Universitas Sumatera Utara 5.1.1
Analisis Daya Terima Warna Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf, Bit dan Kolang-kaling
Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap warna kue pao perlakuan I adalah 92,2 dan perlakuan
II 89,9. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, persentase perlakuan I yang lebih
tinggi daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati warnanya.
Warna kue pao dipengaruhi kombinasi tepung mocaf, terigu dan mentega pada kulit kue. Tepung mocaf yang berwarna lebih gelap daripada terigu membuat
warna putih pada kue pao perlakuan I lebih dominan daripada perlakuan II. Keadaan tersebut merupakan daya tarik yang lebih besar yang dimiliki kue
perlakuan I daripada perlakuan II. Kue pao juga dipengaruhi warnanya oleh isian. Isian kue pao yang
berwarna merah berpadu warna kulit kue pao yang berbeda pada masing-masing perlakuan menjadikan ciri khas dan pembeda pada daya terima warnanya.
Kombinasi warna kulit dan isian kue pao perlakuan I lebih disukai oleh panelis daripada kombinasi warna kulit dan isian kue pao perlakuan II.
5.1.2 Analisis Daya Terima Aroma Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,
Bit dan Kolang-kaling
Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap aroma pada perlakuan I adalah 84,4 dan perlakuan II
83,3. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, nilai perlakuan I yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati aromanya.
Aroma kue pao sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan kulit dan isiannya. Kue pao perlakuan I memiliki aroma khas roti pada umumnya ditambah dengan
aroma khas selai bit dan kolang-kaling yang sudah bercampur vanila, sementara aroma dasar bit tidak begitu dominan.
Aroma kue pao perlakuan II dirasa berbeda yang disebabkan oleh kandungan mocafnya yang lebih banyak. Aroma khas singkong lebih terasa pada
kue pao perlakuan II. Ini memicu aroma yang berbeda dari kue pao pada umumnya yang terbuat dari terigu saja. Aroma isian pada perlakuan II cenderung
sama dengan perlakuan I. Dari data yang diperoleh dapat diasumsikan bahwa aroma khas mocaf pada perlakuan II disukai tidak lebih banyak daripada aroma
kue pao dari terigu pada umumnya seperti pada perlakuan I.
5.1.3 Analisis Daya Terima Rasa Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf, Bit
dan Kolang-kaling
Uji daya terima yang dilakukan peneliti menghasilkan data persentase kesukaan panelis terhadap rasa pada perlakuan I adalah 86,6 dan perlakuan II
84,4. Kue pao pada kedua perlakuan tersebut sama-sama berada dalam interval kategori suka di skala hedonik. Namun, nilai perlakuan I yang lebih tinggi
daripada perlakuan II menunjukkan bahwa kue pao perlakuan I lebih diminati rasanya.
Rasa kue pao dipengaruhi oleh kualitas bahan kulit dan isiannya. Perlakuan I dan II memiliki perbedaan hanya pada bahan kulit. Maka perbedaan
rasa dapat ditemukan pada bedanya komposisi kulit kue.
Universitas Sumatera Utara
Kue pao perlakuan I yang kombinasi mocaf terigunya adalah 3:7 memiliki daya terima lebih tinggi daripada kue pao perlakuan II dengan kombinasi mocaf
terigu adalah 4:6. Perlakuan II yang mengandung lebih banyak mocaf daripada perlakuan I memiliki paduan cita rasa yang lebih khas mocaf. Isian yang terasa
manis dan kulit kue pao yang terasa khas mocaf berpadu membentuk cita rasa yang cenderung berbeda daripada kue pao pada umumnya. Hal tersebut membuat
perlakuan II tidak lebih disukai daripada perlakuan I.
5.1.4 Analisis Daya Terima Tekstur Kue Pao Modifikasi berbahan Mocaf,