Saran Penelitian Terdahulu Kinerja Y

98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi, penempatan kerja, pengembangan karir terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Dari hasil uji t diketahui bahwa secara parsial, variabel kompetensi, penempatan kerja dan pengembangan karir tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. 2. Dari hasil uji F ditemukan bahwa kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. 3. Variabel kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir dari hasil uji F ditemukan secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 85,2 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut : 1. Kompetensi para perawat di rumah sakit harus selalu diasah dengan cara pihak rumah sakit harus melakukkan pelatihan-pelatihan bagi perawat-perawat di rumah sakit agar para perawat dirumah sakit dapat Universitas Sumatera Utara 99 memiliki keterampilan yang dapat mengembangkan produktivitas rumah sakit karena memiliki perawat-perawat yang kompeten. 2. Pihak rumah sakit harus benar-benar selektif untuk menmpatkan perawat di bagian yang benar-benar keahlian dari para perawat, hal ini dilakukan agar para perawat dapat bekerja semaksimal mungkin dengan keahlian para perawat masing-masing. 3. Salah satu yang dapat meningkatkan kinerja para perawat adalah jenjang karir, pihak rumah sakit harus benar-benar memberikan kejelasan karir bagi para perawat, hal ini secara otomatis dapat meningkatkan kinerja para perawat agar para perawat dapat memiliki jenjang karir yang jelas. 4. Saran untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya menambah variabel lain diluar dari penelitian ini serta melakukan perbandingan terhadap penelitian ini dan penelitian yang dilakukan Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi 2.1.1 Definisi Kompetensi Menurut Wibowo 2007:86 kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan daan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut. Pengertian kompetensi dalam organisasi publik maupun privat sangat diperlukan terutama untuk menjawab tuntutan organisasi, dimana adanya perubahan yang sangat cepat, perkembangan masalah yang sangat kompleks dan dinamis serta ketidakpastian masa depan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja yang mengacu pada persyaratan kerja yang ditetepkan. Menurut Sunarto 2005:81, kompetensi didefinisikan sebagai dimensi perilaku yang melatarbelakangi kinerja kompeten, sehingga sering disebut sebagai kompetensi perilaku. Hal itu dikarenakan definisi kompetensi ini dimaksudkan untuk membuat seseorang menjalankan perannya dengan baik. Universitas Sumatera Utara 9 Menurut Boulter, Dalziel, dan Hill Sutrisno,2009:203, mengemukakan kompetensi adalah suatu karakteristik dasar sari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu.

2.1.2 Karakteristik Kompetensi

Menurut Wibowo 2007:87 terdapat 5 tipe karateristik kompetensi yaitu sebagai berikut: a. Motif Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkaan tindakan. Motif mendorong, mengerahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu. b. Sifat Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi. c. Konsep Diri Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi adalah bagian dari konsep diri orang. d. Pengetahuan Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Universitas Sumatera Utara 10 e. Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikir analitis dan konseptual.

2.1.3 Manfaat Penggunaan Kompetensi

Saat ini konsep kompetensi sudah mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari manajemen sumber daya manusia walaupun yang paling banyak adalah pada bidang pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan seleksi, dan sistem remunerasi. Ruky Sutrisno, 2009:208, mengemukakan konsep kompetensi menjadi semakin popular dan sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai alasan, yaitu: 1. Memperjelas standart kerja dan harapan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan mendasar: keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh langsung denmgan prestasi kerja. 2. Alat seleksi karyawan. Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi dapat membantu organisasi untuk memilih calon karyawan yang terbaik. 3. Memaksimalkan produktivitas, tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi “ramping” mengharuskan kita untuk mencari Universitas Sumatera Utara 11 karyawan yang dapat dikembangkan secara terarah untuk menutupi kesenjangan dalam keterampilannya sehingga mampu untuk dimobilisasikan secara vertical maupun horizontal. 4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi. Model kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi imbalan yang akan dianggap lebih adil. 5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan. Dalam era perubahan yang sangat cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat cepat berubah dan kebutuhan akan kemampuan bar uterus meningkat. Model kompeptensi memberikan sarana untuk menetapkan keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu berubah ini. 6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi. Model kompetensi merupakan cara yang palingh mudah untuk mengomunikasikan nilai-nilai dan hal apa saja yang harus menjkadi fokus dalam unjuk kerja karyawan.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Handoko 2006:122 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi sumber daya manusia yaitu: 1. Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang Universitas Sumatera Utara 12 cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang berpikir ke depan. 2. Keterampilan Keterampilan memainkan peran kompetensi. Pengembangan kompetensi secara spesifik berkaitan dengan budaya organisasi dan kompetensi individual. 3. Pengalaman Pengalaman juga sangat diperlukan dalam kompetensi. Diantaranya dalam mengorganisasi orang, berkomunikasi dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dsb. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan. Orang yang pekerjaannya memerlukan sedikit pemikiran strategis kurang mengembangkan kompetensi daripada mereka yang telah menggunakan pemikiran strategis bertahun-tahun. 4. Aspek-Aspek Kepribadian Personal Attributes Merupakan kompetensi intrinsik individu tentang bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stres, berpikir analitis, dan berpikir konseptual. 5. Motivasi Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat dirubah. Dengan memberikan dorongan dan apresiasi terhadap Universitas Sumatera Utara 13 pekerjaan bawahan, serta memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif untuk memotivasi seseorang bawahan. 6. Isu Emosional Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai cenderung membatasi motivasi dan inisiatif. 7. Kemampuan intelektual Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Salah satu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi. 8. Budaya organisasi Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan antara lain: praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, sistempenghargaan, pengambilan keputusan, filosofi organisasi visi dan misi organisasi, komitmen pada pelatihan dan pengembangan, dll.

2.2 Penempatan Kerja

2.2.1 Definisi Penempatan Kerja

Penempatan kerja adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instasi, atau bagian personalia untuk menentukan seseorangpegawai masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi Universitas Sumatera Utara 14 atau jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu Rosidah, 2009:189. Penempatan kerja juga merupakan proses pemberian tugas dan pekerjaan terhadap karyawan yang telah lulus seleksi pada jabatan yang membutuhkan lingkunganannya di dalam lingkungan suatu organisasi ataupun perusahaan.

2.2.2 Tujuan Penempatan Kerja

Setiap pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan penempatan kerja seorang karyawan atau calon karyawan antara lain agar karyawan bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksakan pekerjaan yang dibebankan serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas. Menurut Sastrohadiwiryo 2002:133 maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan karyawan sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Tujuan penempatan karyawan ini adalah untuk menempatkan orang yang tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga sumber daya manusia yang ada menjadi produktif. Penempatan karyawan mengandung arti pemberian tugas tertentu kepada pekerja agar ia mempunyai kedudukan yang Universitas Sumatera Utara 15

2.2.3 Syarat-syarat Penempatan Kerja

Menurut Rosidah 2009;190 ,ada beberapa persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam rangka pengadaan penempatan kerja seorang pegawai. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah sebagai berikut : a. Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan dan standard prestasi yang seharusnya ada dalam setiap jabatan tersebut. b. Rencana-rencana sumber daya manusia yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai dalam suatu instasi. c. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.

2.2.4 Prosedur Penempatan Karyawan

Dalam setiap kegiatan diperlukan adanya suatu tahapan yang harus dilalui pelaksanaannya. Bilamana seseorang pelamar memenuhi syarat dalam suatu tingkatan prosedur penempatan karyawan, maka karyawan tersebut dapat meneruskan pada langkah berikutnya. Oleh karena itu diperlukan spesifikasijabatan dan langkah prosedur penempatan karyawan, sehingga dapat membandingkan pelamar itu dengan syarat-syarat minimum yang ada dalam spesifikasi jabatan tersebut. Untuk memulai prosedur penempatan personalia, harus dipenuhi tiga persyaratan pendahuluan Panggabean, 2004:150 yaitu: Universitas Sumatera Utara 16 1. Harus ada wewenang untuk penempatan karyawan yang datang dari daftar permintaan karyawan, yang dikembangkan melalui analisa beban kerja dan analisa tenaga kerja. 2. Harus mempunyai standar karyawan yang digunakan untuk membandingkan calon pekerja, standar ini dikemukakan oleh spesifikasi jabatan yang dikembangkan melalui analisa jabatan. 3. Harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan diseleksi untuk ditempatkan. Dengan perkataan lain, bahwa penempatan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengisi posisi yang kosong, hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan sumber dari dalam maupun dari luar perusahaan. 2.3 Pengembangan Karir 2.3.1 Definisi Pengembangan Karir Menurut Mutiara 2004:63 implementasi perencanaan karir merupakan pengembangan karir. Untuk itu pengembangan karir dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang ditujukan untuk melaksankan rencana karirnya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian, dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja. Titik awal pengembngan karir dimulai dari diri karyawan sendiri, dimana setiap orang bertanggung jawab atas penembangan atau kemajuan karirnya. Stelah komitmen yang dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan karir dapat dilakukan. Untuk mengarahkan pengembangan karir agar menguntungkan karyawan dan organisasi, departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan. Universitas Sumatera Utara 17 Handoko Sutrisno, 2009:164 mengemukakan bahwa pengembangan karir seharusnya tidak hanya tergantung pada usaha-usaha individu saja, karena hal itu tidak selalu sesuai dengan kepentingan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana karir.

2.3.2 Tujuan Pengembangan Karir

Pengembangan karir sebagai kegiatan Manajemen SDM pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja, agar semakin mampumemberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan bsinis organisasiperusahaan. Pelaksanaan pekerjaan yang semakin baik dan meningkat itu berpengaruh langsung pada peluang bagi seorang pekerja untuk memperoleh posisijabatan yang diharapkan atau dicita-citakannya Nawawi, 2008: 291. Dengan kemampuan kerja yang prima itu akan semakin besar kemungkinan organisasiperusahaan mencapai tujuan bisnisnyassecara maksimal. Tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja itu, sangat ditentukan oleh pengembangan kemampuan para pekerja, yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, kerjasama dalam tim, pemecahan masalah dan berbagai kemampuan manajerial lainnya. Dari pengembangan dan peningkatan itu, diharapkan hasil sebagai muaranya adalah terwujudnya produktivitas yang tinggi. Sehubungan dengan itu bagi pekerja yang dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikapnya dan lain-lain sehingga menjadi semakin produktif, dari segi pengembangan karir akan memiliki 3 alternatif dalam perlakuan organisasiperusahaan terhadap dirinya. Ketiga alternatif itu adalah : Universitas Sumatera Utara 18 1. Organisasi perlu mempertahankannya pada jabatan semula, untuk jangka waktu tertentu, dengan memberikan ganjaran yang sesuai. 2. Organisasi perlu memindahkan pekerja tersebut pada jabatanposisi lain secara horizontal, yang lebih relevan dengan peningkatan dan perbaikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain yang dialami pekerja. 3. Organisasiperusahaan perlu mempromosikan pekerja tersebut secara vertikal atau untuk mengisi suatu jabatanposisi yang secara struktural lebih tinggi kedudukannya.

2.3.3 Tanggung Jawab Pengembangan Karir

Organisasiperusahaan yang bersifat tradisional, dengan pandangan tradisional pula dalam pengembangan karir akan selalu berpegang pada prinsip birokratis secara ketat. Dengan demikian berarti organisasiperusahaan memikul seluruh tanggung jawab pengembangan karir para pekerja sebagai individu Nawawi, 2008:295. Tanggung jawab itu dijabarkan menjadi beberapa tugas pengembangan karir tradisional sebagai berikut : 1. Perencanaan pengembangan karir disusun dan ditetapkan oleh organisasiperusahaan secara sepihak. 2. Pelaksanaan pengembangan karir tergantung sepenuhnya pada organisasiperusahaan. 3. Kontrol hasil pengembangan karir dilakukan secara ketat oleh organisasiperusahaan. Universitas Sumatera Utara 19 4. Pengembangan karir diartikan dan dilaksanakan melalui kegiatan promosi ke jenjang jabatanposisi yang lebih tinggi.

2.3.4 Bentuk-Bentuk Pengembangan Karir

Bentuk-bentuk pengembangan karir tergantung pada jalur karir yang direncanakan oleh masing-masing organisasi. Bagaimana suatu perusahaan menentukan suatu jalur karir bagi karyawannya tergantung pada kebutuhan dansituasi perusahaan itu sendiri, namun pada umumnya yang sering dilakukan perusahaan adalah melalui pendidikan dan pelatihan, promosi serta mutasi Nitisemito, 2001:173. Pengertian mengenai ketiga hal tersebut dapat dijelaskan di bawah ini: 1. Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan perusahaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan dari pekerjaan masing- masing karyawan. 2. Promosi Promosi diartikan sebagai perubahan posisijabatan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status sosial seseorang. Dalam pelaksanaannya, suatu promosi harus didasarkan pada syarat-syarat tertentu yang bagi setiap organisasi dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan organisasi itu sendiri. Adapun syarat yang dipergunakan itu dapat memberi jaminan bahwa Universitas Sumatera Utara 20 tenaga kerja yang dipromosikan itu layak dan pantas untuk menduduki jabatanpekerjaan yang akan ditempati. 3. Mutasi Mutasi adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala. Mutasi dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. 2.4 Kinerja 2.4.1 Definisi Kinerja Menurut Wibowo 2007:4, kinerja adalah implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap, perilaku serta kinerja karyawan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut. Universitas Sumatera Utara 21

2.4.2 Indikator Kinerja

Menurut Mathis 2002:78 kinerja karyawan adalah hal-hal yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi, antara lain: 1. Kualitas kerja yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja. 2. Kuantitas kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. 3. Kerjasama yaitu kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan. 4. Pemanfaatan waktu yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan target waktu yang ditentukan . 2.4.3Unsur-Unsur Penilaian Kinerja Karyawan Menurut Hasibuan 2006:56, kinerja karyawan dapat dinilai dari beberapahal, yaitu: 1. Kesetiaan Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. 2. Prestasi Kerja Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam menjadi tolak ukur kinerja. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam mencari tolak ukur kinerja. Universitas Sumatera Utara 22 4. Kreativitas Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga hasil kerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. 5. Kerja sama Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6. Kecakapan Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja .

2.4.4 Pentingnya Hasil Penilaian Kinerja

Menurut Rivai 2008:121, hasil penilaian kinerja penting digunakan untuk : 1. Peningkatan kinerja Terutama bila kinerja seorang karyawan rendah atau di bawah standar yang telah ditetapkan, maka atasan akan mengevaluasi kinerja karyawan dengan cara mengajak karyawan tersebut berdiskusi dan memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut, misalnya dengan masukan-masukan positif agar bekerja lebih keras dan tekun lagi. Universitas Sumatera Utara 23 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia SDM Penilaian kinerja sekaligus mengidentifikasi kelemahan dan potensi yang dimiliki setiap karyawan. Dengan demikian karyawan diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan dan potensinya serta mengatasi kelemahan-kelemahannya melalui program pelatihan . 3. Pemberian kompensasi Pemberian imbalan atau kompensasi yang adil haruslah didasarkan kepada kinerja atau kontribusi setiap karyawan kepada perusahaan. Karyawan yang menampilkan kinerja yang tinggi patut diberi kompensasi, antara lain berupa: pemberian penghargaan, pemberian bonus, dan percepatan kenaikan pangkat dan gaji. 4. Program kepegawaian Hasil penilaian kinerja sangat bermanfaat untuk menyusun program- program kepegawaian, termasuk promosi, rotasi, mutasi, serta perencanaan karir pegawai. 5. Menghindari perlakukan diskriminasi Penilaian kinerja dapat menjadi sarana untuk menghindari perlakuan diskriminasi dan kolusi, karena setiap tindakan kepegawaian akan didasarkan kepada kriteria obyektif, yaitu hasil penilaian kinerja. Universitas Sumatera Utara 24

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Angga Rahayu dan Susi Hendria ni 2015 Pengaruh Kompetensi, Komitmen dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Kantor Wilayah Pekanbaru Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: 1. Kompetensi 2. Komitmen 3. Pengembang an Karir Regresi Linear Berganda 1. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. 2. Komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja. 3. Pengembangan karir berpengaruh signfikan terhadap kinerja karyawan 2. Dono Wiroto mo dan Popy Novita Pasaribu 2015 Pengaruh Kompetensi, Pengembangan Karir, Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja pegawai Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: 1. Kompetensi 2. Pengembang an Karir 3. Pendidikan dan Pelatihan Regresi Linear Berganda 1. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. 2. Pengembangan karir berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja 3. Pendidikan dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Universitas Sumatera Utara 25 Lanjutan Tabel 2.1 3. Oswald H, Lisbeth dan Sjendri 2015 Analisis Kompetensi, Penempatan dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja Pegawai PT PLN Wilayah Sulutenggo Area Manado Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: 1. Kompetensi 2. Penempatan 3. Lingkugan Kerja Regresi Linear Berganda 1. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja 2. Penempatan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja 3. Lingkungan Kerja berpengaruh secara signifikan 4. Frans Hendrik, Silvya L dan Peggy A 2014 Pengaruh Motivasi, Penempatan Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: 1. Motivasi 2. Penempatan Kerja 3. Pengembang an Karir Regresi Linear Berganda 1. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja 2. Penempatan Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja 3. Pengembangan Karir tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. 5 Caroline Oduma dan Susan Were 2014 Influence of Carrer Development on Employee Performance in The Public University, A case of Kenyatta University Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: Pengembanga n Karir terdiri dari: 1. JobTraining 2. Job Orientation 3. Career Advanceme nt 4. Mentoring Regresi Linear Berganda 1. Job Training berpengaruh signifikan terhadap kinerja 2. Job Orientation berpengaruh signifikan terhadap kinerja 3. Carrer Advancement berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja 4. Mentoring berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. 6. Kaushik i Tripathi danMan isha Competency Based Management in Organizational Variabel Dependen: Kinerja Variabel Regresi Linear 1. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Universitas Sumatera Utara 26 Lanjutan Tabel 2.1 Agrawal 2014 Variabel Independen: Kompetensi 7. Ahrul Tsani 2013 Pengaruh Kompetensi, Penempatan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri Variabel Dependen: Kinerja Variabel Independen: 1. Kompetensi 2. Penempatan Kerja 3. Motivasi Regresi Linear Berganda 1. Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja 2. Penempatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja 3. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Sumber :Ahrul 2013, Oswald 2014, Hendrik2014, Wirotomo 2014, Tripathi 2014, Oduma 2014 dan Angga 2015

2.6 Kerangka Konseptual