commit to user
60
Tugas lain di bagian teknis seperti, stempel, pembuatan kelengkapan pustaka, ekspedisi dan shelving dilakukan oleh staf non pustakawan. Jumlah staf non
pustakawan di bagian teknis adalah dua orang, mereka bertugas membantu jabatan fungsional pustakawan dalam melaksanakan tugasnya.
“Di bagian teknis itu apa saja yang dikerjakan Pak untuk meningkatkan layanan?” “Ya, kalau ada bahan pustaka yang tiba ya diolah, kalau tidak ya
tidak melakukan apa – apa, ini saja banyak bahan pustaka yang belum memiliki barcode, soalnya mesin barcode-nya rusak jadi hanya dibiarkan
saja, di sini banyak sekali bahan pustaka yang rusak, tidak diperbaiki hanya dibiarkan didalam kardus – kardus ditumpuk, padahal alat – alat untuk
memperbaiki sudah ada, ya saya tidak mau kalau saya yang kerja sendiri sedang yang lain hanya melihat, saya jadi ikut malas – malasan”
Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011.
Dari hasil wawancara di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa petugas di bagian teknis baik yang pustakawan maupun non pustakawan tidak melakukan tugas
apapun apabila tidak ada bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan, mereka juga tidak melakukan perbaikan kepada bahan pustaka yang sudah tidak layak untuk
digunakan.
4.2.1.2 Bagian pelayanan perpustakaan
Pada bagian pelayanan perpustakaan terdapat dua jabatan fungsional pustakawan dengan golongan masing – masing IIIc yang berarti memiliki jenjang
jabatan pustakawan tingkat terampil jenjang penyelia. Adapun tugas keduanya di bagian ini adalah :
commit to user
61
1. Layanan sirkulasi a. Kartu anggota
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembuatan kartu
anggota sebagai kartu keanggotaan perpustakaan dan sebagai syarat peminjaman bahan pustaka yang ada.
Syarat dari pembuatan kartu anggota dirasakan oleh pengunjung terlalu sulit, sehingga banyak pengunjung yang merasa kerepotan
dan tidak paham dengan maksud dari syarat tersebut. b. Peminjaman
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang memungkinkan untuk melakukan peminjaman bahan pustaka yang
diinginkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, baik koleksi umum yang dapat dibawa pulang ataupun koleksi referensi yang
hanya dibaca di tempat. Pencatatan peminjaman dilakukan dengan menggunakan dua cara
yaitu cara manual dan menuliskan data di komputer dengan software NCI Bookman, selain itu kartu buku dimasukkan ke dalam rak sesuai
dengan tanggal kembali. Cara manual ditempuh guna penentuan data statistik dari peminjam buku serta nomor klasifikasi yang sering
dipinjam.
commit to user
62
c. Pengembalian Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
memungkinkan pengguna untuk mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Dalam melakukan proses pengembalian petugas melakukan penghapusan data di software NCI Bookman, setelah itu mencari
kartu buku yang sesuai dengan tanggal kembali kemudian dimasukkan ke dalam kantong buku. Jika terlambat melakukan
pengembalian, peminjam dikenai denda sebesar Rp 200,- per hari. d. Shelving penyusunan koleksi di rak
Bahan pustaka yang selesai diproses atau selesai di baca oleh pengguna harus ditempatkan kembali ke dalam rak yang sesuai
dengan nomor klasifikasi yang sudah ditentukan. Sehingga pengguna mudah dalam menemukan kembali bahan pustaka.
Shelving tidak dilakukan oleh petugas perpustakaan, sehingga bahan pustaka terletak di nomor klasifikasi yang tidak sesuai, ini sangat
menyulitkan pengguna yang melakukan pencarian menggunakan OPAC.
commit to user
63
2. Layanan referensi Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi
bahan – bahan pustaka rujukan, seperti kamus, ensiklopedi, undang – undang, dan sebagainya yang tidak dapat dibawa pulang hanya dapat
dibaca di tempat dengan meninggalkan identitas. Layanan yang diberikan pihak perpustakaan kepada pengguna kurang
optimal, karena letak layanan referensi berada satu ruangan dengan koleksi umum, selain itu lemari tempat penyimpanannya terhalang oleh
meja para staf perpustakaan. 3. Layanan terbitan berseri
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi koleksi terbitan berseri seperti koran, majalah. bulletin, dan sejenisnya
yang terbit secara berkala. Namun layanan ini kurang optimal diberikan kepada pengguna
perpustakaan, bahan koleksi ini dibiarkan berantakan dan tidak sesuai dengan urutan tanggal terbit, selain itu koleksinya tidak berurutan sesuai
dengan edisi yang ada. 4. Layanan audio visual
Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berisi koleksi non cetak, berupa CD-ROM, flashdisk, dll. Namun, layanan ini
kurang optimal diberikan kepada pengguna, karena koleksinya tidak dipamerkan kepada pengunjung.
commit to user
64
5. Layanan penunjang Layanan penunjang meliputi :
a. Layanan anak dan permainan Layanan ini ditujukan kepada pengunjung anak – anak, koleksi
khusus untuk anak – anak tersedia, namun ruangan khusus untuk mereka tidak disediakan begitu pula dengan permainannya.
b. Layanan mendongeng Layanan yang diberikan oleh pustakawan dengan tujuan menarik
minat anak – anak dengan dunia membaca, namun layanan ini tidak dihadirkan di perpustakaan.
c. Layanan bagi penyandang cacat Layanan ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung yang
memiliki kekurangan, namun layanan ini tidak diberikan kepada pengunjung.
Beberapa tugas yang dilakukan pustakawan di bagian pelayanan perpustakaan ini dibantu oleh tenaga non pustakawan. Tenaga non pustakawan ini
membantu di bagian peminjaman, pengembalian dan pembuatan kartu anggota, sedangkan untuk melakukan shelving dan pelayanan referensi mereka di rasa kurang
mampu.
commit to user
65
“Pustakawan disini lulusan ilmu perpustakaan atau diklat Pak” “Tiga pustakawan yaitu saya, Bu Parsi dan Bu Umi itu dari diklat di Jakarta, kalau
Mbak Kurnia itu D2 Perpustakaan, jadi kami bertiga termasuk golongan pustakawan jenjang penyelia dan Mbak Kurnia jenjang pelaksana lanjutan”
Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagaian Pelayanan Perpustakaan, 14 Februari 2011.
Tugas pustakawan tingkat terampil jenjang penyelia adalah sebagai pembimbing, pengawas dan penilai pekerjaan yang dilakukan oleh jabatan fungsional
dibawahnya, namun di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, pustakawan jenjang penyelia masih melaksanakan tugas pustakawan jenjang
pelaksana, maupun jenjang pelaksanaan lanjutan. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pustakawan pada kedua jenjang tersebut, pustakawan yang seharusnya
menjadi pembimbing, pengawas, dan penilai masih ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan yang seharusnya sudah tidak dilaksanakan olehnya. Pustakawan jenjang
pelaksanaan lanjutan berjumlah satu staf, pustakawan ini tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pustakawan jenjang
pelaksanaan lanjutan seorang diri. Oleh sebab itu, mau tidak mau pustakawan dengan jenjang yang lebih tinggi harus melakukan pekerjaan yang seharusnya sudah tidak
dikerjakannya. Ketidak tepatan tugas pustakawan ini berakibat pada kurang optimalnya
pekerjaan dan hasil akhir yang dicapai. Hal ini akan berdampak luas pada pengelolaan perpustakaan secara keseluruhan, karena pustakawan merupakan kunci
dari keberhasilan pengelolaan perpustakaan.
commit to user
66
4.2.2 Tugas pustakawan tingkat terampil dalam peningkatan layanan