87 Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Wirabhumi 2002 dan konsisten
dengan penelitian Eki Primi Ratmarwanti 2005. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengurusan kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi bukan
penyebab alasan konsumen memiliki kartu kredit BRI.
7. Pengujian Hipotesis Ketujuh dan Pembahasannya
Untuk menguji hipotesis ini yang menyatakan bahwa variabel pelayanan purna jual X7 berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen
Y dalam memiliki kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi dilakukan dengan uji t dengan hasil pengolahan data sebagaimana ada dalam Tabel IV.28.
Dari hasil uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t diketahui nilai t hitung variabel pelayanan purna jual X7 sebesar 6,492 dengan
signifikansi sebesar 0,000 0,05 dengan demikian pelayanan purna jual X7 berpengaruh terhadap keputusan konsumen Y memiliki kartu kredit BRI di BRI
Kanca Solo Slamet Riyadi. Hasil ini menunjukkan bahwa layanan purna jual kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi merupakan bagian penting dari
proses pelayanan kepada nasabah karena untuk sekarang ini layanan purna jual suatu produk merupakan bagain yang tidak terpisahkan dari produk itu sendiri dan
ini merupakan penyebab alasan konsumen memiliki kartu kredit BRI.
8. Pengujian Hipotesis Kedelapan dan Pembahasannya
Untuk menguji hipotesis ini yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh variabel produk, harga, promosi, tempat, personelorang, proses dan
pelayanan purna jual terhadap keputusan konsumen Y dalam memiliki kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi berdasarkan penghasilan konsumen
88 dilakukan dengan uji t dengan hasil pengolahan data sebagaimana ada dalam
Tabel IV.28. a. Dari hasil uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t
diketahui nilai t hitung interaksi produk dengan penghasilan X1M sebesar 0,474 dengan signifikansi sebesar 0,636 0,05 , dengan
demikian tidak terdapat pengaruh variabel produk terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
b. Nilai t hitung interaksi harga dengan penghasilan X2M sebesar 0,113 dengan signifikansi sebesar 0,910 0,05 , dengan demikian
tidak terdapat pengaruh variabel harga terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
c. Nilai t hitung interaksi tempat dengan penghasilan X3M sebesar 1,473 dengan signifikansi sebesar 0,143 0,05 , dengan demikian
tidak terdapat pengaruh variabel tempat terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
d. Nilai t hitung interaksi promosi dengan penghasilan X4M sebesar - 2,222 dengan signifikansi sebesar 0,028 0,05 , terdapat pengaruh
variabel promosi terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
e. Nilai t hitung interaksi personalorang dengan penghasilan X5M sebesar 1,138 dengan signifikansi sebesar 0,257 0,05, dengan
demikian tidak terdapat pengaruh variabel personalorang terhadap
89 keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan
penghasilan. f.
Nilai t hitung interaksi proses dengan penghasilan X6M sebesar - 0,718 dengan signifikansi sebesar 0,474 0,05, dengan demikian tidak
terdapat pengaruh variabel proses terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
g. Nilai t hitung interaksi pelayanan purna jual dengan penghasilan X7M sebesar -3,259 dengan signifikansi sebesar 0,001 0,05
terdapat pengaruh variabel pelayanan purna jual terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI berdasarkan penghasilan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika konsumen memiliki penghasilan tetap, maka pengaruh variabel bauran pemasaran menjadi meningkat secara
keseluruhan terhadap keputusan konsumen, sedangkan ketika konsumen memiliki penghasilan tidak tetap maka pengaruh variabel bauran pemasaran secara
keseluruhan menurun dalam mempengaruhi keputusan konsumen. Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa sekuat apapun bauran
pemasaran diterapkan, penghasilan tetap konsumen merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan. Konsep bauran pemasaran menjadi kurang efektif ketika
diterapkan pada masyarakat yang banyak memiliki penghasilan tidak tetap dan menjadi semakin efektif apabila lebih banyak konsumen berpenghasilan tetap.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, banyak konsumen mengaku bahwa dengan penghasilan tetap, mereka lebih dapat memprediksikan pengeluaran atau
anggaran untuk dibelanjakan dalam kebutuhan sehari-hari. Budget yang jelas ini
90 mempengaruhi keberanian konsumen dalam membuat keputusan untuk
menggunakan kartu kredit atau tidak. Konsumen mengemukakan bahwa dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kekhawatiran dimana suatu waktu ketika
pendapatannya menurun mereka tidak mampu memenuhi biaya-biaya kartu kredit.
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat banyak variasi pada masyarakat dalam mengambil keputusan untuk memiliki kartu kredit BRI. Masing-masing individu
memiliki cara pandang yang berbeda-beda mengenai motivasinya memiliki kartu kredit, baik berdasarkan atas kriteria produk, harga, tempat, promosi, personil, proses, maupun
pelayanan purna jualnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari harga, tempat dan layanan purna jual
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi. Untuk variabel produk, promosi,
personelorang dan proses tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi.
2. Untuk variabel harga, tempat dan layanan purna jual mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI di BRI
Kanca Solo Slamet Riyadi dibandingkan variabel lainnya yaitu produk, promosi, personelorang, dan proses.
3. a. Terdapat perbedaan pengaruh variabel promosi dan pelayanan purna jual terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit BRI di BRI Kanca Solo Slamet Riyadi
berdasarkan tingkat penghasilan konsumen. b
Tidak terdapat perbedaan pengaruh variabel produk, harga, tempat, personelorang dan proses terhadap keputusan konsumen memiliki kartu kredit