Jenis Data Metode Pengumpulan Data Kesimpulan

36 Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan jumlah sampel sebanyak 68 orang. Tabel 3.4 Jumlah Sampel Tiap Unit Keperawatan NO Unit Jumlah 1. Ibnu Al-Nafis 4 Orang 2. Kamar Bayi 4 Orang 3. Nurul Jannah 5 Orang 4. Nurul Jannah Baru 5 Orang 5. PHA 6 Orang 6. PHA Baru 5 Orang 7. PHB 5 Orang 8. UGD 6 Orang 9. ICU 6 Orang 10. Kamar Bersalin 4 Orang 11. Instalasi Kamar Bedah 5 Orang 12. Hemodialisa 2 Orang 13. Katerisasi Jantung 1 Orang 14. Perawat Pelaksana 10 Orang Jumlah 68 Orang Sumber : data diolah 2016

3.7 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Primary Data, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan memberikan kuesioner atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2. Data Sekunder Secondary Data, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literature- literatur yang ada di perusahaan dan tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Universitas Sumatera Utara 37

3.8 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiono dalam Sedarmayanti, 2011:156, untuk memperoleh data dan keterangan dalam penelitian maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data- data atau keterangan dengan mengadakan Tanya jawab kepada pihak yang berwenang untuk memberikan data-data yang berkaitan dengan penelitian. 3. Studi Dokumentasi Pengumpulan data melalui informasi-informasi dari artikel, jurnal, majalah, internet dan buku-buku yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan data yang ada di lapangan.

3.9 UjiValiditas dan Reliabilitas

3.9.1 ‬

Uji Validitas ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik , sudahsemestinya ‬ ‬ rangkaian ‬ ‬ penelitian ‬ ‬ harus ‬ ‬ dilakukan ‬ ‬ dengan ‬ ‬ baik. Uji ‬ ‬ validitas digunakan ‬ ‬ untuk ‬ ‬ mengukur ‬ ‬ sah ‬ ‬ atau ‬ ‬ valid ‬ ‬ tidaknya ‬ ‬ suatu ‬ ‬ kuesioner ‬ ‬ Ghozali ‬ Sedarmayanti, ‬ ‬ 2011:165. ‬ ‬ Pengujian ‬ ‬ validitas ‬ ‬ dilakukan ‬ ‬ dengan menggunakan program SPSS, ‬ dengan kriteria sebagai berikut: ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ 1. Jika r ‬ hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid . ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ Universitas Sumatera Utara 38 2. Jika r ‬ hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak ‬ valid. 3. Nilai r ‬ hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total ‬ correlation Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan pada responden di luar sampel penelitian sebanyak 68 orang responden. Nilai r tabel dengan ketentuan df=68 dengan tingkat signifikansi sebesar 5, angka yang diperoleh = 0,238. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan 1. P1 0.830 0.361 Valid 2. P2 0.778 0.361 Valid 3. P3 0.805 0.361 Valid 4. P4 0.855 0.361 Valid 5. P5 0.722 0.361 Valid 6. P6 0.761 0.361 Valid 7. P7 0.751 0.361 Valid 8. P8 0.829 0.361 Valid 9. P9 0.813 0.361 Valid 10 P10 0.787 0.361 Valid 11. P11 0.556 0.361 Valid 12. P12 0.707 0.361 Valid 13. P13 0.616 0.361 Valid 14. P14 0.659 0.361 Valid 15. P15 0.660 0.361 Valid 16. P16 0.804 0.361 Valid 17. P17 0.721 0.361 Valid 18 P18 0.465 0.361 Valid 19. P19 0.556 0.361 Valid 20. P20 0.582 0.361 Valid 21. P21 0.792 0.361 Valid 22. P22 0.526 0.361 Valid 23. P23 0.580 0.361 Valid 24. P24 0.585 0.361 Valid Sumber : data diolah, 2016

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk Ghozali Sedarmayanti, Universitas Sumatera Utara 39 2011:169.Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas dan ditemukan reliabilitasnya dengan bantuan program SPSS. Variabel dinyatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r-alpha positif dan lebih besar dari r-tabel maka pernyataan reliabel 2. Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pernyataan tidak reliabel. Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan Kinerja 0,869 Reliabel Kompetensi 0,797 Reliabel Penempatan Kerja 0,729 Reliabel Pengembangan Karir 0,651 Reliabel Sumber : data diolah, 2016 Tabel 3.6 menunjukkan bahwa pada 20 butir pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha cronbach’s alpha variabel kinerja Y sebesar 0,651, variabel kompetensi X1 sebesar 0,869, variabel penempatan kerja X2 sebesar 0,797, variabel pengembangan karir X3 sebesar 0,729, dapat dilihat bahwa nilai dari setiap variabel lebih besar dari r tabel ini berarti r hitung r tabel. Dimana nilai r tabel sebesar 0,60.Sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. 3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kompetensi, Universitas Sumatera Utara 40 penempatan kerja dan pengembangan karir karyawan yang dilakukan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan serta pengaruhnya terhadap Kinerja yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standar yang didukung program SPSS Versi 20.

3.10.2 Analisis regresi linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independen kompetensi, penempatan kerja dan pengembangan karir karyawan dan variabel dependen kinerja akandigunakan analisis regresi linier berganda multiple regression analysis. Peneliti menggunakan bantuan program ‬ software SPSS Versi 20 ‬ ‬ untuk memperoleh hasil yang lebih terarah . Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalahsebagai berikut: ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ Y= a + � � � � + � � � � + � � � � + e Dimana : Y = Kinerja X 1 = Kompetensi X � = Penempatan Kerja X � = Pengembangan Karir a = Konstanta b 1,2,3 = Koefisien Regresi e = Error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisa regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square OLS Universitas Sumatera Utara 41 Situmorang, 2014:114. Sebelum dilakukan analisa dan evaluasi selanjutnya, masih perlu dilakukan uji model dengan uji asumsi klasik yang terbagi atas tiga uji model yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

3.11.1 Uji Normalitas

Uji ‬ normalitas ‬ bertujuan ‬ untuk ‬ menguji ‬ apakah ‬ dalam ‬ model ‬ regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak . Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ Ada dua cara untuk ‬ mendeteksi ‬ ‬ apakah ‬ ‬ residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2011 :160. Dikatakan normal ‬ apabila ‬ pada ‬ grafik ‬ histogram variabel ‬ tersebut berdistribusi normal ‬ ditunjukkan ‬ oleh ‬ distribusi data tersebut ‬ tidak ‬ melenceng ‬ ke kiri ‬ dan ‬ kekanan. Dikatakan normal apabila pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. ‬ Untuk ‬ ‬ pendekatan ‬ ‬ kolmogrov- ‬ ‬ smirnov ‬ dikatakan ‬ variabel ‬ residual berdistribusi ‬ normal ‬ apabila ‬ nilai ‬ Asymp.sig.2-tailed diatas nilai signifikan 0,05 dan Nilai kolmogrov-smirnov 1.97 berarti dapat dikatakan data tersebut bersifat normal Situmorang,2014:117. ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ 3.11.2 Uji Multikoliniaritas Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu variabel Sedarmayanti, 2011:158. ‬ ‬ Model regresi yang ‬ ‬ baik seharusnya tidak terjadi ‬ korelasi diantaravariabel ‬ independen ‬ Ghozali, ‬ 2011:105. ‬ Jika ‬ variabel ‬ independen ‬ saling berkorelasi , ‬ maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Universitas Sumatera Utara 42 Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol , variabel-variabel ‬ ini tidak ortogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya 
 multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai tolerance 
 kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai Varance Inflation Factor VIF lebih dari ‬ ‬ 
 10, ‬ maka dapat ‬ menunjukan adanya ‬ multikolonieritas atau sebaliknya Ghozali, 
 2011:106. ‬ Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value ‬ dan Variance Inflation Factor VIF. Batas ‬ Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF ‬ adalah 5. ‬ Apabila ‬ Tolerance ‬ ‬ value ‬ ‬ ‬ 0,1 ‬ atau ‬ VIF ‬ ‬ ‬ ‬ 5 ‬ maka ‬ terjadi ‬ multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value 0,1 atau VIF ‬ 5 ‬ maka tidak ‬ terjadi multikolinearitas. ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬ ‬

3.11.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain Sedarmayanti, 2011:159. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebutheteroskedastisitas.Modelregresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian masalah heteroskedastisitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan ujistatistik berupa Uji Glejser.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan uji F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ‬ ‬ dalam ‬ ‬ model ‬ ‬ mempunyai ‬ ‬ pengaruh ‬ ‬ secara simultan ‬ ‬ serempak terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut ‬ ‬ ‬ : Universitas Sumatera Utara 43 a H :b 1, b 2 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh secara signifikan. b H a :b 1, b 2 ≠0, artinya secara serempak terdapat pengaruh secara signifikan. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 Jika F hitung F tabel pada α = 5 maka H diterima dan H � ditolak 2 Jika F hitung F tabel pada α = 5 maka H ditolak dan H � diterima

3.12.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a H :b 1, b 2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b H a :b 1, b 2 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 Jika t hitung t tabel pada α = 5 maka H diterima dan H � ditolak 2 Jika t hitung t tabel pada α = 5 maka H ditolak dan H � diterima

3.12.3 Koefisien Determinasi

� � 3.12.2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen Universitas Sumatera Utara 44 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R 2 pasti meningkat. Karena itu banyak peneliti menganjurkan menggunakan nilai Adjusted R 2 saat mengevaluasi model regresi terbaik Ghazali, 2011 :97. Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Rumah Sakit Islam Malahayati adalah Rumah Sakit Umum Swasta yang bergerak dalam bidang pelayanan medis atau kesehatan masyarakat, dengan maksud dan tujuannya adalah untuk membantu pemerintah serta melayani masyarakat dalam bidang peningkatan derajat kesehatan baik kesehatan jasmani, rohani maupun sosial. Rumah Sakit ini berkembang menjadi Rumah Sakit Swasta yang berada di lingkungan Yayasan Rumah Sakit Islam Malahayati dan berada di bawah pimpinan direktur RSIM. Pada tanggal 4 April 1974 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan kamar Bedah yang dianggap sebagai awal dibangunnya Rumah Sakit Islam Malahayati, bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1395 H 14 Januari 1975 Rumah Sakit ini diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu dijabat oleh Alm. Bapak Marah Halim dengan nama Rumah Sakit Islam Malahayati.

4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Visi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Visi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah cita-cita yang menggambarkan akan dibawa kemana Rumah Sakit Islam Malahayati Medan di masa mendatang dan visi selalu berpijak pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan yang ada. Sehubungan dengan analisis dan pendalaman tersebut, maka Universitas Sumatera Utara 46 ditetapkanlah visi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut : “Menjadi Rumah Sakit yang Dapat Memberikan Pelayanan Kesehatan Bagi Semua Orang”. Misi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan persyaratan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, mengetahui peran dan program- programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang. Dari gambaran tersebut maka ditetapkan misi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh yang bermutu dan berorientasi kepada kepuasan masyarakat yang membutuhkan 2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional 3. Meningkatkan kualitas saranaprasarana dan pelayanan secara berkesinambungan 4. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan pegawai

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsur utama dan merupakan alat untuk mencapai kontrol yang baik. Stuktur organisasi perusahaan merupakan gambaran sistematis dari suatu perusahaan yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab Universitas Sumatera Utara 47 serta tugas yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi perusahaan mencermikan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan dan fasilitas lainnya yang terlihat di dalamnya demi tercapainya tujuan. Seseorang pimpinan perusahaan harus mempuyai pandangan luas, selain itu pimpinan harus tahu bagaimana mengatur organisasi, menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang tepat. Bentuk organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu di dalam menetapkan suatu kebijakan terlebih dahulu harus ditetapkan bentuk organisasi yang akan diterapkan menyesuaikan susunan dan penempatan orang sesuai dengan keahlihannya. Penetapan struktur organisasi juga berhubungan erat dengan bidang usaha perusahaan dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pemimpin dan bawahannya yang ada dalam perusahaan akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa dia harus bertanggung jawab, dan siapa yang harus bertanggung jawab padanya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya banyak dibantu oleh organisasi yang baik. Struktur organisasi dan pembagian jabatan- jabatan serta wewenang dalam bidang usaha Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah berbentuk garis lurus atau lini. Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan. Ini berarti bahwa setiap manajer mempunyai wewenang sepenuhnya pada bawahannya, yang melapor hanya pada manajer tersebut, atau aliran wewenang langsung dan tidak langsung. Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Sumber: Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas job description yang terdapat pada struktur organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 1. Direktur Pengertian: Pejabat yang berfungsi sebagai Pimpinan tertinggi Rumah Sakit Islam Malahayati. Tugas: a. Menjabarkan Kebijakan Yayasan Rumah Sakit IslamMalahayatidan misi kedalam kebijakan operasional RSIM. DIREKTUR KA BAG. MEDIS KA BAG. ADM UMUM KA BAG KEUANGAN AKUNTANSI MARKETING Dokter Jaga KA Penunjang Medis KA Keperawatan KA Personalia KA Rumah Tangga Pembukuan Keuangan ICU HD Satpam Hutang Kasir Kamar Bedah Kamar Bersalin TanaM eutia PH Atas PH Bawah Ruang Anak U.G.D Radiologi Laboratorium Medical Record Instalasi Gizi Cleaning Service Sandang Maintance Ambulance Logistik Operator Pembelian Piutang Anggaran Pajak Penata Rek. Penagih Verifikasi Universitas Sumatera Utara 49 b. Melakukan koordinasi pelaksanaan fungsi-fungsi managemen yang meliputi perencanaan, koordinasi, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, budgeting, dan evaluasi oleh wakil direktur dan unit-unit kerja yang langsung dibawah pembinaannya. c. Mengambil keputusan tertinggi. d. Melakukan koordinasi penjagaan mutu layanan. e. Bertanggung jawab atas Terselenggaranya manajemen Rumah Sakit IslamMalahayati secara optimal dan terjaganya mutu Rumah Sakit. 2. Komite Medis Tugas : a. Memberikan pelayanan terhadap para pasien. b. Memberikan informasi terhadap para pasien. c. Membantu para pasien dalam mendapatkan perobatan. 3. Kepala Bagian Pelayanan Medis Pengertian : Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin bidang pelayanan medis. Tugas : a. Melaksanakan fungsi managemenuntuk menghasilkan pelayanan rawatjalan dan rawa inap,kamar bedah,kamarbersalin,UGD dan ICU yangprofesional, Islami bermutu serta berhasil dan berdaya guna. b. Menyusun rencana program pendapatan,anggaran dan belanja tiap unit. c. Merencanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem kerjatermasuk penyusunan standar prosedur berbagai kegiatan unit. d. Merencanakan pengendalian mutu. Universitas Sumatera Utara 50 e. Merencanakan pengembangan dan peningkatan ketrampilan Sumberdaya manusia dibidang perawatan. f. Penugasan staf sesuai dengan kualifikasinya. g. Mengadakan rapat koordinasi secara berkala. h. Melakukan pengawasan unit kerja dibawahnya. i. Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja. j. Membuat laporan secara berkala ke Wakil direktur. k. Bertanggung jawab atas Berjalannya pelayanan medis sesuai denganstandar prosedur. 4. Kepala Bagian Adm. Umum Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi tugas dan wewenang mengelola administrasi umum RSIM. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan kantor yang meliputi: Surat-menyurat dan pengarsipan. b. Pengembangan SDM RS. c. Penyampaian informasi yang seluas-luasnya dan sejelas-jelasnya kepada seluruh pegawai. d. Menerima laporan pekerjaan dari unit-unit yang dibawahnya. e. Mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap unit-unit dibawahnya. f. Melakukan pembinaan seksi dan unit dibawahnya. g. Memimpin rapat bulanan bagian umum. h. Bertanggung jawab atas Berjalannya administrasi umum RS dengan baik. 5. Kepala Seksi Keperawatan Universitas Sumatera Utara 51 Pengertian: Perawat yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin bidang keperawatan. Tugas: a. Pelayanan perawatan rawat inap dan rawat jalan. b. Mengelola dan mengembangkan pelayanan keperawatan secara professional, Islami dan bermutu tinggi. c. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan Standar asuhan keperawatan. d. Melaksanakan supervise secara berkala atau sewaktu-waktu ke unit pelayanan keperawatan. e. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga perawat yang baru bekerja di RSIM. f. Mengadakan pertemuan kepada kepala unit ruangan 1x dalam seminggu atau sewaktu-waktu jika diperlukan. g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya asuhan keperawatan di RSIM. 6. Kepala Seksi Penunjang Medis Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untukmemimpin bidang penunjang medis. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan penunjang medis secaraprofessional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP StandarOperasional Perusahaan bidang penunjang medis. Universitas Sumatera Utara 52 c. Melaksanakan supervise secara berkala atau sewaktu-waktu ke unitpelayanan penunjang medis. d. Mengadakan pertemuan kepada kepala unit dibawahnya 1x dalamseminggu atau sewaktu-waktu jika diperlukan. e. Berhubungan dan menjaga hubungan baik dengan dinas-dinas terkait yang berhubungan dengan bidang penunjang medis. f. Administrasi dan pelaporan. g. Bertanggung jawab atas berjalannya bidang penunjang medis diRSIM. 7. Kepala Seksi Personalia Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi tugas dan wewenang mengelola hal-hal yang berhubungan dengan kepegawaian RSIM. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan kantor yang meliputi: Surat-menyurat dan pengarsipan yang berhubungan dengan kepegawaian. b. Menerima dan menyeleksi pegawai baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Penyampaian informasi yang seluas-luasnya dan sejelas-jelasnya kepada seluruh pegawai. d. Pelaporan, pencatatan dan pengawasan pegawai yang mendapat layanan kesehatan di RSIM dan yang dirujuk ke spesialis sesuai dengan SOP. e. Menerima keluhan dan saran dari pegawai untuk disampaikan kepada atasan. Universitas Sumatera Utara 53 f. Membuat Surat Peringatan kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dengan berkoordinasi dengan kepala bagian. g. Membuat daftar gaji, slip gaji. h. Pencatatan dan pelaporan rekap kehadiran pegawai setiap bulannya. i. Melakukan pembinaan anggota unit dibawahnya. j. Memimpin rapat bulanan seksi personalia. k. Bertanggung jawab atas berjalannya pengeloaan kepegawaian RSIM dengan baik. 8. Kepala Seksi Rumah Tangga Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untukdiberi tugas dan wewenang mengelola bidang Rumah Tangga RS. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan bidang rumah tangga yang meliputi:pemesanan, pembelian dan maintenance barang-barang di Rumah Sakit Islam Malahayati. b. Menerima laporan pekerjaan dari unit-unit yang dibawahnya. c. Melakukan pembinaan unit dibawahnya. d. Memimpin rapat bulanan seksi Rumah Tangga. e. Bertanggung jawab atas berjalannya bidang rumah tangga RS denganbaik. 9. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi Pengertian : Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untukdiberi tugas dan wewenang mengelola keuangan RS. Tugas: Universitas Sumatera Utara 54 a. Perencanaan,pengembangan, pengorganisasian dan pengolahan,pengawasan keuangan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. b. Mengawasi unit-unit dibawahnya. c. Mengkoordinasikan keadaan keuangan dengan kebutuhan pembelian barang. d. Administrasi dan pelaporan. e. Membina anggaota unit dibawahnya. f. Memimpin rapat bulanan bagian keuangan dan akuntansi. g. Bertanggung jawab atas berjalannya pengelolaan keuangan RSdengan baik. 10. Sub. Bagian Pembukuan Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi tugas dan wewenang sebagai adm. keuangan di RS. Tugas; a. Membuat pembebanan biaya honor dokter sesuai jadwal. b. Membuat laporan Pajak Honor Dokter dan lainnya c. Mengarsip tanda lunas pembayaran Pajak Dokter d. Membuat mengetik Perincian Obat dan Laboratorium e. Mengarsip berkas sesuai dan tanggung jawabya. f. Bertanggung jawab atas berjalannya Adm. keuangan RS dengan baik 11. Sub. Bagian Penagihan Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi tugas dan wewenag sebagai penagih rekening di RS. Tugas: Universitas Sumatera Utara 55 a. Membuat billing perusahaan serta membukukannya. b. Melengkapi bukti-bukti pendukung penagihan. c. Merekap dokumen penagihan ke perusahaan. d. Melakukan penagihan sesuai jadwal yang ditentukan. e. Fotocopy dokumen-dokumen penagihan. f. Mengarsipkan berkas yang berhubungan dengan penagihan. g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya fungsi penagih rekening RS dengan baik. 12. Kepala Unit, yaitu terdiri dari: A. Kepala Unit Pembukuan Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratanuntuk diberi tugas dan wewenang mengelola bagian pembukuanRSIM. Tugas: a. Mencatat pasien masuk dan pasien pulang. b. Mencatat, membukukan dan memeriksa hutang honor dokter. c. Memeriksa lapran stock obat. d. Membuat Laporan Keuangan. e. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian pembukun RSdengan baik. 13. Kepala Unit Gawat Darurat Pengertian: Perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengatur serta mengendalikan pelayananperawatan dI UGD. Tugas: Universitas Sumatera Utara 56 a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan sertatenaga lain sesuai dengan kebutuhan. b. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yangdiperlukan sesuai dengan kebutuhan. c. Merencanakan dan menentukan jenis dan asuhan keperawatanyang akan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasien. d. Mengatur dan mengorganisasian seluruh kegiatan pelayanan diUGD e. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga keperawatan sesuaidengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. f. Melaksanakan program orientasi kepada perawat untukmelaksanakan asuhan keperawatan sesuai standard. g. Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan carabekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat didalampelayanan UGD. h. Mengadakan pertemuan berkala dengan perawat UGD untukmenginformasikan standardketentuan baru. i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, linenyang diperlukan di UGD. j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agarselalu dalam keadaan siap pakai. k. Melaporkan kepada bagian maintenance, apabila terdapatkerusakan barang maupun kerusakan bagunan UGD. l. Memepertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasiperalatan m. Mendampingi dokter memeriksa pasien dan mencatat instruksidokter. n. Pembinaan perawat di ruang UGD. Universitas Sumatera Utara 57 o. Administrasi dan pelaporan. p. Bertanggung jawab atas berjalannya pelayanan dan asuhankeperawatan di UGD sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. 14. Kepala Unit ICU Pengertian: Perawat yang memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan untuk diberi tugas dan wewenang untuk mengelola ruangan dan perawatan Intensif. Tugas: a. Pengendalian dan pengawasan mutu pelayanan keperawatan di ICU. b. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaanpelayanan keperawatan yang maksimal sesuai dengan SOP yangtelah ditetapkan. c. Penggunaan, pemilihan peralatan medis yang ada di ICU. d. Menjaga peralatan di ICU dengan baik dan selalu dalamkeadaan siap pakai. e. Melaporkan ke bagian maintenance jika ada kerusakan peralatan f. Pengembangan dan penyempurnaan SOP dan kebijakan yang berlaku diruang intensif. g. Pembinaan perawat di ICU. h. Menyediakan dan memastiakan ketersediaan obat-obatan di ICUsesuai dengan SOP. i. Membuat daftar dinas perawat ICU. j. Administrasi dan pelaporan. k. Bertanggung jawab atas berjalannya pelayanan dan asuhankeperawatan di ICU sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 58 15. Kepala Unit Laboratorium Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untukmelaksanakan dan pengawasan unit laboratorium. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan bagian laboratoriumsecara professional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagianlaboratorium. c. Merencanakankebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan reagensia. e. Pembinaan amggota unit laboratorium. f. Administrasi dan pelaporan. g. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian laboratorium diRSIM 16. Kepala Unit Satpam Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi kewenangan menjaga keamanan dan ketertiban di RSIM. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan bidang keamanan dan ketertiban. b. Menerima surat-surat dari luar dan menyampaikan kepada ka.siepersonalia. c. Menerima laporan dari anggota unit satpam. d. Menjaga keamanan dan ketertiban Rumah Sakit. e. Membantu perawat mengangkat pasien. f. Menertibkan pegawai yang melanggar peraturan Rumah sakitdan melaporkannya kepada Ka.Sie Personalia untukditindaklanjuti. Universitas Sumatera Utara 59 g. Mengatur perparkiran Rumah Sakit. h. Mencatat dan melaporkan pegawai yang keluar RS pada jamkerja. i. Betanggung jawab atas keamanan dan ketertiban RSIM. 17. Kepala Unit Gizi Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin unit Gizi. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan bagian gizi secaraprofessional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagian gizi. c. Merencanakan kebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan bahan-bahan yang akan dimasak. e. Mengkoordinir dan mengawasi makanan yang akan diberikankepada pasien. f. Mengawasi penyajian makanan yang akan diberikan kepadapasien g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian gizi di RSIM. 18. Kepala Unit Kamar Bedah Pengertian: Perawat yang mampu bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala sesuatu mengenai Kamar Bedah. Tugas: a. Pengendalian dan pengawasan mutu pelayanan keperawatan di kamar bedah Universitas Sumatera Utara 60 b. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaan pelayanan keperawatan yang maksimal sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan c. Penggunaan, pemilihan peralatan medis yang ada di kamar bedah. d. Menjaga dan memastikan kamar bedah dalamkeadaan steril e. Menjaga peralatan di kamar bedah dengan baik dan selalu dalam keadaan siap pakai. f. Melaporkan ke bagian maintenance jika ada kerusakan peralatan. g. Pengembangan dan penyempurnaan SOP dan kebijakan yang berlaku di kamar bedah. h. Pembinaan perawat di kamar bedah. i. Menyediakan dan memastikan ketersediaan obat-obatan di kamar bedah sesuai dengan SOP. j. Membuat daftar dinas perawat di kamar bedah. k. Melaporkan kepada personalia jika dijumpai perawat yang tidak melaksanakan tugas sesuai SOP. l. Administrasi dan pelaporan. m. Bertanggung jawab atas berjalannya pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan 19. Kepala Unit Maintenance Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi kewenangan menjalankan tugas dan pengawasan maintenance di RSIM. Universitas Sumatera Utara 61 Tugas: a. Menjaga inventarisasi barang elektronik RSIM. b. Menjamin barang-barang elektronik di RSIM dalam keadaanbaik dan siap pakai. c. Menjamin barang-barang non elektronik dalam keadaan baikdan siap pakai. d. Melakukan pengecekanservice barang-barang elektronikmaupun non elektronik. e. Bertanggung jawab atas kegiatan pertukangan di RSIM. f. Bertanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaanmaintenace RSIM. 20. Kepala Unit Radiologi Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin unit Radiologi. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan radiologi secaraprofessional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagianradiologi. c. Merencanakan kebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan denganlayanan radiologi. e. Memberikan layanan radiologi baik kepada pasien rawat inapmaupun rawat jalan. f. Pembinaan anggota. Universitas Sumatera Utara 62 g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian radiologi di RSIM. 21. Kepala Unit Ambulance Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi kewenangan menjalankan fungsi koordinasi dengan supir ambulance di RSIM. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan bidang keamanan dan ketertiban. b. Menerima surat-surat dari luar dan menyampaikan kepada ka.sie personalia c. Menerima laporan dari anggota unit satpam. d. Menjaga keamanan dan ketertiban Rumah Sakit. e. Membantu perawat mengangkat pasien f. Menertibkan pegawai yang melanggar peraturan Rumah sakit dan melaporkannya kepada Ka.Sie Personalia untuk ditindaklanjut. g. Mengatur perparkiran Rumah Sakit. h. Mencatat dan melaporkan pegawai yang keluar RS pada jam kerja. i. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban RSIM 22. Kepala Unit Gudang Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratanuntuk diberi kewenangan menjalankan tugas dan pengawasan gudangdi RSIM. Tugas: a. Setiap 1 x dalam seminggu melaporkan stok barang kepadaka.sie rumah tangga. Universitas Sumatera Utara 63 b. Membuat permintaan barang yang akan dibeli sesuai dengankebutuhan. c. Mencatat pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang. d. Bertanggung jawab atas Barang-barang yang ada di gudang dandiruang ATK RSIM. 23. Kepala Unit Kamar Bersalin Pengertian: Bidan yang mampu bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala sesuatu mengenai ruang bersalin. Tugas: a. Pengendalian dan pengawasan mutu pelayanan keperawatan diKamar bersalin. b. Melaporkan kondisi pasien yang berada di kamar bersalinkepada dokter spesialis kebidanan. c. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaanpelayanan keperawatan yang maksimal sesuai dengan SOP yangtelah ditetapkan. d. Penggunaan, pemilihan peralatan medis yang ada di kamarbersalin. e. Menjaga peralatan di kamar bersalin dengan baik dan selaludalam keadaan siap pakai. f. Melaporkan ke bagian maintenance jika ada kerusakanperalatan. g. Pengembangan dan penyempurnaan SOP dan kebijakan yangberlaku dikamar bersalin. h. Pembinaan bidan di Kamar bersalin. i. Menyediakan dan memastikan ketersediaan obat-obatan dikamar bersalin sesuai dengan SOP. j. Membuat daftar dinas bidan di kamar bersalin. Universitas Sumatera Utara 64 k. Merawat dan melaporkan keadaan neonatus kepada dokterspesialis anak. l. Administrasi dan pelaporan. m. Bertanggung jawab atas Berjalannya pelayanan dan asuhankeperawatan di kamar bersalin sesuai dengan SOP yang telahditetapkan. 24. Kepala Unit Medical Record Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin unit Medical Record. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan bagian medical record secara professional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagian Medical Record. c. Merencanakan kebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan-kebutuhan ATK yang berhubungan dengan medicalrecord. e. Pencatatan jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan. f. Bertanggung jawab atas pelaporan RS kepada Dinas Kesehatan Kota. g. Menjaga dan memastikan kerahasiaan catatan medis pasien. h. Pembinaan anggota. i. Administrasi dan pelaporan indikator RS. j. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian medical record di RSIM 25. Kepala Unit Ruang Rawat Inap Universitas Sumatera Utara 65 Pengertian: Perawat yang mampu bertanggung jawab sepenuhnyaterhadap segala sesuatu mengenai ruang rawat inap. Tugas: a. Pengendalian dan pengawasan mutu pelayanan keperawatan diruang rawat inap. b. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaanpelayanan keperawatan yang maksimal sesuai dengan SOP yangtelah ditetapkan. c. Penggunaan, pemilihan peralatan medis yang ada di ruang rawat inap. d. Menjaga peralatan di ruang rawat inap dengan baik dan selaludalam keadaan siap pakai. e. Melaporkan ke bagian maintenance jika ada kerusakan peralatan. f. Pengembangan dan penyempurnaan SOP dan kebijakan yangberlaku di ruang rawat inap. g. Pembinaan perawat di ruang rawat inap. h. Menyediakan dan memastikan ketersediaan obat-obatan diruang rawat inap sesuai dengan SOP. i. Membuat daftar dinas perawat di ruang rawat inap. j. Melaporkan kepada personalia jika dijumpai perawat yang tidakmelaksanakan tugas sesuai SOP. k. Administrasi dan pelaporan. l. Bertanggung jawab atas berjalannya pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. 26. Kepala Unit Hemodialisa Universitas Sumatera Utara 66 Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untukmemimpin unit Hemodialisa. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan bagian hemodialisasecara professional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagianhemodialisa. c. Merencanakan kebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan layanan hemodialisa. e. Memastikan alatmesin hemodialisa dalam keadaan siap pakai. f. Memberikan layanan hemodialisa kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan. g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian hemodialisa diRSIM. 27. Kepala Unit Kamar Obat Farmasi Pengertian: Seorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk memimpin unit Gizi. Tugas: a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan bagian kamar obat secara professional, Islami dan bermutu tinggi. b. Merencanakan dan menyusun kebijaksanaan SOP bagian kamar obat c. Merencanakan kebutuhan tenaga. d. Merencanakan kebutuhan obat-obatan. Universitas Sumatera Utara 67 e. Mengawasi dan mencatat pemasukan dan pengeluaran obat dari kamar obat. f. Mencatat obat-obatan yang digunakan pegawai yang rawat inap maupun rawat jalan. g. Administrasi dan pelaporan. h. Bertanggung jawab atas berjalannya bagian kamar obat di RSIM. 28. Kepala Unit Sandang Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi kewenangan menjalankan tugas dan pengawasan sandang di RSIM. Tugas: a. Menjaga inventarisasi sandang RSIM. b. Membuat daftar kebutuhan sandang yang dibutuhkan. c. Mengawasan pemakaian sandang di RSIM. d. Menjamin dan mengawasi penggunaan linen pasien dan menjamin selalu dalam keadaan bersih. e. Mengawasi bagian pencucian linen. f. Menjamin ketersediaan linen pasien di RSIM. g. Bertanggung jawab atas Pengawasan penggunaan barang sandang RSIM 29. Kepala unit Operator Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratanuntuk diberi kewenangan menjalankan tugas dan pengawasanoperator di RSIM. Tugas: a. Pengawasan pemakaian telepon Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara 68 b. Menghubungi dokter atau instansi terkait melalui telepon. c. Menerima telepon dari luar dan mengalihkan kepada ruangan yang dihubungi. d. Pencatatan dan pelaporan pemakainan telepon diluar dari kepentingan Rumah Sakit. e. Pembinaan anggota operator. f. Bertanggung jawab atas penggunaan telepon RSIM. 30. Kepala Unit Cleaning Service Pengertian: Seseorang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk diberi kewenangan menjalankan fungsi koordinasi dengan anggota kebersihannya sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman di RSIM. Tugas: a. Penyelesaian pekerjaan bidang kebersihan seluruh ruangan di RSIM. b. Mengkoordinasikan petugas kebersihan dalam pelaksanaan tugasnya. c. Menyapu, mengepel lantai seluruh ruangan RSIM. d. Mengelap seluruh kaca yang ada di RSIM. e. Selalu menjaga dan mengontrol kebersihan di lingkungan RSIM. f. Mengangkat dan membuang sampah ditempat yan telah ditentukan. g. Membantu perawat dalam hal mengangkat pasien. h. Mengecek dan mengantar oksigen ke ruangan yang membutuhkan. i. Membuat daftar dinas petugas kebersihan. j. Melaporkan kepada personalia jika dijumpai petugas kebersihan yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 69 k. Bertanggung Jawab atas kebersihan di RSIM.

4.1.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskripsikan data karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja dan bagiandepartemen. Analisis deskriptif adalah statistik yangdigunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

4.1.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Dari kuesioner yang disebarkan, diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Tahun Jumlah Orang Persentase 21-25 22 32.4 26-30 23 33.8 31-35 14 20.6 36-40 8 11.8 40 1 1.5 Total 68 100 Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur didominasi oleh perawat berusia 26-30 tahun dari keseluruhan jumlah sampel 68 orang atau mencapai 33.8 hal ini dikarenakan perawat dengan usia tersebut dinilai lebih cekatan dalam melaksanakan tugas sebagai perawat. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase Laki-Laki 11 16.2 Perempuan 57 83.8 Total 68 100 Sumber: data diolah, 2016 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di dominasi oleh perawat perempuan sebanyak 57 orang atau 83.8 dari 68 sampel sedangkan perawat laki-laki hanya berjumlah 11 orang atau 16.2 dari 68 sampel. Jadi, Perawat perempuan cenderung lebih terampil dan ulet dalam melaksanakan tugas sebagai perawat. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase DIPLOMA 36 52.9 STRATA 1 32 47.1 Total 68 100 Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan abel 4.3 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan Diploma adalah yang paling dominan dengan jumlah 36 orang atau 52,9 dari 68 sampel sedangkan pendidikan Strata 1 berjumlah 32 orang. Jadi, mayoritas pendidikan perawat pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah Diploma. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Tahun Jumlah Orang Persentase 1-3 28 41.2 4-6 31 45.6 7-9 7 10.3 10-12 2 2.9 Universitas Sumatera Utara 71 Total 68 100 Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dominan antara 4-6 tahun dengan persentase 45.6. Diikuti dengan responden dengan lama bekerja 1-3 tahun dengan persentase 41.2, responden dengan lama bekerja 7-9 tahun dengan persentase 10.3 dan yang terendah responden dengan lama bekerja 10-12 tahun dengan persentase 2.9. Hal ini berarti para perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan di dominasi oleh perawat yang cenderung perawat baru dengan lama bekerja selama 6 tahun. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Pekerjaan Unit Jumlah Orang Persentase Ibnu Al-Nafis 4 5.9 Kamar Bayi 4 5.9 Nurul Jannah 5 7.4 Nurul Jannah Baru 5 7.4 PHA 6 8.8 PHA Baru 5 7.4 PHB 5 7.4 UGD 6 8.8 ICU 6 8.8 Kamar Bersalin 4 5.9 Instalasi K. Bedah 5 7.4 Hemodialisa 2 2.9 Katerisasi Jantung 1 1.5 Perawat Pelaksana 10 14.7 Total 68 100 Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik reponden berdasarkan bagiandepartemen didominasi oleh bagian perawat pelaksana dimana dari 68 sampel terdapat 10 orang responden dengan persentase 14.7 pada bagian Universitas Sumatera Utara 72 perawat pelaksana dan unit hemodialisasi dan katerisasi jantung memiliki jumlah yang paling kecil yaitu 2 dan 1 orang dengan persentase 2.9 dan 1.5 .

4.1.2.2 Deskripsi Frekuensi Jawaban Responden

Berikut hasil analisis deskriptif frekuensi jawaban responden: Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kompetensi N O Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL MEA N F F F F F F 1. Saya menguasai pekerjaan saya dengan baik 24 35 .2 11 16 .1 2 2.9 1 8 26. 4 13 19. 1 6 8 100 2.77 2. Saya mematuhi segala prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh pihak RSI Malahayati Medan 23 33 .8 17 25 1 1.4 1 7 25 10 14. 7 6 8 100 2.61 3. Saya mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam pekerjaan dengan tepat. 20 29 .4 17 25 5 7.3 1 1 16. 1 15 22 6 8 100 2.76 4. Saya selalu berkomunikasi dengan baik dan sopan dengan rekan kerja maupun pasien 12 17 .6 19 27 .9 2 2.9 1 8 26. 4 17 25 6 8 100 3.13 5. Saya memiliki semangat kerja yang tinggi. 9 13 .2 22 32 .3 7 10. 2 1 5 22 15 22 6 8 100 3.07 6. Saya selalu datang dan pulang dengan tepat waktu 15 22 14 20 3 4.4 2 2 32. 3 14 20. 5 6 8 100 3.08 Total Rata-rata 2.93 Sumber : data diolah, 2016 Keterangan: STS : Sangat tidak setuju, TS : Tidak setuju, N : Netral, S : Setuju dan SS : Sangat Setuju. Universitas Sumatera Utara 73 Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pertanyaan yaitu: 1. Untuk pertanyaan pertama, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa responden belum menguasai pekerjaannya dengan baik. 2. Untuk pertanyaan kedua, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden belum mematuhi seluruh prosedur yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit. 3. Untuk pertanyaan ketiga, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden belum mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam pekerjaannya dengan tepat. 4. Untuk pertanyaan keempat, mayoritas responden menjawab “Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden belum sepenuhnya berkomunikasi dengan baik dan sopan dengan rekan kerja. 5. Untuk pertanyaan kelima, mayoritas responden menjawab “Tidak Setuju” hal ini menunjukkan bahwa para responden rata-rata belum memiliki semangat kerja yang tinggi dalam bekerja. 6. Untuk pertanyaan keenam, mayoritas responden menjawab “Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden selalu datang dan pulang dengan tepat waktu. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel kompetensi melalui penilaian rata-rata. Agar lebih mempermudah penilaian rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 74 Panjang Kelas Interval = Rentang Banyak Kelas Interval Berdasarkan rumus ini maka panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 5 −1 5 = 0,8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Interpretasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Kompetensi X1 Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Rendah 1,80-2,59 Rendah 2,60-3,39 Sedang 3,40-4,19 Tinggi 4,20-5,00 Sangat Tinggi Sumber: Sudjana 2000:47 Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kompetensi sebesar 4,34 dengan kategori “Sedang”. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi perawat dalam melakukan tugasnya masih pada tingkat rata-rata. Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Penempatan Kerja NO Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL MEA N F F F F F F 7. Saya ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. 2 1 30. 8 3 44. 1 1 14. 7 3 4.4 4 5.8 6 8 100 2.10 8. Pekerjaan saya menuntut saya memiliki ketrampilan khusus 2 2 32. 4 2 4 35. 3 2 2.9 1 14. 7 1 14. 7 6 8 100 2.44 9. Posisi dan pekerjaan yang dibebankan 2 2 32. 4 2 2 32. 4 1 14. 7 6 8.8 8 11. 7 6 8 100 2.35 Universitas Sumatera Utara 75 kepada saya dilihat dari pengalaman kerja saya sebelumnya. 10. Saya dapat bekerja secara profesional 2 2 32. 4 1 8 26. 5 1 14. 7 1 5 22 3 4.4 6 8 100 2.39 11. Saya mudah merasa lelah dalam melaksanakan pekerjaan saya 7 10. 3 2 4 35. 3 2 3 33. 8 1 14. 7 4 5.9 6 8 100 2.70 12. Faktor Usia sangat membantu saya dalam melaksanakan pekerjaan 2 1 30. 9 6 8.8 3 4.4 2 29. 4 1 8 26. 4 6 8 100 3.11 Total Rata-rata 2.51 Sumber : data diolah, 2016 Keterangan: STS : Sangat tidak setuju, TS : Tidak setuju, N : Netral, S : Setuju dan SS : Sangat Setuju. Berdasarkan Tabel 4.8 , dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pertanyaan yaitu: 7. Untuk pertanyaan ketujuh, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden ditempatkan tidak sesuai dengan latar belakang yang dimiliki oleh masing-masing responden. 8. Untuk pertanyaan kedelapan, mayoritas responden menjawab “Tidak Setuju” dan hal ini menunjukkan bahwa setiap responden tidak dituntut memiliki keterampilan khusus dalam pekerjaannya. 9. Untuk pertanyaan kesembilan, mayoritas responden menjawab “Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa posisi dan pekerjaan yang dibebankan masing masing responden tidak dilihat dari pengalaman kerja yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara 76 10. Untuk pertanyaan kesepuluh, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden tidak dapat berkerja secara profesional. 11. Untuk pertanyaan yang kesebelas, mayoritas responden menjawab “Tidak Setuju”, hal ini menunjukan bahwa responden tidak mudah lelah dalam melakukan setiap pekerjaannya. 12. Untuk pertanyaan yang keduabelas, mayoritas responden menjawab”Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa bagi respondenfaktor usia tidak mempengaruhi dalam berpikir dan bertindak dalam bekerja . Maka berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel penempatan kerja melalui penilaian rata-rata. Agar lebih mempermudah penilaian rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: Panjang Kelas Interval = Rentang Banyak Kelas Interval Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 5 −1 5 = 0,8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Interpretasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Penempatan Kerja X2 Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Rendah 1,80-2,59 Rendah 2,60-3,39 Sedang 3,40-4,19 Tinggi 4,20-5,00 Sangat Tinggi Sumber: Sudjana 2000:47 Universitas Sumatera Utara 77 Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pengawasan pemimpin sebesar 2,51 dengan kategori “Rendah”. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan kerja yang dilakukan oleh pemimpin kepala unit kepada para perawat belum tepat dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh para perawat. Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pengembangan Karir X3 NO Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL MEA N F F F F F F 13. Saya mengambil keputusan yang tepat dalam karir saya 1 5 22. 1 1 3 19. 1 1 1.4 2 9 42. 6 1 14. 7 6 8 100 3.08 14. Saya sudah mencapai tujuan karir saya 3 5 51, 5 1 5 22 1 2 17. 6 6 8.8 6 8 100 2.10 15. RSI Malahayati memberikan informasi yang jelas berkaitan dengan peluang karir 3 2 47 9 13. 2 4 5.9 1 6 23. 5 7 10. 2 6 8 100 2.36 16. Jalur Karir yang ada di RSI Malahayati bersifat jelas 2 6 38, 2 1 14. 7 1 1 16. 1 2 29. 4 1 1.4 6 8 100 2.41 17 RSI Malahayati menyesuaikan antara kesempatan karir yang ada dengan kemampuan para perawat 3 5 51, 5 7 10, 2 3 4.4 2 29, 4 3 4.4 6 8 100 2.25 18 Saya bersedia mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diadakan RSI Malahayati 2 29. 4 6 8.8 3 4.4 2 6 38. 2 1 3 19. 1 6 8 100 3.08 Total Rata-rata 2.55 Sumber : data diolah, 2016 Keterangan: STS : Sangat tidak setuju, TS : Tidak setuju, N : Netral, S : Setuju dan SS : Sangat Setuju. Berdasarkan Tabel 4.10 , dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pertanyaan yaitu: Universitas Sumatera Utara 79 13. Untuk pertanyaan ketigabelas, mayoritas responden menjawab “Setuju”dan “Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden sudah mengambil keputusan yang tepat dalam karirnya. 14. Untuk pertanyaan keempatbelas, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa responden belum merasa tujuan karirnya telah tercapai. 15. Untuk pertanyaan kelimabelas, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa pihak rumah sakit Islam Malahayati Medan belum memberikan kemudahan bagi para perawat untuk mendapatkan informasi tentang peluang kerja yang ada dirumah sakit. 16. Untuk pertanyaan yang keenambelas, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukan bahwa pihak rumah sakit Islam Malahayati Medan belum memberikan jalur karir yang jelas. 17. Untuk pertanyaan ketujuhbelas, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa pihak rumah sakit Islam Malahayati Medan belum menyesuaikan antara kesempatan karir yang ada dengan kemampuan. 18. Untuk pertanyaan yang kedelapanbelas, mayoritas responden menjawab “Setuju”, hal ini menunjukan bahwa pihak responden bersedia mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diadakan RSI Malahayati. Maka berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel pengembangan karir melalui penilaian rata-rata. Jadi menurut Sudjana 2000:47, kriteria penilaian rata-rata sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 80 Maka berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel pengembangan karir melalui penilaian rata-rata. Agar lebih mempermudah penilaian rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: Panjang Kelas Interval = Rentang Banyak Kelas Interval Berdasarkan rumus ini panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 5 −1 5 = 0,8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Interprestasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Pengembangan Karir X3 Nilai Keterangan 1.00-1.79 Sangat Rendah 1.80-2.59 Rendah 2.60-3.39 Sedang 3.40-4.19 Tinggi 4.20-5.00 Sangat Tinggi Sumber : Sudjana 2000:47 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rata-rata responden mengenai penempatan kerja sebesar 2,55 artinya bahwa pengembangan karir setiap perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati tergolong “Rendah”. Hal ini menunjukkan bahwa minat para perawat dalam pengembangan karir masih pada tingkat yang rendah. Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4.12 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Y NO Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL MEA N F F F F F F 19. Saya jarang melakukan kesalahan 2 7 39. 7 1 9 27. 9 5 7.3 1 5 22. 1 2 2.9 6 8 100 2.20 20. Saya melakukan pekerjaan dengan mengutamakan hasil yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan 2 7 39. 7 1 14. 7 9 13. 2 1 5 22. 1 7 10. 3 6 8 100 2.48 21. Saya tidak menunda-nunda pekerjaan yang diberikan kepada saya 2 9 42. 6 1 6 23. 5 4 5.8 1 5 22. 1 4 5.9 6 8 100 2.25 22. Saya mematuhi peraturan yang diterapkan oleh RSI 3 3 48. 5 2 5 36. 7 2 2.9 7 10. 3 1 1.5 6 8 100 1.79 23. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu 3 44. 1 1 6 23. 5 6 8.8 1 5 22. 1 1 1.5 6 8 100 2.13 24. Saya mampu bekerja sama dengan baik kepada seluruh rekan kerja saya 2 6 38. 2 1 6 23. 5 5 7.3 1 1 16. 2 1 14. 7 6 8 100 2.45 Total Rata-rata 2.33 Sumber : data diolah, 2016 Keterangan: STS : Sangat tidak setuju, TS : Tidak setuju, N : Netral, S : Setuju dan SS : Sangat Setuju. Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pertanyaan yaitu: 19. Untuk pertanyaan sembilanbelas, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa para responden masih sering melakukan kesalahan. Universitas Sumatera Utara 82 20. Untuk pertanyaan duapuluh, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa ada respondenmerasa belummelakukan pekerjaan dengan mengutamakan hasil yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan . 21. Untuk pertanyaan kedapuluh satu, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa responden menunda-nunda pekerjaan yang diberikan. 22. Untuk pertanyaan keduapuluh dua, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukan bahwa reponden belum mematuhi peraturan yang diterapkan oleh RSI. 23. Untuk pertanyaan kedapuluh tiga, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukkan bahwa responden belum menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. 24. Untuk pertanyaan keduapuluh empat, mayoritas responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”, hal ini menunjukan bahwa reponden belum mampu bekerja sama dengan baik kepada seluruh rekan kerjanya. Maka berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel kinerja melalui penilaian rata-rata. Agar lebih mempermudah penilaian rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: Panjang Kelas Interval = Rentang Banyak Kelas Interval Berdasarkan rumus ini panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 5 −1 5 = 0,8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.13 Interprestasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Kinerja Y Nilai Keterangan 1.00-1.79 Sangat Rendah 1.80-2.59 Rendah 2.60-3.39 Sedang 3.40-4.19 Tinggi 4.20-5.00 Sangat Tinggi Sumber : Sudjana 2000:47 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa rata-rata responden mengenai kinerja sebesar 2,33 artinya bahwa kinerja setiap perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati tergolong “Rendah”. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja para perawat dalam menjalankan pekerjaannya masih pada tingkat yang rendah.

4.1.3 Analisis Uji Asumsi Klasik

Analisis uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Multikolinearitas.

4.1.3.1 Uji Normalitas Data

a. Pendekatan Histogram Universitas Sumatera Utara 84 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram Uji Normalitas Data dengan pendekatan Histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal . b. Pendekatan Grafik Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik.Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality Probability Plot.Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan Grafik Normality Probability Plot. Universitas Sumatera Utara 85 Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Grafik ini menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal, karena data menyebar membentuk garis lurus diagonal, maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti garis normalitas. c. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dapat dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov pada alpha sebesar 5.Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 68 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 3,10812379 Most Extreme Differences Absolute ,096 Positive ,073 Negative -,096 Kolmogorov-Smirnov Z ,792 Asymp. Sig. 2-tailed ,558 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.14 menunjukkan Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,792 dan signifikansi pada 0,558 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

4.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Scatter Plot a. Pendekatan Grafik Universitas Sumatera Utara 87 Sumber: Pengelolaan SPSS 2016 Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Grafik scatter plot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Universitas Sumatera Utara 88 b. Uji Glejser Tabel 4.15 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2,193 2,528 ,868 ,389 Kompetensi ,023 ,084 ,034 ,271 ,787 Penempatan_Kerja ,033 ,064 ,064 -,513 ,610 Pengembangan_Kar ir ,012 ,053 ,028 ,224 ,823 a. Dependent Variable: RES2 Berdasarkan tabel 4.15, dapat disimpukan bahwa terdapat nilai yang signifikan antara kompetensi terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,787, dimana 0,787 0,05. Terdapat nilai yang signifikan antara penempatan kerja terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,610, dimana 0,610 0,05. Terdapat nilai yang signifikan antara pengembangan karir terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 0,823, dimana 0,823 0,05. Kesimpulan dari pengujian tersebut adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.1.3.3 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalammodel regresi, yakni dengan melihat dari nilai tolerance, dan lawannyayaitu Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut off yang umumdipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilaitolerance ≤ 0,10, atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Berikut adalahtabel hasil pengujian multikolinearitas: Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant 6,519 4,327 1,506 ,137 Kompetensi ,272 ,102 ,296 2,670 ,010 ,990 1,010 Penempatan_Ke rja ,219 ,094 ,259 2,321 ,023 ,975 1,026 Pengembangan_ Karir ,222 ,123 ,203 1,807 ,075 ,967 1,034 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : data diolah, 2016 Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini dapat diketahui dari nilai tolerance pada kolom ke tujuh diatas, pada kolom tolerance telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu nilai tolerance harus lebih besar dari 0,1 sehingga bisa disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.. Selanjutnya dengan melihat nilai VIF Varian Inflation Factor dimana nilai VIF pada kolom ke delapan diatas telah sesuai dengan nilai yang disyaratkan yaitu lebih kecil dari 5.Maka berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. 4.1.4 Analisis Regr esi Linier Ber ganda Hasil uji regresi linear berganda yang telah diolahmenggunakan program SPSS versi 20 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.17 Perhitungan Koefisien Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,871 1,763 3,897 ,000 Kompetensi ,699 ,264 ,544 2,650 ,010 Penempatan_Kerja ,618 ,274 ,483 -2,261 ,028 Pengembangan_Kar ir ,901 ,078 ,884 11,531 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.17, maka hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Y = 6,871 + 0,699 X 1 + 0,618 X 2 + 0,901 X 3 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : 1. Konstanta a = 6,871 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas Kompetensi, Penempatan Kerja dan Pengembangan Karir = 0 maka Disiplin Kerja Y akan sebesar 6,871. 2. Koefisien regresi variabel Kompetensi sebesar 0,699 menunjukkan bahwa Kompetensi � 1 bernilai positifterhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Kompetensi menunjukkan hubungan yang searah, artinya kompetensi dilakukan dengan baik maka akan meningkatkan kinerja para perawat. Sebaliknya, jika kompetensi tidak dilakukandengan baik, maka akan menimbulkan kinerja buruk para perawat. Angka 0,699 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel kompetensi sebesar satu satuan, maka disiplin kerja akan naik sebesar 0,699. Universitas Sumatera Utara 91 3. Koefisien regresi variabel Penempatan Kerja sebesar 0,618menunjukkan bahwa Penempatan Kerja � 2 bernilai positif terhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Penempatan Kerja menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin sedikit penempatan kerja yang diterima perawat maka kinerja kerja perawat pun akan menurun dan semakin tinggi penempatan kerja yang diterima perawat makakinerja perawat akan meningkat. Angka 0,618 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel Penempatan Kerja sebesar satu satuan, maka disiplin kerja akan naik sebesar 0,618. 4. Koefisien regresi variabel Pengembangan Karir sebesar 0,901 menunjukkan bahwa Pengembangan Karir � 3 bernilai positif terhadap Kinerja Y. Tanda + positif pada variabel Pengembangan Karir menunjukkan hubungan yang searah. Pemberian pengembangan karir yang sesuai dengan kebutuhan perawat maka akan meingkatkan kinerja perawat. Sebaliknya jika pengembangan karir yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan perawat maka akan menurunkan tingkat kinerja perawat. Angka 0,901 juga menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan variabel pengembangan karir sebesar satu satuan, maka kinerja akan naik sebesar 0,901. 4.1.5 Pengujian Hipotesis 4.1.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik F uji F.JikaF hitung F tabel , maka H diterima atau H a ditolak, Universitas Sumatera Utara 92 sedangkan jika F hitung F tabel, maka H ditolak dan H a diterima. Berdasarkan output dibawah ini terlihat bahwa: Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 966,902 3 322,301 114,597 ,000 b Residual 157,498 56 2,812 Total 1124,400 59 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: Constant, Pengembangan_Karir, Kompetensi, Penempatan_Kerja Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.18 dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung adalah 114,597 nilai signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 0,0010,05 yang berarti variabel kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit.

4.1.5.2. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Hasil uji t yang telah diolah menggunakan program SPSS versi 20 adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,871 1,763 3,897 ,000 Kompetensi ,699 ,264 ,544 2,650 ,010 Penempatan_Kerj a ,618 ,274 ,483 2,261 ,028 Pengembangan_K arir ,901 ,078 ,884 11,531 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : data diolah, 2016 Universitas Sumatera Utara 93 Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa : 1. Variabel kompetensi X1 memiliki nilai signifikan sebesar 0,010 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,010 0,05, ini berarti Ha dierima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. 2. Variabel penempatan kerja X2 memiliki nilai signifikan sebesar 0,028 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,028 0,05, ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penempatan kerja X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dirumah sakit 3. Variabel Pengembangan Karir X3 memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimulkan bahwa variabel pengenbangan karir X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit.

4.1.5.3 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui sebarapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen, hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara 94 Tabel 4.20 Koefisien Determinasi R 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,927 a ,860 ,852 1,677 a. Predictors: Constant, Pengembangan_Karir, Kompetensi, Penempatan_Kerja Sumber : data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.20, dapat disimpulkan bahwa koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R Square adalah sebesar 0,852. Semakin besar angka Adjusted R Square maka akan semakin kuat hubungan dari keempat variabel dan model regresi. a R = 0,927 berarti hubungan antara kompetensi, penempatan kerja dan pengembangan karir terhadap kinerja sebesar 92,7. Artinya hubungannya sangat erat 0,8-0,99. Nilai Interprestasi 0.0 - 0.19 Sangat Tidak Erat 0.2 - 0.39 Tidak Erat 0.4 - 0.59 Cukup Erat 0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

b R Square sebesar 0,860 berarti 86 faktor-faktor kinerja dijelaskan oleh , penempatan kerja dan pengembangan karir. Sedangkan selisihnya 14 lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. c Adjusted R Square sebesar 0,852 berarti 85,2 faktor faktor kinerja dijelaskan oleh , penempatan kerja dan pengembangan karir. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 95 selisihnya 14,8 lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. d Ada dua pilihan di sini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika variabel lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Hasil dari hipotesis pertama adalah kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi kompetensi 0,010 lebih kecil dari nilai 0,05 0,010 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Penelitian dari hipotesis pertama ini sejalan dengan penelitian Angga Rahayu dan Susi Hendriani 2015 , yang menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit.

4.2.2. Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit

Hasil dari hipotesis kedua adalah penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi penempatan kerja 0,028 lebih keci dari nilai 0,05 0,028 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oswald H, Lisbeth dan Sjendri 2015, yang menunjukkan bahwa penempatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara 96

4.2.3 Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit

Hasil dari hipotesis ketiga adalah pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit, hal ini dapat dilihar dari nilai signifikansi pengembangan karir 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05 0,000 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dono Wirotomo dan Popy Novita Pasaribu 2016 yang menunjukkan bahwa pengembangan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit.

4.2.4 Pengaruh Kompetensi, Penempatan Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Berdasarkan uji hipotesis secara simultan uji F yang dilakukan menunjukkan kompetensi, penempatan kerja dan pengembangan karir secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja. Maka dapat dikatakan bahwa kompetensi yang tinggi dari perawat akan mendorong kinerja perawat dalam melaksanakan. Ketika kompetensi para perawat tidak tinggi, maka para perawat akan cenderung memiliki kinerja yang rendah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Begitu juga dengan penempatan kerja yang diberikan perusahaan kepada perawat. Jika penempatan kerja diberikan secara adil, layak dan sesuai dengan keahlian maka para perawat akan terpacu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dan akan terciptalah kinerja perawat yang optimal. Ketika penempatan kerja yang diterima perawat tidak sesuai keahlian maupun Universitas Sumatera Utara 97 pengalaman sebelumnya, maka akan menurunkan motivasi para perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing, sehingga kinerja perawat pun juga akan menurun. Sama halnya dengan pengembangan karir. Jika pengembangan karir seperti, informasi yang jelas mengenai jenjang karir maka akan mendorong para perawat untuk memaksimalkan kinerja dalam pekerjaan mereka. Jika kompetensi, penempatankerja dan pengembangan karir diterapkan dan disesuaikan dengan baik akan mendorong dan memacu semangat para perawat untuk bekerja denagn sebaik-baiknya, sehingga terciptalah kinerja yang tinggi oleh para perawat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi, penempatan kerja, pengembangan karir terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Dari hasil uji t diketahui bahwa secara parsial, variabel kompetensi, penempatan kerja dan pengembangan karir tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. 2. Dari hasil uji F ditemukan bahwa kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. 3. Variabel kompetensi, penempatan kerja, dan pengembangan karir dari hasil uji F ditemukan secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit sebesar 85,2 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2 Saran