah sebesar 2,2 sedangkan untuk penarikan tunai sebesar 3 . Perhitungan bunga tersebut dihitung dari tanggal transaksi transaction date. BRI juga membuat paket edukasi yang ditujukan untuk para nasabah. Upaya ini sepertinya sudah menjadi tradisi BRI dalam mensosialisasikan produk barunya. Untuk mencapai tujuan tersebut BRI menggunakan para mantri marketing BRI di berbagai daerah untuk menjelaskan apa dan bagaimana menggunakan kartu kredit BRI dengan detail kepada nasabah. Program ini diharapkan bisa mengatasi kendala minimnya informasi yang diterima nasabah tentang kartu kredit BRI. 15 Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah, BRI mendirikan card center yaitu semacam desk pelayanan. Siapapun yang yang memiliki masalah atau ingin menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan produk berkartu, bias dilayani di card center. Semua urusan yang berhubungan dengan produk berkartu disentralkan pada card center ini, termasuk penanganan maupun pelayanannya. Masing-masing bank memiliki cara tersendiri dalam bisnis kartu kredit, begitu juga dalam mengelola nasabahnya. Banyaknya program dengan penambahan fitur-fitur baru dianggap sebagai cara ampuh meningkatkan loyalitas nasabah. Sampai saat ini belum ditemukan strategi jitu lain yang juga dapat meningkatkan loyalitas. Hampir semua bank dan penerbit kartu kredit melakukan hal yang sama. Bahkan Segmen pasar yang dibidik kurang lebih sama. Di peta bisnis kartu kredit, Citbank hingga saat ini masih menjadi nomor satu, dengan 1,6 juta pemegang kartu kredit. Salah satu strategi yang dilakukan Citbank untuk mempertahankan posisinya itu adalah dengan mengeluarkan varian baru. Citibank telah menerbitkan tujuh kartu kredit dan setiap kartu memiliki sejumlah fasilitas atau keunggulan. Dengan melihat persaingan tersebut para manajer perbankan harus mampu dalam mengidentifikasi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih kartu kredit kemudian merumuskan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat menjadi pemimpin pasar di bisnis ini. Pemasar juga harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih kartu kredit. 16 Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memiliki kartu kredit di Bank Rakyat Indonesia dan merumuskannya dalam judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIKI KARTU KREDIT BRI Studi Kasus Pada BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi”

B. Perumusan Masalah