Kandungan Gizi Kue Pao Modifikasi Berbahan Mocaf, Bit dan Analisis Kandungan Gizi Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,

Universitas Sumatera Utara Kue pao perlakuan II ternyata mendapatkan persentase skor yang tergolong kurang disukai panelis yaitu 68,9.

4.2.5 Hasil Uji Beda Daya Terima Kue Pao Perlakuan I dan Kue Pao Perlakuan II

Berdasarkan uji beda T-Independent Test dengan menggunakan aplikasi SPSS Statistical Package for Social Sciences, daya terima kue pao perlakuan I dan II tidak memiliki beda yang signifikan Sig. 2 tailed 0.05. Hasil uji beda didapatkan dengan menganalisis persententase daya terima masing-masing perlakuan. Hasil uji dapat dilihat dalam lampiran hasil penelitian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I dan kue pao perlakuan II memiliki daya terima yang tidak berbeda atau berarti sama-sama disukai oleh panelis.

4.3 Kandungan Gizi Kue Pao Modifikasi Berbahan Mocaf, Bit dan

Kolang-kaling Sebanyak 3 gram dari setiap perlakuan dianalisis dengan metode berstandard SNI 01-2891-1992. Analisis kandungan air dan dilakukan dengan metode gravimetri, analisis kandungan protein dengan metode kjeldhal, karbohidrat dengan metode Luff schrooll, lemak dengan metode hydrolisis, serat kasar dengan gravimetri dan kalsium dengan metode Automatic Absorption Specthrophometer AAS. Hasil analisis kandungan gizi pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Kandungan Gizi Kue Pao Modifikasi Berbahan Mocaf, Bit dan Kolang-kaling per 100 gram No Paremeter Kelompok Eksperimen A1 A2 1. Air 47,28 45,91 2. Abu 0,89 1,08 3. Protein gram 5,83 5,32 4. Lemak gram 4,08 4,27 5. Karbohidrat gram 38,81 42,27 6. Serat Kasar gram 1,00 1,03 7. Kalsium mg 1,8 2,2 Sumber : Hasil Uji Kandungan Gizi oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan 2016 Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji kandungan gizi pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kandungan gizi kue pao perlakuan I dan II memiliki nilai gizi yang tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Perbedaan yang cukup besar ada pada kandu ngan kalsium. Kue pao perlakuan I memiliki kandungan kalsium sebanyak 1,8 mg100 gram, sedangakan kue pao perlakuan II mengandung kalsium sebanyak 2,2 mg100 gram. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Daya Terima Kue Pao Modofikasi berbahan Mocaf,

Bit dan Kolang-kaling Berdasarkan rancangan penelitian, kue pao dengan 2 dua perlakuan memiliki komposisi bahan mocaf dan terigu yang berbeda. Sedangkan komposisi bahan lainnya adalah sama. Kedua perlakuan tersebut kemudian diuji daya terimanya kepada panelis, hingga akhirnya peneliti dapat melakukan analisis daya terima kedua perlakuan tersebut. Analisis hasil uji daya terima perlu dilakukan untuk kemudian diambil kesimpulan kue pao perlakuan I atau II yang paling disukai oleh panelis. Kue pao terbagi atas dua bagian utama yaitu kulit dan isiannya. Kedua bagian itu memengaruhi daya terima dari masing-masing kue pao. Adapun karakteristik kue pao yang diujikan daya terimanya adalah warna, aroma, rasa dan tekstur. Berdasarkan hasil penelitian, kue pao perlakuan I memiliki total skor daya terima lebih tinggi daripada total skor yang diperoleh pada perlakuan II. Adapun total skor yang diperoleh kue pao perlakuan I adalah 317 sementara perlakuan II hanya memperoleh 274. Hal tersebut menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih disukai daripada kue pao perlakuan II. Berikut adalah analisis pada setiap karakteristik daya terima kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang- kaling. Universitas Sumatera Utara 5.1.1 Analisis Daya Terima Warna Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf, Bit dan Kolang-kaling Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap warna kue pao perlakuan I adalah 92,2 dan perlakuan II 89,9. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, persentase perlakuan I yang lebih tinggi daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati warnanya. Warna kue pao dipengaruhi kombinasi tepung mocaf, terigu dan mentega pada kulit kue. Tepung mocaf yang berwarna lebih gelap daripada terigu membuat warna putih pada kue pao perlakuan I lebih dominan daripada perlakuan II. Keadaan tersebut merupakan daya tarik yang lebih besar yang dimiliki kue perlakuan I daripada perlakuan II. Kue pao juga dipengaruhi warnanya oleh isian. Isian kue pao yang berwarna merah berpadu warna kulit kue pao yang berbeda pada masing-masing perlakuan menjadikan ciri khas dan pembeda pada daya terima warnanya. Kombinasi warna kulit dan isian kue pao perlakuan I lebih disukai oleh panelis daripada kombinasi warna kulit dan isian kue pao perlakuan II.

5.1.2 Analisis Daya Terima Aroma Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,

Bit dan Kolang-kaling Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap aroma pada perlakuan I adalah 84,4 dan perlakuan II 83,3. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, nilai perlakuan I yang lebih tinggi Universitas Sumatera Utara daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati aromanya. Aroma kue pao sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan kulit dan isiannya. Kue pao perlakuan I memiliki aroma khas roti pada umumnya ditambah dengan aroma khas selai bit dan kolang-kaling yang sudah bercampur vanila, sementara aroma dasar bit tidak begitu dominan. Aroma kue pao perlakuan II dirasa berbeda yang disebabkan oleh kandungan mocafnya yang lebih banyak. Aroma khas singkong lebih terasa pada kue pao perlakuan II. Ini memicu aroma yang berbeda dari kue pao pada umumnya yang terbuat dari terigu saja. Aroma isian pada perlakuan II cenderung sama dengan perlakuan I. Dari data yang diperoleh dapat diasumsikan bahwa aroma khas mocaf pada perlakuan II disukai tidak lebih banyak daripada aroma kue pao dari terigu pada umumnya seperti pada perlakuan I.

5.1.3 Analisis Daya Terima Rasa Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf, Bit

dan Kolang-kaling Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap rasa pada perlakuan I adalah 86,6 dan perlakuan II 84,4. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, nilai perlakuan I yang lebih tinggi daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati rasanya. Rasa kue pao dipengaruhi oleh kualitas bahan kulit dan isiannya. Perlakuan I dan II memiliki perbedaan hanya pada bahan kulit. Maka perbedaan rasa dapat ditemukan pada bedanya komposisi kulit kue. Universitas Sumatera Utara Kue pao perlakuan I yang kombinasi mocaf terigunya adalah 3:7 memiliki daya terima lebih tinggi daripada kue pao perlakuan II dengan kombinasi mocaf terigu adalah 4:6. Perlakuan II yang mengandung lebih banyak mocaf daripada perlakuan I memiliki paduan cita rasa yang lebih khas mocaf. Isian yang terasa manis dan kulit kue pao yang terasa khas mocaf berpadu membentuk cita rasa yang cenderung berbeda daripada kue pao pada umumnya. Hal tersebut membuat perlakuan II tidak lebih disukai daripada perlakuan I.

5.1.4 Analisis Daya Terima Tekstur Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,

Bit dan Kolang-kaling Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap tekstur pada perlakuan I adalah 83,3 dan perlakuan II 68,9. Kue pao pada kedua perlakuan I berada di interval suka, namun perlakuan II berada dalam intervai kurang suka di skala hedonik. Tekstur kue pao sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan kulit dan isiannya. Kue pao perlakuan I memiliki tekstur lembut dan mengembang pada kulitnya. Perlakuan II memiliki tekstur kulit tidak selembut dan semengembang perlakuan I. Isian pada kedua perlakuan memiliki tekstur yang cenderung sama yaitu selainya lembut dipadukan dengan kolang-kaling yang kenyal dan enak untuk dikunyah. Tekstur kulit kue pao perlakuan I dipengaruhi oleh lebih dominannya kandungan terigu dalam kulit kue pao. Sementara kue pao perlakuan II memiliki tekstur yang lebih padat dan tidak begitu mengembang karena dipengaruhi oleh kandungan mocaf yang lebih banyak daripada kue pao perlakuan I. Tekstur yang dimiliki oleh kue pao perlakuan I lebih disukai panelis. Universitas Sumatera Utara 5.1.5 Analisis Hasil Uji Beda Daya Terima Berdasarkan hasil uji beda daya terima, tidak ada perbedaan signifikan antara kue pao dengan komposisi mocaf 30 perlakuan I dengan kue pao dengan komposisi mocaf 40 perlakuan II, itu artinya kedua perlakuan pada kue pao ini dapat direkomendasikan kepada masayarakat berdasarkan daya terimanya yang sama-sama akan disukai oleh masyarakat. Berdasarkan hasil uji tersebut juga menunjukkan bahwa sekalipun kue pao dengan komposisi mocaf 40 kurang disukai teksturnya tidak akan mengurangi daya terima kue ini di masyarakat. Selain daya terima yang menjadi pertimbangan rekomendasi pada masyarakat atas penerimaan kue pao ini adalah analisis sederhana terhadap biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kue tersebut. Ada pun gambaran biaya pembuatan kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang kaling adalah sebagai berikut : a. Terigu 200 gram kg = 10.000 : Rp. 2.000,- b. Mocaf 300 gram kg = 3.000 : Rp. 1.000,- c. Mentega 100 gram sachet 200gram = 6.500 : Rp. 3.300,- d. Tepung susu 25gram sachet 25gram = 5.000 : Rp. 5.000,- e. Baking powder ½ sdt 15 gram = 5000 : Rp. 100,- f. Vanili 5 gram bungkus 5 gram = 500 : Rp. 500,- g. Bit 50 gram kg = 15.000 : Rp. 3.000,- h. Kolang-kaling 100gram kg = 12.000 : Rp. 1.200,- i. Gula 150 gram kg = 16.000 : Rp. 2.000,- Universitas Sumatera Utara j. Ragi instan 6 gram sachet 8gram = 6000 : Rp. 6.000,- Total harga : Rp. 24.100,- Dengan modal dua puluh empat ribu seratus rupiah akan menghasilkan 30 buah kue pao kecil dengan ukuran masing-masing 30 gram atau mendapatkan 10 buah kue pao besar dengan ukuran masing-masing 100 gram. Daya terima dan pertimbangan biaya yang cukup murah dapat menjadikan kue pao ini cukup diminati di tengah masyarakat.

5.2 Analisis Kandungan Gizi Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,

Bit dan Kolang-kaling Berdasarkan hasil uji laboratorim yang telah dilakukan terhadap kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling bahwa terdapat kandungan gizi protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kalsium, kadar air dan abu yang berbeda pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Analisis kandungan gizi telah dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada tanggal 11 sampai dengan 16 maret 2016 dengan sandard SNI 01-2891-1992. Berikut merupakan analisis terhadap hasil uji kandungan gizi yang telah dilakukan: a. Kandungan Protein Analisis kandungan protein pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuji kandungan proteinnya. Universitas Sumatera Utara Perlakuan I A1 memiliki kadar protein sebanyak 5,83 dan A2 memiliki kadar protein sebanyak 5,32 . Dapat disimpulkan bahwa A1 memiliki kadar protein paling tinggi daripada A2. Perbedaan kadar protein pada masing-masing perlakuan tersebut disebabkan oleh jumlah pemakaian tepung mocaf dan tepung terigu yang berbeda. Dalam hal ini tepung terigu sangat berpengaruh terhadap kandungan gizi kue pao karena terigu mengandung protein cukup tinggi yaitu 9,5-11. Sedangkan kandungan protein pada 100 gram mocaf hanya sekitar 3,2 sehingga A1 memiliki kandungan protein lebih tinggi karena komposisi tepung terigu yang lebih banyak. Protein berfungsi untuk membangun jaringan tubuh yang baru; memperbaiki jaringan tubuh; menghasilkan senyawa esensial; mengatur tekanan osmotik; mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa; menghasilkan pertahanan tubuh; menghasilkan mekanisme transportasi; dan menghasilkan energi Hartono, 2013. Protein juga berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Setiap gram protein mampu menyumbang 4 kalori ke dalam tubuh. Hasil penelitian ini memperoleh data kandungan protein pada A1 sejumlah 5,83 yang berarti bahwa setiap 1 gram A1 terdapat 0,0583 gram protein. Jika dalam satu buah A1 memiliki massa 30 gram berarti mengandung 1,75 gram protein. Setiap sampel A1 30 gr menyumbang sekitar 7 kkal ke dalam tubuh. Hasil penelitian juga memberi data bahwa A2 mengandung protein sejumlah 5,32 yang berarti bahwa setiap 1 gram A2 terdapat 0,0532 gram Universitas Sumatera Utara protein. Jika dalam setiap sampel A2 memiliki massa 30 gram berarti setiap buahnya menyumbang sekitar 6,4 kkal ke dalam tubuh. b. Kandungan Lemak Lemak memiliki peran-peran pentinga dalam tubuh manusia. Di antaranya lemak memiliki fungsi utama sebagai penghasil energi, tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9 kalori, energi berlebih akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Selain itu lemak juga berperan sebagai zat pembangun dan pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh dan pengatur temperatur tubuh Kartasapoetra dkk, 2010 Analisis kandungan lemak pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuji kandungan lemaknya. Perlakuan I A1 memiliki kadar lemak 4,08 sedangkan perlakuan II A2 mengandung lemak sebesar 4,27. Dalam setiap gram A1 memiliki 0,0408 gram lemak. Jika setiap sampel memiliki massa sebesar 30 gram maka lemak yang dikandung adalah 1,224 gram yang berarti menyumbang energi sejumlah 11,016 kkal ke dalam tubuh. Perlakuan II A2 mengandung lemak dalam setiap gramnya sejumlah 0,0427 gram. Setiap sampel A2 memiliki massa sebesar 30 gram berarti mengandung lemak sebesar 1,281 gram yang juga berarti menyumbang energi sejumlah 11,529 kkal ke dalam tubuh. Universitas Sumatera Utara c. Kandungan Karbohidrat Karbohidrat memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai penyedia energi utama bagi tubuh. Selain itu karbohidrat juga berperan dalam pelaksanaan metabolisme lemak dan aksi penghematan protein Kartasapoetra dkk, 2010. Analisis kandungan karbohidrat pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuji kandungan karbohidratnya. A1 memiliki kandungan karbohidrat sebanyak 38,81 sedangan A2 mengandung sebanyak 42,27. Sampel perlakuan II A2 mengandung lebih banyak karbohidrat daripada A1. Perbedaan kadar karbohidrat tersebut dapat disebabkan oleh kandungan mocaf dan terigu yang berbeda di kedua perlakuan. Mocaf yang mengandung lebih tinggi karbohidrat menjadi faktor penyebab lebih besarnya kandungan karbohidrat pada A2. Perlakuan I A1 diketahui mengandung karbohidrat sebanyak 0,3881 gram dalam setiap gramnya. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa sampel A1 yang memiliki massa 30 gram mengandung sekitar 11,643 gram karbohidrat yang juga berarti menyumbang energi sebesar 46,572 kkal ke dalam tubuh. Perlakuan II A2 diketahui mengandung karbohidrat sebanyak 0,4227 gram dalam setiap gramnya. Sampel A2 yang memiliki massa 30 gram mengandung 12,681 gram karbohidrat yang berarti sampel tersebut menyumbang energi sebesar 50,724 kkal ke dalam tubuh. Universitas Sumatera Utara d. Kandungan Serat Kasar Serat merupakan salah satu kebutuhan gizi yang harus dipenuhi setiap harinya. Berdasarkan Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang Depkes, kandungan serat dalam makanan yang harus dikonsumsi dalam sehari adalah 28 gram. Serat berfungsi laksatif dalam pencernaan, menghasilkan energi sekitar 1,5 kkal setiap gramnya bahkan mampu menurunkan insiden penyakit kronis seperti komplikasi diabetes, kanker kolon dan penyakit jantung. Analisis kandungan serat kasar pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada kue pao perlakuan I A1 dan kue pao perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuji kandungan serat kasarnya. A1 memiliki kandungan serat kasar sebesar 1,00 sedangkan A2 memiliki kandungan serat kasar sebesar 1,03. Sumber serat dari kue pao adalah bit dan kolang-kaling yang merupakan bahan isiannya. e. Kandungan Kalsium Kalsium memiliki peranan penting dalam tubuh manusia. Di antara peran penting kalsium adalah membentuk tulang dan gigi; berperan dalam berbagai proses fisiologik dan biokimiawi di dalam tubuh seperti pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan selular, transmisi impul-impul syaraf, memlihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi dan pengeluaran hormon. Mengenai kebutuhan tubuh orang dewasa akan kalsium adalah sekitar 500 mg – 800 mg per hari. Universitas Sumatera Utara Analisis kandungan kalsium pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuij kandungan kalsiumnya. A1 memiliki kadar kalsium sebanyak 18 mgkg sedangkan A2 memiliki kadar kalsium sebanyak 22 mgkg. Sampel A2 memiliki kandungan kalsium lebih banyak daripada sampel A1. Adapun sumber kalsium yang terdapat dalam bahan pembuatan kue adalah mocaf, tepung susu dan kolang-kaling. Dalam penelitian ini sampel A2 mengandung lebih banyak mocaf sebagai faktor penyebab kalsium terkandung lebih banyak dalam sampel A2 sementara komposisi tepung susu dan kolang-kaling sama pada kedua perlakuan. Berdasarkan data dari daftar kandungan bahan makanan DKBM 2005, singkong yang merupakan bahan dasar pembuatan mocaf memiliki kandungan kalsium sebanyak 33 mg per 100 gram, tepung gaplek bahkan mengandung kalsium yang lebih tinggi yaitu 84 mg per 100 gram sedangkan tepung terigu hanya mengandung kalsium 16 mg per 100 gramnya. f. Kadar Air Air yang diasup ke dalam tubuh manusia dapat membantu mengontrol jumlah kalori. Air tidak memiliki kandungan kalori tapi dapat memberikan efek kenyang saat dikonsumsi. Makanan dengan kadar air yang tinggi memberi efek serupa. Makanan dengan kadar air yang tinggi akan lama diserap oleh tubuh Rosalina, 2013. Universitas Sumatera Utara Analisis kadar air pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuij kadar airnya. A1 memiliki kadar air sebanyak 47,28 sedangkan A2 memiliki kadar air sebanyak 45,91. Kadar air pada perlakuan I lebih banyak daripada kadar air perlakuan II. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kandungan terigu yang lebih banyak pada A1. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kandungan air mocaf tidak lebih tinggi daripada kandungan air terigu. g. Kadar Abu Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Kadar abu dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar abu pada kue pao modifikasi berbahan mocaf, bit dan kolang-kaling dilakukan pada perlakuan I A1 dan perlakuan II A2. Pada masing-masing perlakuan diambil sampel sebanyak 3 gram untuk diuij kadar abunya. A1 memiliki kadar abu sebanyak 0,89 sedangkan kadar abu A2 adalah sebanyak 1,08. Kadar abu pada sampel A2 lebih banyak daripada sampel A1. h. Total Kalori Kue pao perlakuan I dan II dapat diperkirakan total energinya dari penambahan jumlah kalori yang disumbang oleh karbohidrat, protein, lemak dan serat. Adapun jumlah kalori yang dimiliki oleh kue pao perlakuan I adalah 46,6 Universitas Sumatera Utara kkal dari karbohidrat, 7 kkal dari protein, 11 kalori dari lemak dan 1,5 kkal dari serat. Total kalori A1 adalah 66,1 kkal. Total kalori yang diperoleh kue pao perlakuan II adalah 70,15 yang diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50,7 kkal, 6,4 kkal protein, 11,5 kkal lemak dan 1,55 kkal serat. Dari penjabaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa total kalori yang dimiliki A2 lebih banyak daripada total kalori A1. Total kalori yang disumbang oleh kue pao 30 gram dapat diperkirakan sebanyak 3 sampai 3,5 memenuhi kebutuhan kalori berdasarkan total angka kebutuhan kalori harian rata-rata orang dewasa usia 19 – 29 tahun adalah 2250- 2750 kalori berdasarkan AKG 2013. Maka jika diilustrasikan dalam konsumsi makanan selingan, dibutuhkan sekitar 3 sampai dengan 4 buah untuk memenuhi kebutuhan kalori harian. Sebagai salah satu sumber energi yang dapat diaplikasikan dalam konsumsi makanan selingan, kue pao dapat dijadikan jajanan bagi anak sekolah yang juga bisa menjadi salah satu sasaran produk. Anak sekolah umumnya melakukan kegiatan jajan di sekolah mereka. Makanan yang bergizi seharusnya menjadi menu atau jajanan pilihan bagi anak sekolah. Kue pao dapat menjadi salah satu makanan jajanan bergizi bagi anak sekolah. Berdasarkan kecukupan energi harian anak sekolah usia 7-9 tahun 1850 kalori AKG 2013. Berdasarkan AKG tersebut maka satu buah kue pao dengan berat 30 gram bisa memenuhi sekitar 3 kebutuhan kalori harian. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan