Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan sumber informasi

commit to user 66

4.2.2 Tugas pustakawan tingkat terampil dalam peningkatan layanan

Layanan yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta masih banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini mengakibatkan tidak maksimalnya pemanfaatan masyarakat terhadap perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi. Tugas yang dilaksanakan pustakawan pun pada akhirnya harus dipertanyakan, bagaimana bisa sebuah perpustakaan yang dikelola oleh pustakawan memiliki pelayanan yang kurang optimal bagi masyarakat pemakai? Tugas yang dilaksanakan pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sejauh ini dapat dikatakan kurang khususnya dalam upaya peningkatan layanan yang telah ada. Mereka mempertahankan layanan yang ada tanpa berusaha untuk meningkatkannya menjadi jauh lebih baik. Pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta terdiri dari empat pustakawan tingkat terampil, dengan tiga orang termasuk ke dalam jenjang penyelia dan satu orang termasuk ke dalam jenjang pelaksana lanjutan. Adapun tugas pustakawan tingkat terampil dalam peningkatan layanan yang ditinjau dari beberapa aspek, sebagai berikut :

4.2.2.1 Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan sumber informasi

Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi merupakan salah satu tugas yang harus dijalankan oleh pustakawan salah satunya berguna untuk meningkatkan layanan yang ada, tugas ini meliputi : commit to user 67 1. Pengembangan koleksi Mengembangkan koleksi merupakan salah satu tugas dari pustakawan tingkat terampil, sehingga koleksi yang ada terus berkembang dari waktu ke waktu. Berikut pengembangan yang dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta : a. Layanan sirkulasi koleksi umum “Koleksi umum ini didapat darimana Pak?” “Ada anggaran dari dana APBD dan bantuan dari perpustakaan provinsi, kami sering meminta bantuan untuk pengadaan bahan pustaka ke perpustakaan – perpustakaan besar, seperti perpustakaan nasional” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki anggaran dari dana APBD dan bantuan dari perpustakaan besar dalam upaya mengembangkan koleksi. b. Layanan referensi “Koleksi dilayanan referensi ini kenapa kurang mutakhir Pak?” “Layanan referensi kurang diminati oleh pengguna, sehingga kami jarang meminta bantuan untuk koleksi di layanan referensi” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi di layanan referensi kurang di perhatikan oleh pustakawan, koleksi yang ada kurang mutakhir dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi saat ini. commit to user 68 c. Layanan audio visual “Pak kenapa di sini tidak ada layanan audio visual, apa tidak memiliki koleksinya?” “Koleksi audio visual ada, namun kami tidak memiliki tempat untuk memamerkan koleksi tersebut, jadi koleksi audio visual hanya saya simpan di laci” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi audio visual tidak dipamerkan kepada pengunjung dikarenakan masalah sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dari ketiga layanan yang dimiliki oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, koleksi yang terdapat di masing – masing layanan tidak dikembangkan secara optimal oleh pustakawan, mereka cenderung mempertahankan apa yang ada, tanpa berniat untuk melakukan program pengembangan atau pun peningkatan. 2. Pengolahan bahan pustaka koleksi Kegiatan yang dilakukan untuk mengolah bahan pustaka menjadi layak untuk dipinjamkan kepada pengunjung perpustakaan, selain itu untuk memudahkan temu kembali informasi. Berikut pengolahan bahan pustaka yang dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta : · Layanan teknis pengolahan bahan pustaka “Apa saja yang dilakukan pustakawan dalam melakukan pengolahan bahan pustaka?” “Inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, stempel penjajaran kartu katalog, itu dilakukan kalau bahan pustaka sudah tiba, kalau tidak ada bahan pustaka yang datang, tidak melakukan apa – apa” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 69 “Semua kegiatan itu dilakukan oleh dua pustakawan di bagian teknis saja?” “Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi dilakukan oleh dua pustakawan tersebut, selebihnya seperti stempel, penempelan call number, kantong buku, dan kartu buku dilakukan oleh staf yang lain. Sedangkan penjajaran kartu katalog dilakukan oleh pustakawan, karena staf lain tidak tahu menahu masalah itu” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. “Proses klasifikasinya seperti apa Pak?” “Kalau koleksi umum disesuaikan dengan nomor klasifikasi DDC, kalau buku yang isinya cerita fiksi maka nomor klasifikasinya di awali dengan FIK, sedangkan majalah menggunakan kode huruf” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan hanya melakukan pengolahan bahan pustaka jika bahan pustaka sudah datang, selain itu mereka tidak melakukan apapun. Tugas seperti inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi dan penjajaran kartu catalog dilakukan oleh dua orang pustakawan yang satu diantaranya hampir memasuki masa pensiun. Penomoran klasifikasi menggunakan struktur bagan DDC untuk koleksi non fiksi, sedangkan koleksi fiksi dan majalah menggunakan kode huruf. 3. Penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka Kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan dengan tujuan memudahkan dalam penemuan kembali bahan pustaka. Berikut penyimpanan dan pelestarian yang dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta : commit to user 70 a. Layanan sirkulasi koleksi umum “Mengapa koleksi di sini tidak urut sesuai dengan nomor klasifikasi, ini bukankah menyulitkan pengunjung dalam proses temu kembali?” “Iya memang menyulitkan, namun kebanyakan pengunjung tidak menggunakan katalog yang telah kami sediakan, mereka lebih sering langsung datang ke rak – rak buku mencari sendiri dan mengembalikannya sendiri. Saya sudah berusaha menata sesuai dengan klasifikasi, tapi tidak ada yang membantu jadi saya kerepotan, maka tidak saya teruskan” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. “Bagaimana dengan pelestarian bahan pustaka di sini?” “Banyak bahan pustaka yang sudah tidak layak pakai yang hanya dibiarkan didalam kardus, tidak dilakukan perbaikan. Karena kurangnya kesadaran dari pustakawan maupun staf non pustakawan. Kalau saya sendiri yang mengerjakan, saya tidak bisa, makanya saya jadi ikut – ikutan cuek” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan tidak melakukan shelving dengan baik maupun membantu pengunjung dalam menemukan bahan pustaka yang dicari. Selain itu mereka tidak melakukan pelestarian bahan pustaka yang merupakan tugas mereka, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan tugas yang diemban. b. Layanan referensi “Untuk melakukan proses temu kembali pada layanan referensi bagaimana Pak?” “Kami menyediakan katalog baik manual maupun OPAC, tapi pengunjung dapat menyebutkan koleksi seperti apa yang di minta, nanti akan diambilkan oleh petugas, karena pengunjung tidak boleh mengambil sendiri ataupun dibawa pulang hanya boleh dibaca di tempat dengan meninggalkan kartu identitas” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 71 “Kenapa layanan referensi diletakkan satu ruangan dengan ruang koleksi umum, apa lagi letaknya terhalang oleh meja para staf?” “Ini masalahnya pada gedung yang kurang luas, awalnya layanan referensi diletakkan dilantai dua, namun usia gedung sudah tua tidak mampu menahan beban dari koleksi referensi, lantai dua jadi melengkung ke bawah, ini sangat membahayakan bagi lantai satu, maka layanan referensi dipindah ke lantai satu” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa proses temu kembali untuk koleksi di layanan referensi dilakukan oleh petugas, pengunjung dapat menggunakan OPAC maupun katalog manual untuk mendapatkan call number. Selain itu tempat penyimpanan layanan referensi terhalang oleh meja para staf, sehingga menyulitkan petugas dalam melakukan pencarian bahan pustaka yang diminta pengunjung. c. Layanan terbitan berseri “Mengapa koleksi terbitan berseri berantakan dan tidak dikelompokkan berdasarkan bulan terbit atau tahun terbit?” “Ini dikarenakan kurangnya tempat untuk meletakkan koleksi terbitan berseri, selain itu tidak ada pustakawan atau staf yang melakukan pengelompokan atau penjilidan, kemudian setiap selesai dibaca pasti diletakkan sembarangan tidak diurutkan kembali” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan tidak melakukan pengelompokan atau penjilidan terhadap koleksi terbitan berseri, selain itu koleksi terbitan berseri diletakkan sembarangan. commit to user 72 Tugas penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan sesuai dengan keadaan ruangan dan gedung yang di tempati, namun untuk tugas melakukan shelving atau penempatan kembali bahan pustaka sesuai dengan nomor klasifikasi tidak dilakukan dengan baik, selain itu pustakawan juga tidak melakukan tugasnya dalam melestarikan bahan pustaka yang sudah rusak. 4. Pelayanan informasi Memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar, penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literature, bimbingan membaca, bimbingan pemakai perpustakaan, membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa kepustakaan, bercerita kepada anak – anak, dan statistik. Berikut pelayanan informasi yang dilakukan pustakawan tingkat terampil di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta : a. Layanan sirkulasi “Di sini sistem peminjaman dan pengembaliannya bagaimana Bu’?” “Kalau meminjam, nanti dicatat pakai komputer, ditulis nomor anggota sama nomor barcodenya. Kalau sudah ditulis lagi dibuku statistik, jenis peminjamnya siapa nanti digaris satu dikolom seperti pemilu itu Mbak, terus ini juga sama dibagian klasifikasi sama bahasanya ditandai juga. Terus kartu bukunya ditaruh di rak ini sesuai dengan tanggal kembali bukunya. Kalau mau mengembalikan kamu cek di komputer terus kamu cari kartu bukunya sesuai dengan tanggal kembalinya kalau sudah ketemu dimasukkan ke kantong buku terus dikembalikan ke rak. Kalau telat ya kamu minta dendanya telat sehari 200” Wawancara dengan Ibu Suparsi, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 73 “Kalau mau menjadi anggota perpustakaan bagaimana Bu’?” “Ya sesuai dengan peraturan yang ada, itu semua harus dipenuhi, nanti formulirnya bisa dibawa pulang diisi di rumah, bayarnya 3.500. Kalau mau memperpanjang ya bayar lagi, kalau tidak bayar ya tidak dibuatkan” Wawancara dengan Ibu Trining, Staf bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahawa sistem peminjaman dan pengembalian kurang efisien karena membutuhkan banyak waktu dalam setiap prosesnya, selain itu peminjam dibiarkan menunggu terlalu lama pada saat proses peminjaman berlangsung dimana petugas harus melakukan dua kali pencatatan, selain proses peminjaman dan pengembalian, pembuatan kartu anggota memiliki syarat yang cukup sulit, pengguna perpustakaan sering mengeluhkan syarat – syarat yang harus mereka penuhi guna pembuatan kartu anggota perpustakaan, dengan demikian pelayanan informasi yang diberikan pustakawan kurang maksimal, selain itu petugas dan pustakawan di bagian sirkulasi kurang ramah terhadap pengunjung. b. Layanan perpustakaan keliling “Perpustakaan kelilingnya lumayan bagus, tapi koleksinya kurang merata ya Pak?” “Iya, sebenarnya saya sudah memilih – milih buku yang mau saya tata di mobil perling tapi belum saya masukkan soalnya tidak ada yang membantu, ada yang bilang sudah cukup koleksi untuk perling, jadi seadanya saja yang terdapat di mobil perling sekarang, padahal minat masyarakat di tempat – tempat yang kami kunjungi itu bagus” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 74 Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pemanfaatan masyarakat dengan adanya mobil perling dapat dikatakan cukup tinggi, namun hal itu tidak didukung dengan pelayanan maksimal pada koleksi yang ada, selain itu ada beberapa petugas perpustakaan keliling yang tidak melakukan tugasnya untuk mengunjungi lokasi yang telah ditentukan. Kurangnya tanggung jawab dan pelayanan yang baik dari petugas perpustakaan keliling ini pernah dikeluhkan oleh lembaga yang mendapat kunjungan perpustakaan keliling, padahal antusias masyarakat dengan kehadiran perpustakaan keliling tersebut sangat tinggi. c. Layanan pandang dengar audio visual “Bapak pernah memberitahukan adanya koleksi audio visual kepada pengguna perpustakaan?” “Tidak pernah, soalnya banyak yang tidak tahu tentang adanya koleksi lain selain buku, selain itu tidak ada sarana yang mendukung untuk menyajikan koleksi tersebut kepada pengguna” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Layanan audio visual atau pandang dengar tidak diberikan kepada pengunjung karena sarana untuk memamerkan koleksi ini tidak mendukung, selain itu juga dikarenakan kendala gedung yang memiliki ruangan yang sempit untuk menghadirkan seluruh layanan yang seharusnya ada di perpustakaan. d. Layanan rujukan referensi “Tingkat keterpakaian layanan rujukan di sini seperti apa Pak?” “Tingkat keterpakaiannya masih rendah, karena letaknya yang terhalang oleh meja para staf sehingga pengunjung tidak tahu bahwa itu koleksi rujukan, biasanya yang menggunakan layanan ini adalah kaum terpelajar” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 75 Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan layanan rujukan belum begitu dikenal oleh masyarakat, pemakainya hanya kaum terpelajar, walaupun demikian layanan rujukan harus dikelola dengan baik demi kepuasan pengunjung dan citra perpustakaan. e. Layanan penyajian bahan pustaka dan penelusuran literatur “Di sini apakah terdapat layanan penyajian bahan pustaka dan penelusuran literature Pak?” “Tidak ada, bahan pustaka dikelompokkan sesuai dengan nomor klasifikasi dan penelusuran hanya ada penelusuran katalog” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan berupa penyajian bahan pustaka dan penelusuran literatur belum dikembangkan oleh perpustakaan, hal ini dikarenakan sumber daya pustakawan yang bekerja kurang mengerti dengan teori baru ilmu perpustakaan saat ini, sehingga mereka tidak melakukan sebagian tugasnya. f. Layanan bimbingan membaca, membina kelompok membaca, dan bimbingan pemakai perpustakaan “Layanan yang berupa bimbingan membaca, kelompok membaca, dan bimbingan pemakai perpustakaan sudah ada Pak?” “Belum, kami belum melakukan layanan – layanan tersebut, karena kurangnya staf yang menguasai layanan – layanan perpustakaan” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 76 Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan membaca dan pembinaan kelompok membaca belum dilaksanakan padahal hal ini sangat baik apabila diterapkan kepada anak – anak guna menumbuhkan budaya gemar membaca sedari dini. Selain itu layanan bimbingan pemakai perpustakaan juga belum dilaksanakan, hal ini sangat terlihat jelas dimana pengunjung tidak menggunakan katalog sebagai pilihan untuk melakukan temu kembali bahan pustaka, serta pengunjung kurang mengetahui apa saja layanan yang ada di perpustakaan tersebut. g. Layanan penyebaran informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, dan membuat analisa kepustakaan “Layanan yang berupa penyebaran informasi secara kilat atau informasi terseleksi dan analisa kepustakaan sudah dilaksanakan Pak?” “Dulu pernah kami laksanakan, seperti pembuatan kliping tentang suatu subjek tertentu, tapi lama kelamaan tidak ada lagi petugas yang melaksanakan tugas tersebut, jadi banyak kliping yang tidak terselesaikan alhasil tidak disajikan kepada pengguna” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan yang meliputi penyebaran informasi terbaru atau kilat dan terseleksi serta pembuatan analisa kepustakaan pernah dilakukan oleh petugas maupun pustakawan, namun seiring berjalannya waktu tugas tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi, sehingga banyak hasil pekerjaan yang tidak terselesaikan dengan baik. commit to user 77 h. Layanan bercerita kepada anak – anak “Kalau layanan penunjang seperti story telling itu ada tidak Pak? Lantas kunjungan Adik – Adik dari PAUD itu apa merupakan agenda Perpustakaan?” “Kalau story telling belum ada, pustakawannya belum mampu melakukan seperti itu, karena pustakawannya sudah terlalu tua dan hampir mau pensiun. Kalau kunjungan PAUD itu bukan agenda perpustakaan, tapi memang mereka sendiri yang berkeinginan untuk datang ke sini” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bercerita kepada anak – anak tidak dilakukan, padahal ini merupakan salah satu layanan penunjang perpustakaan umum yang mampu menarik minat anak – anak untuk berkunjung ke perpustakaan dan mulai menggemari budaya membaca, hal ini dikarenakan pustakawan yang bertugas dua diantaranya hampir memasuki masa pensiun sedangkan dua pustakawan yang lainnya mengurusi layanan – layanan yang lain, sehingga perhatian pustakawan dengan layanan – layanan untuk anak – anak sangat kurang. i. Statistik “Bagaimana dengan data statistik Pak, apakah pustakawan juga mengerjakan tugas ini?” “Iya, tugas ini harus dikerjakan sebagai laporan kepada pusat tentang tingkat kunjungan dan peminjaman di perpustakaan, namun data statistik ini tidak dipamerkan kepada pengunjung, karena tidak ada yang bersedia membuatnya” Wawancara dengan Bapak Warsito, Pustakawan bagian Pelayanan Perpustakaan, 17 Februari 2011. commit to user 78 Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pembuatan data statistik masih dilakukan oleh petugas perpustakaan, hal ini dilakukan untuk melaporkan data pengunjung dan peminjaman kepada pemerintah pusat sebagai lembaga tertinggi pengelolaan perpustakaan daerah, yang tidak dilakukan pustakawan adalah pembuatan data statistik yang digunakan untuk menginformasikan kepada pengunjung tentang data statistik yang ada. Pelayanan informasi yang telah diberikan kepada pengguna perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta adalah layanan sirkulasi, layanan perpustakaan keliling, layanan rujukan, sedangkan pelayanan informasi yang lain pernah diterapkan di perpustakaan tersebut namun sekarang tidak dilaksanakan lagi. Pemberian pelayanan informasi yang memadai kepada pengguna perpustakaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh pustakawan sebagai pengelola perpustakaan. Tugas pustakawan tingkat terampil yakni pengorganisasian dan pendayagunan koleksi bahan pustaka sumber informasi yang meliputi pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka koleksi, penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka, serta pelayanan informasi sebagian telah dilaksanakan oleh pustakawan, namun tugas tersebut kurang dilaksanakan dengan optimal, sehingga tingkat kepuasan pengguna dengan layanan yang ada sangat kurang. Seharusnya pustakawan mampu melaksanakan tugas tersebut guna peningkatan dan pengembangan layanan serta peningkatan dan pengembangan perpustakaan pada umumnya. commit to user 79

4.2.2.2 Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi