TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
commit to user
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR
ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam Bidang Perpustakaan
Oleh :
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
D1808043
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(2)
commit to user
iiSURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
ilmu Politik UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
N A M A
: SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
N I M
: D1808043
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir
JUDUL
: TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN
LAYANAN
DI
KANTOR
ARSIP
DAN
PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
PEMBIMBING
: Drs. Harmawan, M. Lib
TANGGAL DIUJI
:
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) yang saya susun adalah benar – benar karya
saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya
sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di
Fakultas termasuk pencabutan gelar Vokasi yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta,
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
(3)
commit to user
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas Akademik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
NAMA
: SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
NIM
: D1808043
Program Studi : DIII PERPUSTAKAAN
Fakultas
: ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (
Non-
exclusive Royalty Free Right
) atas Tugas Akhir saya yang berjudul :
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR
ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
beserta instrument /desain/perangkat ( jika ada ). Berhak menyimpan,
mengalihkan bentuk, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
( data base ) , merawat, serta mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis ( Author ) dan Pembimbing sebagai co
Author atau pencipta dan juga sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya secara sadar tanpa paksaaan
dari pihak manapun.
Dibuat di
Pada Tanggal
Yang membuat pernyataan
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
NIM D1808043
(4)
(5)
commit to user
(6)
commit to user
viMOTTO
Do the right things, with the right way
( Denny Sumargo )
Tuhan yang mewakili pilihan kita, biarkan Dia memilih yang
terbaik untuk kita.
( Mario Teguh )
Semakin banyak kita memperhatikan apa yang dikerjakan orang
lain, semakin banyak kita belajar sesuatu untuk diri kita sendiri.
( Isaac Basnevis Singer )
Kemajuan dimulai pada saat kita mau menerima kelemahan –
kelemahan dari kita sendiri untuk diperbaiki.
( Anonim )
Make it happen
(7)
commit to user
viiPERSEMBAHAN
This graduate paper is dedicate to :
Niek Sutarni,
your place in my heart never be change, because you always in my heart for my all
life. I miss you with all of my heart. Rest in Peace Mom…
Sumarno,
thanks for your love, thanks for caring me, thanks for loving me, thanks for
supporting me, thanks for always in my side. Forgive me,if I never tell you how
much I love you…
Endang Sulistyorini,
thanks for everything, thanks for your kindness, thanks for caring me…
Devi Puspitarini,
thanks for your support, thank you so much…
Danny Kelana Girry,
you’re my truly guardian angel, thanks for everything. Anything you do, if that’s
make you happy,I’m the first person who always support you…
Ramdhan Harjana,
thanks for always support me, thanks for your kindness, thanks for your love.
Te amo.
Septiana Sundari,
my lovely sister, thank you for your great support,thanks for be my best friend in
my life, don’t forget me,will miss you Unni…
(8)
commit to user
viiiABSTRAKSI
TUGAS PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR
ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA
SEPFRIEND AYU KELANA GIRI
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Tugas
pustakawan dalam peningkatan layanan perpustakaan adalah faktor penting dalam
pengembangan perpustakaan khususnya perpustakaan daerah, dengan menggunakan
metode pengamatan, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi menyimpulkan
bahwa layanan yang terdapat di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pustakawan belum
melaksanakan tugasnya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional pustakawan tingkat
terampil yang dimiliki sehingga tidak mampu mengelola layanan dengan maksimal
bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Tugas pustakawan tingkat terampil meliputi :
(1) pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi
yang kegiatannya adalah : pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka /
koleksi, penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka serta pelayanan informasi ; (2)
pemasyarakatan perpustakaan , dokumentasi, dan informasi yang kegiatannya adalah
: penyuluhan, publisitas, dan pameran. Tugas pustakawan yang belum maksimal ini
dipengaruhi oleh beberapa hambatan antara lain, sumber daya manusia pustakawan,
sarana prasarana, gedung dan ruangan, manajemen, dan pemimpin yang kurang
memberikan pengaruh dalam peningkatan pelayanan. Kendala – kendala ini yang
dirasakan oleh pustakawan menjadi pemicu kurangnya pengoptimalan tugas
pustakawan dalam meningkatkan layanan. Dengan adanya beberapa kendala yang
dihadapi, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta masih mampu
bertahan melalui upaya yang dilakukan pihak pustakawan maupun lembaga antara
lain, pendidikan, motivasi kerja, dan pengajuan proposal
Solo Education Park
sebagai tindak lanjut hambatan berupa gedung dan sarana prasarana. Dengan upaya
yang dilakukan tersebut, pihak lembaga masih menemukan hambatan, seharusnya
pihak lembaga mampu mengurangi staf atau karyawan yang tidak kompeten,
memberikan penghargaan kepada yang melakukan perubahan ataupun tindakan yang
bermanfaat, serta sanksi yang tegas bagi yang lalai menjalankan tugas.
(9)
commit to user
ixKATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kuliah Kerja Pusdokinfo dan
menyusun laporan Tugas Akhir yang berjudul “TUGAS PUSTAKAWAN DALAM
PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
DAERAH KOTA SURAKARTA”. Penulis menyusun laporan ini berdasarkan data
dan keterangan yang diberikan oleh pembimbing yang ada di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta selama pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo
(KKP).
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini semuanya
tidak akan terwujud dan berjalan lancar tanpa ada bantuan dari berbagai pihak.
Dengan terselesainya penulisan dan penyusunan laporan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Bapak Drs. Haryanto, M. Lib. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan Kuliah Kerja Pusdokinfo.
3.
Bapak Drs. Harmawan, M.Lib. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan selama melakukan penulisan Tugas Akhir
ini.
4.
Bapak Warsito, selaku pembimbing Kuliah Kerja Pusdokinfo di Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.
5.
Seluruh staf dan karyawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta.
(10)
6.
Bapak dan Ibu Dosen jurusan DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
7.
Papa, Mama, Kakakku Danny Kelana Girry, Adikku Devi Puspitarini dan
keluarga besarku, terima kasih atas segala motivasi, dukungan dan kasih
sayangnya, kalian yang terbaik.
8.
Ramdhan Harjana, yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta
kebahagiaan dan kasih sayang.
9.
Septiana Sundari, sahabat terbaikku sekaligus teman seperjuangan dalam
suka maupun duka, terima kasih atas nasehat dan dukungannya.
10.
Sahabat – sahabatku di Kost Rinenggo, Hana, Githa, Fitri, dan Tiara, terima
kasih untuk kisah terindahnya.
11.
Sahabat – sahabatku di DIII Perpustakaan 2008, khususnya Dhian
Anggraeni, Agustina Pujiastuti, Aji Wirawan, Giri Kurniadi, terima kasih
atas dukungan dan kekompakannya selama ini.
12.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mohon segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata hanya Allah SWT yang mampu membalas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis berharap, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pihak – pihak yang membutuhkan.
Surakarta,
(11)
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERNYATAAN ...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………...
iv
HALAMAN PENGESAHAN ...
v
HALAMAN MOTTO ...
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
vii
ABSTRAKSI ………. viii
KATA PENGANTAR ...
ix
DAFTAR ISI
………...
xi
DAFTAR TABEL ……...
xv
DAFTAR BAGAN
..………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………...
1
1.2. Rumusan Masalah ...
4
1.3. Tujuan ...
4
1.4. Metode Penelitian ...
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan Umum ...
8
2.1.1. Ciri-ciri Perpustakaan Umum ...
9
2.1.2. Tujuan Perpustakaan Umum ...
10
2.1.3. Fungsi Perpustakaan Umum ………….………...…
11
2.1.4. Misi Perpustakaan Umum ……….………..…
12
(12)
2.2.1. Jenjang dan Jabatan Pustakawan ………
14
2.2.2. Peran Pustakawan ………..………...
16
2.2.3. Tugas Pustakawan ………..………....
18
2.2.4. Pendidikan Pustakawan ……….………...
21
2.3. Layanan Perpustakaan ………....
22
2.3.1. Kegiatan Pelayanan Perpustakaan ……… ..
24
2.3.1. Sistem Layanan Perpustakaan ………...
25
2.3.2. Jenis – jenis Pelayanan ………..………...
27
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1. Sejarah ……...
31
3.2. Visi dan Misi ………...
34
3.2.1. Visi ………...
34
3.2.2.
Misi
………
...
34
3.3.
Struktur Organisasi ………... 35
3.3.1. Kepala Kantor ………
...
36
3.3.2. Jabatan Fungsional …….. ...
36
3.3.3. Sub Bagian Tata Usaha ……...
36
3.3.4. Seksi Pengelolaan Arsip ………...
37
3.3.5. Seksi Pengelolaan Perpustakaan……...
37
3.3.6. Seksi Pelayanan Perpustakaan ...
38
3.4. Tugas dan Fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta
...
38
3.4.1. Tugas Pokok ………...
38
3.4.2. Fungsi …………...
38
3.5. Sumber Daya Manusia ………...
...
39
3.6. Gedung dan Ruang Perpustakaan ...
40
(13)
commit to user
3.8. Sarana Prasarana ……… ...
41
3.9. Koleksi ………
...
42
3.9.1. Koleksi Umum ……… ...
42
3.9.2. Majalah ……… ..
43
3.9.3. Surat Kabar ……….. ..
43
3.9.4. Referensi ……….. ..
44
3.9.5. Audio Visual ……… ..
44
3.9.6. Koleksi Khusus ………. ..
44
3.10.Layanan ………..
45
3.10.1. Layanan Arsip ……….. ..
46
3.10.2. Layanan Administrasi ………. ...
46
3.10.3. Layanan Teknis ………. ..
46
3.10.4. Layanan Sirkulasi ………. ..
47
3.10.5. Layanan Loker ………. ..
52
3.10.6. Layanan Referensi ……… .
52
3.10.7. Layanan Penelusuran Informasi ……….…
52
3.10.8. Layanan Ruang Baca ………..…
52
3.10.9. Layanan Fotokopi ………. .
52
3.10.10.Layanan Perpustakaan Keliling ………..…
53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Masalah ...
54
4.2. Pembahasan ………...
57
4.2.1. Tugas Pustakawan...
57
4.2.1.1. Bagian Teknis (Pengolahan Bahan
Pustaka) ...
58
4.2.1.2. Bagian Pelayanan Perpustakaan ...
60
4.2.2. Tugas Pustakawan Tingkat Terampil
dalam Peningkatan Layanan ...
66
(14)
4.2.2.1. Pengorganisasian dan pendayagunaan
koleksi bahan pustaka/sumber informasi...
66
1. Pengembangan koleksi
...
67
2. Pengolahan bahan pustaka/koleksi ...
68
3. Penyimpanan dan melestarikan
bahan pustaka ………...
69
4. Pelayanan informasi ...
72
4.2.2.2. Pemasyarakatan perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi ………...
79
1. Penyuluhan ……… ...
79
2. Publisitas ………
80
3. Pameran ……….
81
4.2.3. Hambatan - Hambatan ...
83
4.2.3.1. Sumber Daya Manusia Pustakawan ...
83
4.2.3.2. Gedung / Bangunan dan Ruangan ...
84
4.2.3.3. Sarana / Prasarana ...
86
4.2.3.4. Manajemen ……...
87
4.2.3.5. Pemimpin …………...
89
4.2.4. Upaya yang Dilakukan ...
91
4.2.4.1. Pendidikan ………...
91
4.2.4.2. Motivasi Kerja ……...
92
4.2.4.3. Permohonan Pembuatan
Solo Education
Center
………..
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……...
95
5.2. Saran ………...
...
97
DAFTAR PUSTAKA
(15)
commit to user
xv
Halaman
Tabel 3.1
Daftar Karyawan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kota Surakarta Februari 2011 ……… ...
40
Tabel 3.2
Sarana Prasarana ……… ...
42
Tabel 3.3
Jumlah Buku Selama 5 Tahun Terakhir ...
43
Tabel 4.1
Daftar Pustakawan Kantor Arsip dan Perpustakaan
(16)
commit to user
xvi
Halaman
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan
(17)
commit to user
xvii
Lampiran 1 Surat Permohonan Magang
Lampiran 2 Surat Keterangan Mahasiswa
Lampiran 3 Surat Tugas Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 5 Form Penilaian Kuliah Kerja Pusdokinfo
Lampiran 6 Catatan Kerja Harian Mahasiswa
Lampiran 7 Presensi Kuliah Kerja Pusdokinfo Bulan Februari 2011
Lampiran 8 Presensi Kuliah Kerja Pusdokinfo Bulan Maret 2011
Lampiran 9 Form Pendaftaran Anggota
Lampiran 10 Form Referensi
Lampiran 11 Jumlah Koleksi dan Pengunjung Perpustakaan
Lampiran 12 Kartu Buku dan Slip Tanggal Kembali
Lampiran 13 Label dan Kantong Buku
Lampiran 14 Denah Bagian Pengolahan Bahan Pustaka ( Teknis )
Lampiran 15 Denah Bagian Pelayanan Perpustakaan
(18)
commit to user
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Informasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Manusia membutuhkan informasi guna memperkaya pengetahuan mereka
tentang perkembangan jaman yang semakin pesat. Informasi akan bermanfaat dengan
baik apabila dikelola dan diorganisir secara benar oleh sebuah instansi atau lembaga
seperti perpustakaan. Perpustakaan bukan hanya sebagai sarana tempat
mengumpulkan, mengelola dan menyebar luaskan informasi, melainkan dapat juga
sebagai penyedia informasi. Sehingga, informasi dapat dengan mudah didapatkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai sarana referensi, pengambilan keputusan,
rekreasi, dan sebagainya.
Perpustakaan
sebagai
wadah
penyedia
informasi
harus
mampu
mengumpulkan, mengelola serta menyebar luaskan informasi dengan sebaik –
baiknya. Semua usaha itu harus didukung dengan sumber daya manusia yang
profesional dalam bidangnya, yaitu pustakawan. Pustakawan sebagai pengelola
profesional dibidang perpustakaan harus mampu menjembatani semua proses
penyediaan informasi untuk masyarakat. Peran aktif pustakawan akan sangat
berpengaruh dalam perkembangan suatu perpustakaan, oleh karena itu pemerintah
(19)
commit to user
dalam UU No 43 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pustakawan bertugas dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Dengan demikian pustakawan merupakan elemen dasar yang penting bagi
perkembangan dunia perpustakaan, pustakawan menjadi tolok ukur bagaimana
sebuah perpustakaan mampu bertahan di era teknologi seperti saat ini.
Selain pustakawan, faktor penting lain yang dapat dijadikan barometer
keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan adalah layanan yang diberikan
perpustakaan kepada masyarakat pemakai. Dari meja layanan inilah gambaran dan
citra perpustakaan ditentukan, layanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada
pengguna serta mampu meningkatkan tingkat keterpakaian perpustakaan. Hal ini
menjadi faktor penunjang dalam upaya pemanfaatan perpustakaan di era teknologi
oleh masyarakat. Pustakawan jugalah yang nantinya menjadi penentu kualitas
layanan yang dihadirkan kepada pengguna, karena peran pustakawan dalam
peningkatan mutu layanan sangat penting. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
perpustakaan yang mampu bersaing di era teknologi, perlu didukung oleh layanan
yang baik yang dikelola oleh pustakawan yang profesional.
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan umum yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Keberadaannya
menjadi salah satu alternatif penyedia informasi bagi masyarakat kota Surakarta dan
(20)
sekitarnya. Hingga saat ini, masyarakat masih memanfaatkannya dengan baik, bahkan
masyarakat memanfaatkannya bukan hanya sekedar sebagai sarana penyedia
informasi, melainkan juga sebagai sarana rekreasi yang cukup digemari. Tingkat
keterpakaian perpustakaan daerah yang cukup tinggi ini harus didukung dengan
pelayanan yang baik kepada pengguna perpustakaan, sehingga tingkat keterpakaian
perpustakaan dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu, pustakawan yang bekerja disana
memiliki peran dan tugas yang berat serta tanggung jawab penuh dalam pengelolaan
perpustakaan khususnya dalam peningkatan layanan bagi pengguna. Pustakawan
diharapkan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab terhadap peningkatan
layanan di perpustakaan daerah tersebut, agar mampu bersaing dengan kecanggihan
teknologi penyedia informasi. Sehingga eksistensi perpustakaan sebagai penyedia
informasi tidak hilang dengan adanya gempuran teknologi, diharapkan perpustakaan
masih menjadi pilihan kuat sebagai penyedia informasi bagi masyarakat.
Penulis tertarik dalam mengkaji tugas yang dilakukan oleh pustakawan
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam meningkatkan layanan
perpustakaan daerah sebagai sarana penyedia informasi bagi masyarakat. Oleh sebab
itu, dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih judul “TUGAS
PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN LAYANAN DI KANTOR ARSIP
DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA”.
(21)
commit to user
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1
Bagaimana tugas pustakawan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta ?
1.2.2
Apakah tugas pustakawan tingkat terampil yang dilaksanakan dalam
peningkatan layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
sudah sesuai dengan standar ?
1.2.3
Apa hambatan - hambatan yang dihadapi pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam melaksanakan tugasnya ?
1.2.4
Bagaimana upaya yang di lakukan oleh pustakawan dan lembaga agar
pustakawan dapat bekerja dengan optimal ?
1.3
Tujuan
Tujuan utama pembahasan Tugas Akhir dengan judul Peran Pustakawan
dalam Peningkatan Layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam mengampu tugasnya
dalam peningkatan layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
agar mampu bersaing dengan sarana penyedia informasi yang lain. Rincian tujuan
penelitian sebagai berikut :
1.3.1
Untuk mengetahui apakah tugas pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta sudah sesuai dengan standar yang
berlaku;
(22)
1.3.2
Untuk mengetahui tugas yang dilaksanakan pustakawan di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dalam meningkatkan layanan;
1.3.3
Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang dihadapi pustakawan dalam
melaksanakan tugasnya;
1.3.4
Untuk mengetahui upaya yang ditempuh pustakawan dan lembaga dalam
mengoptimalkan tugas pustakawan.
1.4
Metode Penelitian
Penelitian tentang permasalahan ini dilakukan seiring dengan kegiatan
Kuliah Kerja Pusdokinfo yang dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2011 sampai
tanggal 25 Maret 2011, di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
yang beralamat di Jalan Kepatihan No.3 Surakarta 57129 Telp. (0271) 643320.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo sesuai dengan jadwal yang diberikan
instansi terkait yaitu Senin sampai Kamis dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.00 WIB, dan pada hari Jum’at dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 11.00 WIB. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga mahasiswa yang melakukan
Kuliah Kerja Pusdokinfo di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Surakarta dan
dalam melaksanakan tugas sehari – hari dibagi menjadi tiga divisi yaitu divisi
Pelayanan Sirkulasi, divisi Teknis, dan divisi Tata Usaha, sedangkan pergantian
divisi dilaksanakan setiap dua minggu sekali.
(23)
commit to user
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa teknik
dalam pengumpulan data, antara lain :
1.4.1
Metode observasi / pengamatan langsung
Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi.
Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku pemustaka di
perpustakaan ( Basuki, 2006 : 147 ).
Dalam metode ini, penulis melakukan pengamatan situasi dilapangan yang
dialami selama kegiatan Kuliah Kerja Pusdoinfo berlangsung, dari sanalah penulis
mendapatkan data – data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
1.4.2
Metode wawancara terstruktur
Metode wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan
kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam ( Basuki,
2006:110).
Penulis melakukan tanya jawab dengan petugas dalam upaya pengumpulan
data yang akan digunakan sebagai acuan dalam penulisan Tugas Akhir, dengan
metode ini penulis mendapatkan gambaran langsung dari para pelaku lapangan. Staf
yang di wawancarai antara lain:
1.
Bapak M. Ndandung. K, SH
(Kepala Sub. Bag Tata Usaha)
2.
Bapak Warsito
(Pustakawan Bag. Pelayanan Perpustakaan)
3.
Ibu Suparsi
(Pustakawan Bag. Pelayanan Perpustakaan)
4.
Ibu Trining Tyastuti
(Staf Bag. Pelayanan Perpustakaan)
(24)
1.4.3
Metode studi pustaka
Metode studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang digunakan
sebagai acuan dan rujukan dalam pengolahan data dan menafsirkannya harus
dilakukan dengan tolak ukur berupa teori – teori yang diterima kebenarannya didalam
berbagai literatur (Nawawi, 1994 : 23).
Penulis memperoleh keakuratan data dengan melakukan penelusuran dan
pengumpulan data dan informasi dari referensi pustaka (buku,jurnal ilmiah, koran,
dll), yang didapat dari perpustakaan.
1.4.4
Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data tentang hal – hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat dan
lain – lain ( Arikunto, 1992 : 200).
Dengan metode ini penulis memperoleh data dengan mengumpulkan
dokumen – dokumen yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan data dalam
penulisan Tugas Akhir yang dimiliki oleh instansi yang bersangkutan.
(25)
commit to user
8BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perpustakaan umum
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan sepanjang masa (
long
life education
), dimana seluruh masyarakat dapat memanfaatkannya dengan efektif
dan efisien. Selain itu perpustakaan menyediakan informasi yang sarat ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan sebagai sumber referensi, pengambilan
keputusan, rekreasi, dan sebagainya. Perpustakaan umum adalah satu diantara jenis
perpustakaan yang ada di Indonesia, dimana keberadaannya mampu menjawab
kebutuhan masyarakat akan informasi.
Menurut UU RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan status sosial ekonomi.
Sedangkan menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti
pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk layanan ( Supriyanto dkk, 2006 : 145 ).
Soetminah ( 1992 : 34 ) menyebutkan, perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang mempunyai fungsi melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain – lain.
(26)
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk
masyarakat umum yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dalam radius wilayah
tertentu ( Nurhadi, 1983 : 48 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah
salah satu jenis perpustakaan yang ditujukan untuk masyarakat umum tanpa
membedakan jenis kelamin dan status sosial pengguna, yang didanai oleh pajak atau
retribusi dari masyarakat.
2.1.1
Ciri – ciri perpustakaan umum
Sebagai sebuah lembaga yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat luas, perpustakaan umum memiliki perbedaan dengan
perpustakaan – perpustakaan lain yang terdapat di Indonesia.
Perpustakaan umum memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.
Terbuka untuk umum, pelayanannya tidak membedakan status sosial, usia,
pendidikan, jenis kelamin, agama, dan lain sebagainya.
2.
Penyelenggaraannya dibiayai oleh masyarakat baik melalui dana yang dihimpun
oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten / Kota seperti (APBD), maupun oleh
masyarakat langsung, secara perorangan atau kelompok.
3.
Layanannya bersifat gratis atau cuma – cuma.
4.
Koleksinya sangat beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang
dilayaninya ( Hermawan dan Zen, 2006 : 31 ).
Ciri – ciri yang disebutkan di atas inilah yang membedakan perpustakaan
umum dengan perpustakaan lain di Indonesia. Selain dapat digunakan oleh
masyarakat luas tanpa membedakan latar belakang, koleksi yang dihadirkan pun
beragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
(27)
commit to user
2.1.2
Tujuan perpustakaan umum
Setiap perpustakaan yang berdiri didalam maupun diluar negeri memiliki
tujuan yang berbeda satu sama lain, hal ini karena dipengaruhi oleh sektor yang dituju
serta jenis koleksi yang dikembangkan oleh perpustakaan.
Menurut Rachman dan Zen ( 2006 : 31 ), tujuan perpustakaan umum adalah
sebagai berikut :
a.
Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan
pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.
b.
Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi
masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari.
c.
Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui
penyediaan bahan pustaka dan informasi.
d.
Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya
bagi masyarakat sekitarnya.
e.
Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Sedangkan tujuan perpustakaan umum dari Manifesto Perpustakaan Umum
yang dikeluarkan UNESCO pada Tahun 1972 yaitu :
a.
Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
b.
Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah untuk masyarakat,
terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang
hangat di kalangan masyarakat.
c.
Membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
sehingga yang bersangkutan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh
kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
d.
Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat
utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dengan tugas menumbuhkan
apresiasi budaya masyarakat dengan cara : menyelenggarakan pameran budaya,
menyelenggarakan pemutaran film, seminar yang dapat meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya ( Supriyanto dkk, 2006 : 144 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
tujuan dimana masyarakat luas dapat memanfaatkannya setiap saat, karena
perpustakaan umum memang ditujukan kepada masyarakat luas. Selain itu
(28)
perpustakaan bertujuan sebagai wadah tumbuh kembang kebudayaan dan sebagai
sarana belajar sepanjang hayat.
2.1.3
Fungsi perpustakaan umum
Seperti tujuan perpustakaan umum yang telah diuraikan sebelumnya,
perpustakaan umum juga memiliki fungsi.
Fungsi perpustakaan umum adalah : ( Nurhadi, 1983 : 49 )
a.
Mengumpulkan dan menyusun bahan pustaka yang menyangkut wilayah dan
semua jenis penerbitan di wilayah serta bahan pustaka lainnya;
b.
Memberikan pelayanan dan pendayagunaan bahan – bahan pustaka;
c.
Menyelenggarakan layanan referensi;
d.
Memelihara bahan – bahan pustaka;
e.
Menyusun katalogus induk wilayah;
f.
Membantu pelaksanaan pemberian bimbingan teknis perpustakaan; dan
g.
Melaksanakan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga perpustakaan
wilayah.
Kantor Perpustakaan Kabupaten / Kota mempunyai fungsi : (Kamah,
2001:45 )
a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakaan
b.
Pelayanan penunjang, penyelenggaraan pemerintah kabupaten / kota dibidang
perpustakaan
c.
Pengadaan dan pengolahan bahan pustaka
d.
Pelaksanaan penyusunan bibliografi, abstrak dan literature sekunder.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan
antara lain, sebagai sarana penyedia informasi, memberikan layanan referensi,
pemeliharaan
bahan
pustaka,
serta
sebagai
penunjang
penyelenggaraan
kepemerintahan dibidang perpustakaan.
(29)
commit to user
2.1.4
Misi perpustakaan umum
Selain memiliki tujuan dan fungsi, keberadaan perpustakaan umum juga
memiliki misi yang berbeda dengan perpustakaan – perpustakaan yang lain. Misi
tersebut menjadi acuan guna memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat
pemakai.
Misi utama yang terkait dengan informasi, melek huruf, pendidikan, dan
budaya yang menjadi inti layanan perpustakaan umum, yakni : ( Sudarsono, 2006 :
160 )
a.
Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini.
b.
Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan
yang belajar mandiri.
c.
Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan.
d.
Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda.
e.
Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni, penemuan ilmiah
dan inovasi.
f.
Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni.
g.
Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya.
h.
Membantu budaya lisan.
i.
Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua
warga.
j.
Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi, dan kelompok
pemerhati setempat.
k.
Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidakbutaan
informasi dan komputer.
l.
Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantas buta huruf pada semua
tingkatan umur, dan bahkan memulainya apabila diperlukan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan kreatifitas,
mempromosikan budaya, menyediakan informasi, menyediakan akses bagi
perkembangan kebudayaan merupakan salah satu misi perpustakaan umum yang
ditujukan kepada masyarakat pemakai.
(30)
2.2
Pustakawan
Perpustakaan berkembang dan meningkat dilatar belakangi oleh
pustakawan yang berperan aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
perpustakaan, sehingga perpustakaan mampu bersaing dengan berbagai macam
sarana penyedia informasi yang ada.
Menurut UU RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pustakawan
adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dari /
atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka”, dengan demikian penambahan
kata “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat
dengan dunia pustaka atau bahan pustaka ( Hermawan dan Zen, 2006 : 45 ).
Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan
dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas
lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan
informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang
yang berkarya secara professional dibidang perpustakaan dan informasi (
Hermawan dan Zen, 2006 : 45 – 46 ).
Dalam Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Gunawan dan
Vitriani (2010:48) menyebutkan pustakawan adalah seseorang yang
melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimiliki melalui pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan wajib dan harus
dikelola oleh pustakawan yang ahli dibidangnya, yang memiliki pendidikan di bidang
ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
(31)
commit to user
2.2.1
Jenjang dan jabatan pustakawan
Dalam karir dan jabatannya pustakawan memiliki jenjang atau kelompok
tersendiri yang dibedakan sesuai dengan pendidikan dan golongan yang didapat dari
pengumpulan angka kredit, sehingga pustakawan sebagai jabatan fungsional dapat
naik jabatan sesuai dengan angka kredit yang berlaku.
Jenjang dan jabatan Pustakawan dibagi menjadi dua, yaitu : ( Supriyanto
dkk, 2006 : 323 – 326 )
1.
Jabatan fungsional keahlian
Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi
professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya. Lebih
lanjut dikatakan bahwa, tugas utama Jabatan Fungsional Keahlian meliputi
pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni
untuk pemecahan masalah, dan pemberian pengajaran dengan cara yang
sistematis, dengan perkataan lain, sebagai berikut :
a.
Mensyaratkan kualifikasi professional dengan pendidikan serendah –
rendahnya berijasah Sarjana ( Strata- 1 );
b.
Meliputi kegiatan yang berkaitan penelitian dan pengembangan,
peningkatan dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari
pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
c.
Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan
profesinya ( IPI - Ikatan Pustakawan Indonesia ).
Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka
jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 (empat) jenjang jabatan, yaitu :
a.
Jenjang utama
, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan
fungsi utamanya bersifat strategis operasional yang mensyaratkan
kualifikasi professional tingkat tertinggi, dengan kepangkatan mulai dari
Pembina Utama Madya (IV/d) s/d Pembina Utama (IV/e).
b.
Jenjang madya
, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan
kualifikasi professional tingkat tinggi, dengan kepangkatan mulai dari
Pembina (IV/a) s/d Pembina Utama Muda (IV/c).
c.
Jenjang muda
, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan
fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan
(32)
kualifikasi professional tingkat lanjutan, dengan kepangkatan mulai dari
Penata (III/c) s/d Penata Tingkat I (III/d).
d.
Jenjang pertama
, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas
dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi
professional tingkat dasar, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda
(III/a) s/d Penata Muda Tingkat I (III/b).
2.
Jabatan fungsional keterampilan
Jabatan Fungsional Keterampilan adalah jabatan fungsional
kualifikasi teknisi atau penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan
fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di satu bidang ilmu
pengetahuan atau lebih. Ada pun tugas Jabatan Fungsional Keterampilan
meliputi pelaksanaan kegiatan teknis yang berkaitan dengan penerapan
konsep dan metoda operasional di bidang ilmu pengetahuan tersebut serat
pemberian pengajaran di bidang tertentu, dengan kata lain, sebagai berikut :
a.
Mensyaratkan kualifikasi teknisi professional dan / atau penunjang
professional dengan pendidikan serendah – rendahnya Sekolah
Menengah Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan dan setinggi –
tingginya setingkat Diploma III (D-3);
b.
Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan
konsep atau metode operasional dari suatau bidang profesi;
c.
Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesi
(IPI).
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan
fungsional keterampilan dibagi dalam 3 (tiga) jenjang jabatan yaitu :
a.
Jenjang penyelia
, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai
pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional tingkat di bawahnya yang
mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan
kepangkatan mulai dari Penata (III/c) s/d Penata Tingkat I (III/d).
b.
Jenjang pelaksanaan lanjutan
, adalah jenjang jabatan fungsional
keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat
lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknisi
operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda
(III/a) s/d Penatan Muda Tingkat I (III/b).
c.
Jenjang pelaksana
, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang
didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan
kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I (II/b) s/d Pengatur
Tingkat I (II/d).
(33)
commit to user
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tugas pustakawan dibedakan
sesuai dengan jenjang jabatan yang di embannya, semakin tinggi tingkat jabatannya,
semakin berat tugas dan tanggung jawab yang harus di emban.
2.2.2
Peran pustakawan
Dalam kiprahnya dalam mengembangkan perpustakaan, pustakawan juga
memiliki peran yang harus dilaksanakannya dengan baik.
Dalam banyak hal, pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda)
yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rincian sebagai berikut :
(Hermawan dan Zen, 2006 : 57 – 59 )
1.
Edukator
Sebagai educator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya
harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai pendidik, ia harus
melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah
mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan
mengembangkan keterampilan.
2.
Manajer
Pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang
mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi
lain.
Sebagai
manajer
pustakawan
harus
mempunyai
jiwa
kepemimpinan, kemampuan memimpin dan menggerakkan, serta
mampu
bertindak
sebagai
koordinator
dan
integrator
dalam
melaksanakan tugasnya sehari – hari. Pustakawan dalam perannya
sebagai manajer juga harus dapat mengoptimalkan semua sumber daya
yang tersedia di perpustakaan, baik yang berupa sumber daya manusia,
sumber daya informasi, dana, termasuk sarana dan prasarana untuk
mendukung tercapainya visi, misi perpustakaan.
3.
Administrator
Sebagai
administrator
pustakawan
harus
mampu
menyusun,
melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat
melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan
upaya – upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
(34)
4.
Supervisor
Sebagai supervisor pustakawan harus:
a.
Dapat melaksanakan pembinaan professional untuk mengembangkan
jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga
dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja, dan
kebersamaan;
b.
Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan, dan keterampilan, baik
rekan – rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang
dilayaninya;
c.
Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan,
memahami beban kerja, hambatan – hambatan, serta bersikap sabar,
tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya;
d.
Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama putakawan maupun
dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan
dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasi.
June Abbas dalam artikel berjudul
The Library Profession and The Internet
: Implcation and Scenarios for Change
(Sudarsono, 2006 : 148) menyatakan
bahwa beberapa peran Pustakawan antara lain:
a.
Pustakawan sebagai gerbang menuju masa depan maupun masa lalu;
b.
Pustakawan sebagai guru atau yang memberdayakan sebagai guru;
c.
Pustakawan sebagai pengelola pengetahuan;
d.
Pustakawan sebagai pengorganisasian jaringan sumberdaya informasi;
e.
Pustakawan sebagai pengadvokasi pengembangan kebijakan informasi;
f.
Pustakawan sebagai mitra masyarakat;
g.
Pustakawan sebagai kolaborator dengan penyedia jasa teknologi
informasi;
h.
Pustakawan sebagai teknisi kepustakawanan;
i.
Pustakawan sebagai konsultasi informasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain sebagai pendidik,
pustakawan dapat berperan sebagai seorang manajer informasi yang bertugas
mengelola informasi untuk dimanfaatkan kembali, selain itu pustakawan juga sebagai
mitra bagi masyarakat, konsultan informasi, serta sebagai penyedia jasa teknologi
informasi.
(35)
commit to user
2.2.3
Tugas pustakawan
Pustakawan sebagai pengembang utama sebuah perpustakaan memiliki
tugas yang harus di embannya. Tugas tersebut diberikan kepada pustakawan sesuai
dengan jenjang jabatannya.
Tugas pustakawan sesuai dengan jenjang jabatannya adalah sebagai berikut
: ( Hermawan dan Zen, 2006 : 51 – 57 )
1.
Tugas pustakawan tingkat terampil
Pustakawan tingkat terampil mempunyai tugas yang meliputi :
a.
Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka /
sumber informasi
. Kegiatannya :
1)
Pengembangan koleksi
adalah kegiatan yang ditujukan untuk
menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai
dengan kebutuhan pemakai.
2)
Pengolahan bahan pustaka / koleksi
adalah kegiatan
mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu
kembali informasi.
3)
Penyimpanan dan melestarikan bahan pustaka
adalah kegiatan
menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk
memudahkan penemuan kembali.
4)
Pelayanan informasi
adalah memberikan bantuan dan jasa
informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan
sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar,
penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literature,
bimbingan
membaca,
bimbingan
pemakai
perpustakaan,
membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru
atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa
kepustakaan, bercerita kepada anak – anak, dan statistik.
b.
Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan Informasi
.
Kegiatannya :
1)
Penyuluhan
adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada
masyarakat
pemakai
tentang
manfaat
dan
penggunaan
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
2)
Publisitas
adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat
luas melalui media cetak dan elektronik seperti : artikel, brosur,
film, slide, situs-web dan lain – lain.
(36)
3)
Pameran
adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat
tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber
informasi perpustakaan, dokumentasi, dan informasi disertai
pemberian keterangan / penjelasan mempergunakan bahan
peraga.
2.
Tugas pustakawan tingkat ahli
Pustakawan tingkat ahli mempunyai tugas yang meliputi :
a.
Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka /
sumber informasi
. Kegiatannya :
1)
Pengembangan koleksi
adalah kegiatan yang ditujukan untuk
menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai
dengan kebutuhan pemakai.
2)
Pengolahan bahan pustaka / koleksi
adalah kegiatan
mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu
kembali informasi.
3)
Penimpanan dan pelestarian bahan pustaka
adalah kegiatan
menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk
memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan dan
memperpanjang usia bahan pustaka.
4)
Pelayanan informasi
adalah memberikan bantuan dan jasa
informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan
sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar,
penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literature,
bimbingan
membaca,
bimbingan
pemakai
perpustakaan,
membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru
atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa
kepustakaan, bercerita kepada anak – anak, dan statistik.
b.
Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan Informasi
.
Kegiatannya :
1)
Penyuluhan
adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada
masyarakat
pemakai
tentang
manfaat
dan
penggunaan
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
2)
Publisitas
adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat
luas melalui media cetak dan elektronik seperti : artikel, brosur,
film, slide, situs-web dan lain – lain.
3)
Pameran
adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat
tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber
informasi perpustakaan, dokumentasi, dan informasi disertai
pemberian keterangan / penjelasan mempergunakan bahan
peraga.
(37)
commit to user
c.
Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi.
Kegiatannya :
Pengkajian perkembangan perpustakaan, dokumetasi, dan
informasi adalah kegiatan
mengumpulkan,
mengolah,
dan
menganalisis
data
berdasarkan
metodologi
tertentu
untuk
mengetahui kondisi atau akar permasalahan yang ada, dan hasilnya
diinformasikan kepada pihak lain dalam bentuk laporan. Kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Melakukan
pengkajian
perpustakaan,
dokumentasi,
dan
informasi.
Pengkajian merupakan satu kesatuan kegiatan yang
utuh, yang dilaksanakan melalui lima sub kegiatan, yaitu
penyusunan instrument, pengumpulan, pengolahan, dan analisis
data, serta perumusan, evaluasi dari penyempurnaan hasil kajian.
2)
Melakukan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi
adalah kegiatan untuk memperoleh cara baru guna
meningkatkan nilai tambah dari berbagau aspek pelaksanaan
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang sedang atau
sudah berjalan, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
3)
Menganalisis / kritik karya kepustakawanan
adalah kegiatan
membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain baik
dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam lainnya yang
selanjutnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis baru berupa
ulasan / kritik saran / tanggapan secara sistematis dan bersifat
menyempurnakan karya tersebut.
4)
Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi,
dan informasi, setiap naskah
. Menganalisis / kritik karya
kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya
kepustakawanan orang lain baik dalam bentuk tulisan maupun
informasi terekam lainnya yang selanjutnya dilaporkan dalam
bentuk karya tulis baru berupa ulasan / kritik saran / tanggapan
secara sistematis dan bersifat menyempurnakan karya tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pustakawan berbeda –
beda sesuai dengan tingkat jabatan yang dimilikinya, karena kemampuan pustakawan
dibedakan berdasarkan dengan jenjang jabatan yang dimiliki.
(38)
2.2.4
Pendidikan Pustakawan
Pendidikan merupakan bagian yang menentukan untuk meningkatkan
kualitas anggota profesi, termasuk profesi sebagai pustakawan. Pembinaan dapat
dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal, non-formal ataupun
pendidikan informal. Berikut penjelasannya :
1.
Pendidikan formal
Pendidikan formal pustakawan dapat dilakukan pada tingkat
diploma, sarjana, atau pascasarjana. Pendidikan formal adalah sarana
tempat dimana pustakawan atau calon pustakawan mempersiapkan diri
menjadi professional. Pendidikan ini diikuti baik bagi mereka yang akan
terjun dalam dunia profesi, ataupun bagi mereka yang telah menjadi
anggota profesi. Kegiatan pendidikan formal dilakukan oleh lembaga
pendidikan formal, seperti perguruan tinggi yaitu universitas, akademi,
institusi, sekolah tinggi dan sebagainya. Pembinaan pustakawan melalui
pendidikan formal dapat dilakukan di lembaga – lembaga pendidikan
tinggi, seperti universitas, institusi, atau yang sejenis yang
menyelenggarakan program diploma, sarjana, magister atau doctor di
bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Pendidikan formal
seperti tersebut di atas, dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar
negeri ( Hermawan dan Zen, 2006 : 155 – 156 ).
2.
Pendidikan nonformal
Pembinaan melalui pendidikan nonformal adalah upaya
peningkatan kualitas pustakawan secara bersama – sama, dan dapat
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), penataran (up
grading), symposium, seminar, lokakarya, kursus, magang (on the job
training), studi banding, dan lain sebagainya. Merupakan bagian dari
kegiatan pembinaan Perpustakaan Nasional RI mengadakan diklat
penyetaraan yaitu melakukan pendidikan khusus untuk memasuki
jabatan fungsional bagi mereka yang bekerja di perpustakaan dan pusat
informasi. Diklat penyetaraan ini adalah diperuntukkan bagi mereka
yang berpendidikan terendah D3 (sarjana muda non-perpustakaan),
lamanya sekitar 480 jam pelatihan. Sedangkan bagi yang memiliki
ijasah S1 (sarjana) untuk memasuki jabatan fungsional pustakawan
harus mengikuti pendidikan penyetaraan sekitar 720 jam pelatihan
(Hermawan dan Zen, 2006 : 158 – 159 ).
(39)
commit to user
3.
Pendidikan informal
Aktifitas yang dapat menjadi ajang pendidikan informal antara
lain adalah berkaryawisata, bertukar pengalaman, kunjung mengunjungi
antar sesame pustakawan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk
meningkatkan mutu profesi pustakawan di negara kita. Kunjungan kerja
pustakawan di tempat lain dapat diartikan sebegai tiga L, yaitu :
a.
Lawatan
; Lawatan dapat diartikan sebagai pertemuan
silaturahmi, yaitu pertemuan antar sesame anggota profesi.
b.
Latihan
; Latihan bermakna penyegaran dan “meng-
uptodate
-kan” diri masing – masing anggota profesi.
c.
Lomba
;
Lomba
mempunyai
makna
membandingkan
(
benchmarking
) suatu karya orang lain, dengan karya dirinya
sendiri secara
fair
, sehingga dapat dijadikan sebagai sarana
instropeksi dan pemantapan sikap mental masing – masing
anggota profesi (Hermawan dan Zen, 2006 : 159 – 160 ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pustakawan dapat
ditempuh dengan tiga langkah yakni pendidikan formal, pendidikan non formal, dan
pendidikan informal. Pustakawan memiliki hak sendiri dalam menentukan
pendidikan yang akan di ambilnya guna meningkatkan profesionalismenya.
2.3
Layanan perpustakaan
Layanan
perpustakaan
merupakan
aspek
yang
penting
dalam
keberlangsungan suatu perpustakaan, layanan diberikan kepada pengguna agar
pengguna mendapatkan kepuasan dari sarana yang dihadirkan. Layanan inilah yang
nantinya menentukan mutu suatu perpustakaan, oleh sebab itu pustakawan harus
mampu membina dan mengelola layanan di perpustakaan dengan baik.
Seperti yang diuraikan di atas, bahwa layanan yang baik adalah layanan
yang mampu memberikan kepuasan kepada pengguna. Adapun bentuk riil layanan
perpustakaan tersebut antara lain : (Sutarno, 2006 : 90 – 91)
(40)
1.
Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan / yang dikehendaki
masyarakat pemakai.
2.
Berorientasi kepada pemakai.
3.
Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4.
Berjalan mudah dan sederhana.
5.
Murah dan ekonomis.
6.
Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.
7.
Bervariatif.
8.
Mengundang rasa ingin kembali.
9.
Ramah tamah.
10.
Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat
menggurui.
11.
Mengembangkan hal – hal yang baru / inovatif.
12.
Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.
13.
Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakaian dan bersifat
mandiri.
Secara deskriptif (Fandy, 2002 : 23 ) mengemukakan bahwa layanan adalah
suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang
dengan orang lain dalam menyediakan produk atau jasa, sedangkan
melayani adalah membantu menyiapkan sesuatu yang diperlukan oleh
seseorang.
Layanan yang diberikan kepada pengguna seharusnya bukan hanya layanan
yang biasa, melainkan layanan yang mampu memberikan tingkat kepuasan kepada
pengguna yang disebut dengan layanan prima.
Disebutkan Daryono ( 2010 : 3 ) dalam Jurnal Kepustakawanan dan
Masyarakat Membaca, bahwa layanan prima dapat diartikan sebagai upaya
maksimal yang diberikan oleh pustakawan disuatu perpustakaan kepada
pemustaka untuk memenuhi harapan dan kebutuhannya hingga tercapai
kepuasan.
Layanan perpustakaan sangat dipengaruhi beberapa faktor kualitas manusia,
antara lain :
1.
Kualitas Jasmani
Kualitas ini sangat berhubungan dengan kesehatan, hal ini sangat berpengaruh
terhadap kualitas diri individu secara keseluruhan.
2.
Kualitas Psikologi
Kualitas ini diukur dari tingkat pengembangan dan pendayagunaan potensi
yang terdapat didalamnya, seperti bakat, minat/perhatian, kemampuan
(41)
commit to user
berpikir pengendalian emosi, kepedulian. Hal ini menyangkut aspek (a)
keluaran dan kedalaman pengetahuan tingkat pemahaman dan ketajaman
berpikir. Aspek ini berarti memiliki pengetahuan memadai berupa
pengetahuan umum dan khusus di bidangnya. Disamping itu memiliki pola
kemampuan yang baik dalam memahami kondisi kehidupan yang bersifat
umum maupun bidang masing – masing (b) keterampilan atau keahlian yang
memungkinkan untuk menjadi sumber daya manusia yang produktif. Oleh
karena itu aspek ini sangat erat hubungannya dengan keluaran dan kedalaman
pengetahuan, pemahaman dan ketajaman berpikir. Setiap keterampilan atau
keahlian yang telah dikuasai perwujudannya dalam bekerja akan lebih efektif
dan efisien apabila ditunjang dengan penguasaan pengetahuan yang cukup
luas dan mendalam, kemampuan memahami yang tinggi dan proses berpikir
cepat, realistik, dan obyektif.
3.
Kualitas sebagai makhluk sosial
Dilihat dari aspek ini memiliki sikap dan perilaku sosial yang positif.
Perwujudan dalam kebersamaan, tidak sekedar mampu bergaul dengan orang
lain, tetapi memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.
4.
Kualitas Kemandirian
Kemandirian merupakan totalitas kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap
individu sebagai sumber daya manusia. Kemandirian merupakan sikap dan
perilaku yang dapat mengantar manusia pada sukses dalam menjalankan
kehidupan.
5.
Kualitas Iman
Ciri dari kualitas ini adalah harus mampu mewujudkan kehidupan secara
spiritualitas, mampu mengendalikan diri untuk tidak melanggar perintah-Nya
(Mardiyanto, 2007: 2).
2.3.1
Kegiatan pelayanan perpustakaan
Sebagai lembaga yang bergerak dibidang pelayanan, perpustakaan memiliki
beberapa jenis kegiatan pelayanan yang dilakukan guna meningkatkan kepuasan
pengguna, sehingga pengguna memiliki keinginan untuk memanfaatkan kembali
layanan yang diberikan perpustakaan. Kepuasan pengguna berpengaruh penting
dalam upaya peningkatan pengunjung di perpustakaan, karena perkembangan dan
eksistensi perpustakaan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kunjungan pengguna
perpustakaan.
(42)
Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan
pelayanan perpustakaan meliputi :
1.
Pengadaan pustaka : pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan
2.
Penyiapan pustaka : antara lain, pemberian label dan katalogisasi
3.
Pemberian layanan : antara lain, penempatan bahan pustaka di rak,
pengeluaran bahan pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula
mencarikan bahan pustaka atas permintaan pengguna layanan
4.
Pemeliharaan bahan pustaka : perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar
tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM)
Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana
prasarana yang diperlukan untuk kegiatan pengguna layanan perpustakaan.Dari sisi
pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut :
1.
Mencari bahan pustaka : mencari dari katalog, menelusur di rak – rak
buku
2.
Membaca/memanfaatkan bahan pustaka (di ruang perpustakaan)
3.
Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)
Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka
dengan cara menulis di buku catatannya atau memfotokopi isi pustaka. Selain itu,
sering pula pengguna layanan meminta staf perpustakaan untuk mencari bahan
pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain :
buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain : berkas elektronis di disk,
CD, internet ) dan media foto/slide (Amsri, 2007 : 47 ).
Pelayanan inilah yang nantinya ditingkatkan oleh pustakawan guna
memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan sekaligus meningkatkan tingkat
kepuasan pengguna.
2.3.2
Sistem layanan perpustakaan
Setiap perpustakaan perlu menentukan penggunaan sistem layanan yang
akan diterapkan di perpustakaan tersebut, sehingga pengguna dapat memanfaatkan
layanan dengan baik dan tidak mengalami hambatan. Dengan menentukan sistem
pelayanan, pengguna dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan layanan
dengan baik.
(43)
commit to user
Menurut Darmono (2001:55) sistem layanan perpustakaan ada 2 (dua) yaitu:
1.
Sistem layanan terbuka (opened access)
Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para
pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri
bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada
sistem ini pemakai perpustakaaan dapat melakukan browsing bahan pustaka
dari jajaran koleksi.
2.
Sistem layanan tertutup (closed access)
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak
memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka
diperpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas
perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah
dipinjamnya.
Sistem layanan perpustakaan ini bertujuan untuk memberikan keamanan
kepada bahan pustaka atau koleksi sehingga koleksi yang tidak seharusnya dipinjam
dengan alasan apapun masih tersimpan didalam rak, hal ini dapat mengurangi tingkat
kehilangan dalam koleksi. Selain itu, untuk mengetahui tentang identitas peminjam
bahan pustaka, oleh sebab itu jika terjadi penyalahgunaan dapat langsung ditelusuri.
Setiap perpustakaan memiliki sarana dan prasarana yang tidak sama satu
dengan yang lainnya, oleh sebab itu penerapan sistem pelayanan pun berbeda – beda
dari masing – masing perpustakaan yang ada di Indonesia.
Darmono (2001 : 137) juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan perpustakaan dalam pemilihan suatu sistem antara lain :
1.
Pertimbangan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan,
2.
Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi. Untuk koleksi
pandang dengar dan bentuk mikro pada umumnya layanan yang diberikan
bersifat tertutup,
3.
Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai, dan jumlah koleksi. Jika
jumlah pemakai sangat besar maka perpustakaan cenderung memilih sistem
pelayanan yang bersifat terbuka,
(44)
4.
Luas gedung perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang menempati
gedung yang sangat luas dengan jumlah tenaga pengelola yang relatif terbatas
cenderung akan menggunakan sistem terbuka,
5.
Rasio antara jam layanan dengan jumlah staf perpustakaan. Setiap sistem
layanan memiliki beberapa kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan memiliki dua
sistem pelayanan yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Dengan
adanya dua sistem tersebut, perpustakaan dapat menerapkan salah satu atau keduanya
sekaligus tergantung dengan kondisi perpustakaan yang ada.
2.3.3
Jenis – jenis pelayanan
Perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan yang digunakan dalam upaya
memuaskan pengguna, layanan ini diberikan secara cuma – cuma dengan tujuan agar
pengguna tidak bosan ketika mengunjungi perpustakaan. Jenis pelayanan
perpustakaan sebagai berikut :
1.
Layanan sirkulasi
2.
Layanan referensi
3.
Layanan terbitan berseri
4.
Layanan audio visual
5.
Layanan penunjang
Jenis layanan yang tersebut diatas akan diuraikan satu persatu dibawah ini.
1.
Layanan sirkulasi
Layanan
sirkulasi
digunakan
oleh
pengguna
untuk
meminjam,
mengembalikan dan memperpanjang koleksi yang diinginkannya.
(45)
commit to user
Rahayuningsih (2007 : 95) menyebutkan bahwa, pelayanan sirkulasi adalah
layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan
perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya
sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi saja,
melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan
pengguna melalui jasa sirkulasi.
Sedangkan menurut Darmono (2001 : 141), pelayanan sirkulasi adalah
layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem
tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam layanan perpustakaan
terdapat pelayanan – pelayanan yang termasuk kedalam pelayanan sirkulasi yaitu
peminjaman, pengembalian, perpanjangan, pembuatan kartu anggota dan sebagainya.
2.
Layanan referensi
Layanan referensi biasanya digunakan pengunjung dalam mencari bahan
rujukan untuk penelitian atau laporan yang sedang dikerjakannya dan bahan rujukan
ini hanya dapat dibaca di tempat.
Darmono (2001 : 141) menyatakan bahwa, layanan referensi adalah layanan
yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi - koleksi khusus seperti
kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi
teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung
perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.
Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007 : 103) menyatakan bahwa,
pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu penggunan
perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab
pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan
bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan
perpustakaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat dan untuk meningkatkan layanan yang
terdapat di perpustakaan guna memenuhi keinginan serta kepuasan pengguna,
perpustakaan tersebut memiliki jabatan fungsional pustakawan yakni :
5.1.1 Pustakawan tingkat terampil yang terdiri dari empat orang pustakawan, dengan
tugas yang meliputi : (1) pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan
pustaka / sumber informasi yang kegiatannya adalah : pengembangan koleksi,
pengolahan bahan pustaka / koleksi, penyimpanan dan melestarikan bahan
pustaka serta pelayanan informasi ; (2) pemasyarakatan perpustakaan ,
dokumentasi, dan informasi yang kegiatannya adalah : penyuluhan, publisitas,
dan pameran. Masing – masing dari tugas tersebut ada telah dikerjakan dan
adapula yang belum dikerjakan, namun tugas yang telah dilaksanakan kurang
berjalan secara optimal.
(2)
5.1.2 Pustakawan tingkat ahli, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
belum memiliki jabatan fungsional pustakawan tingkat ahli, yang memiliki
persyaratan adalah pendidikan serendah – rendahnya berijasah S1 bidang ilmu
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi atau bidang lain yang nantinya harus
mengikuti program diklat ilmu perpustakaan.
5.1.3 Hambatan – hambatan yang dialami pustakawan dalam melaksanakan tugasnya
dalam meningkatkan layanan perpustakaan antara lain : sumber daya manusia
pustakawan dimana dua pustakawan yang saat ini bekerja akan memasuki masa
pensiun, gedung yang terlalu kecil untuk sebuah pelayanan perpustakaan, sarana
dan prasarana yang tidak memadai seperti kurangnya rak dan lemari untuk
bahan pustaka baik cetak maupun non cetak, manajemen yang diterapkan di
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta berjalan kurang baik,
dan pemimpin yang tidak tahu menahu tentang seluk beluk sebuah
perpustakaan.
5.1.4 Upaya yang dilakukan oleh pustakawan dan lembaga untuk mengoptimalkan
tugas pustakawan dalam peningkatan layanan antara lain : memberikan
pendidikan dan motivasi kerja kepada rekan sejawat, atasan kepada bawahan,
maupun usulan kepada atasan.
(3)
Seluruh langkah terbaik ditempuh oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kota Surakarta demi kepuasan masyarakat pemakai dengan pelayanan yang
diberikan kepada mereka. Kepuasan masyarakat pemakai inilah yang nantinya
menjadi barometer perkembangan perpustakaan daerah yang dikelola. Dengan
demikian perpustakaan daerah tetap bertahan dalam memberikan pelayanan yang
optimal dalam rangka pemenuhan informasi kepada masyarakat luas di era teknologi
informasi seperti saat ini.
5.2 Saran
Dalam rangka mengoptimalkan peran pustakawan dalam peningkatan
layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ada baiknya
dilakukan tindakan sebagai berikut :
1.
Pemberian hadiah atau penghargaan dari lembaga atas hasil yang telah
dicapai pustakawan dalam peningkatan layanan perpustakaan;
2.
Peneguran atau sanksi yang tegas bagi staf dan jabatan fungsional
pustakawan yang lalai menjalankan kewajibannya dalam peningkatan
pelayanan;
3.
Perekrutan jabatan fungsional pustakawan sesuai dengan jenjang jabatan
sehingga tugas pustakawan dapat disesuaikan dengan jenjang jabatan
yang dimiliki;
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Amsri. 2007.
“Pelayanan Perpustakaan yang Didukung Oleh Kemajuan Teknologi
Informasi”.
Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Vol. 23 Juli –
Desember 2007
Arikunto, Suharsini. 1996.
Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek
.
Yogyakarta : Rineka Cipta
Basuki, Sulistyo. 1991.
Pengantar Ilmu Perpustakaan
. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
_____________. 2006.
Metode Penelitian
. Jakarta : Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Darmono. 2001.
Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah
. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Daryono. 2010.
“Kompetensi Pustakawan dalam Memberikan Layanan Prima di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”
. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat
Membaca, Vol. 26 No. 2 Juli – Desember 2010
Fandy dan Anastasia Diana. 2002.
Total Quality Management
. Yogyakarta: Andi
Gunawan, Hendry dan Novita Vitriani. 2010.
“Profesionalisme Pustakawan”
. Jurnal
Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, Vol. 26 No. 2 Juli – Desember
2010
(5)
Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006.
Etika Kepustakawanan
. Jakarta :
Sagung Seto
Kamah, Idris. 2001.
Pola dan Strategi : Pengembangan Perpustakaan dan
Pembinaan Minat Baca
. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Kartono, Kartini. 2005.
Pemimpin dan Kepemimpinan
. Jakarta : Raja Grafindo Media
Lasa HS. 2005.
Manajemen Perpustakaan
. Yogyakarta : Gama Media
Mardiyanto, Fx. 2007.
“Penerapan Manajemen Mutu Terpadu untuk Pengembangan
Layanan Perpustakaan”
. WIPA, Vol. 10 Edisi Mei 2007
Nawawi, H. 1994.
Penelitian Terapan
. Yogyakarta : UGM Press
NS, Sutarno.
Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta : Sagung
Seto
__________. 2006.
Perpustakaan dan Masyarakat
. Jakarta : Sagung Seto
Nurhadi, Muljani A. 1983.
Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia
. Yogyakarta : Andi Offset
Perpustakaan Perguruan Tinggi
: Buku Pedoman
. 1994. Jakarta : Direktorat Jenderal
Departemen Pendidikan Tinggi dan Pendidikan Nasional
(6)