Uji Multikolinearitas Analisis Uji Asumsi Klasik

88 b. Uji Glejser Tabel 4.15 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2,193 2,528 ,868 ,389 Kompetensi ,023 ,084 ,034 ,271 ,787 Penempatan_Kerja ,033 ,064 ,064 -,513 ,610 Pengembangan_Kar ir ,012 ,053 ,028 ,224 ,823 a. Dependent Variable: RES2 Berdasarkan tabel 4.15, dapat disimpukan bahwa terdapat nilai yang signifikan antara kompetensi terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,787, dimana 0,787 0,05. Terdapat nilai yang signifikan antara penempatan kerja terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,610, dimana 0,610 0,05. Terdapat nilai yang signifikan antara pengembangan karir terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,823, dimana 0,823 0,05. Kesimpulan dari pengujian tersebut adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.1.3.3 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalammodel regresi, yakni dengan melihat dari nilai tolerance, dan lawannyayaitu Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut off yang umumdipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilaitolerance ≤ 0,10, atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Berikut adalahtabel hasil pengujian multikolinearitas: Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant 6,519 4,327 1,506 ,137 Kompetensi ,272 ,102 ,296 2,670 ,010 ,990 1,010 Penempatan_Ke rja ,219 ,094 ,259 2,321 ,023 ,975 1,026 Pengembangan_ Karir ,222 ,123 ,203 1,807 ,075 ,967 1,034 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : data diolah, 2016 Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini dapat diketahui dari nilai tolerance pada kolom ke tujuh diatas, pada kolom tolerance telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu nilai tolerance harus lebih besar dari 0,1 sehingga bisa disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.. Selanjutnya dengan melihat nilai VIF Varian Inflation Factor dimana nilai VIF pada kolom ke delapan diatas telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu lebih kecil dari 5.Maka berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. 4.1.4 Analisis Regr esi Linier Ber ganda Hasil uji regresi linear berganda yang telah diolahmenggunakan program SPSS versi 20 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.17 Perhitungan Koefisien Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,871 1,763 3,897 ,000 Kompetensi ,699 ,264 ,544 2,650 ,010 Penempatan_Kerja ,618 ,274 ,483 -2,261 ,028 Pengembangan_Kar ir ,901 ,078 ,884 11,531 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.17, maka hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Y = 6,871 + 0,699 X 1 + 0,618 X 2 + 0,901 X 3 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : 1. Konstanta a = 6,871 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas Kompetensi, Penempatan Kerja dan Pengembangan Karir = 0 maka Disiplin Kerja Y akan sebesar 6,871. 2. Koefisien regresi variabel Kompetensi sebesar 0,699 menunjukkan bahwa Kompetensi � 1 bernilai positifterhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Kompetensi menunjukkan hubungan yang searah, artinya kompetensi dilakukan dengan baik maka akan meningkatkan kinerja para perawat. Sebaliknya, jika kompetensi tidak dilakukandengan baik, maka akan menimbulkan kinerja buruk para perawat. Angka 0,699 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel kompetensi sebesar satu satuan, maka disiplin kerja akan naik sebesar 0,699. Universitas Sumatera Utara 91 3. Koefisien regresi variabel Penempatan Kerja sebesar 0,618menunjukkan bahwa Penempatan Kerja � 2 bernilai positif terhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Penempatan Kerja menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin sedikit penempatan kerja yang diterima perawat maka kinerja kerja perawat pun akan menurun dan semakin tinggi penempatan kerja yang diterima perawat makakinerja perawat akan meningkat. Angka 0,618 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel Penempatan Kerja sebesar satu satuan, maka disiplin kerja akan naik sebesar 0,618. 4. Koefisien regresi variabel Pengembangan Karir sebesar 0,901 menunjukkan bahwa Pengembangan Karir � 3 bernilai positif terhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Pengembangan Karir menunjukkan hubungan yang searah. Pemberian pengembangan karir yang sesuai dengan kebutuhan perawat maka akan meingkatkan kinerja perawat. Sebaliknya jika pengembangan karir yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan perawat maka akan menurunkan tingkat kinerja perawat. Angka 0,901 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel pengembangan karir sebesar satu satuan, maka kinerja akan naik sebesar 0,901. 4.1.5 Pengujian Hipotesis 4.1.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F