Beban tugas Penempatan pegawai pada jabatan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya

4. Beban tugas

Beban tugas dalam pekerjaan haruslah proporsional agar menghindarkan stress yang berlebihan pada pegawai. Di Kelurahan Sitirejo I sendiri berdasarkan tabel 22, seluruh aparatur kelurahan mengatakan bahwa beban tugas yang ada sudah sesuai dengan kemampuan mereka kemudian pada tabel 32, seluruh aparatur mengakui tugaspekerjaan yang ada bisa diselesaikan tepat waktu bahkan pada tabel 34, tugaspekerjaan tersebut pernah diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Kalau berbicara menyoal kesesuaian antara kemampuan dan beban kerja yang ada tentulah hal ini menjadi wajar karena rata – rata aparatur Kelurahan Sitirejo I memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun yang mengindikasikan mereka berpengalaman dan meiliki kemampuan dalam menyelesaikan beban tugasnya. Namun bila dikatakan antara bobot atau proporsi beban kerja dengan jumlah personel hal ini berbeda jadinya. Seperti pada hasil wawancara dengan Kepala Kelurahan Sitirejo I mengatakan bahwa ada 1 atau 2 tugas yang harus ditangani langsung oleh pegawai kelurahan. Penulis juga melihat pada saat dilakukan pengamatan langsung di kantor kelurahan ada tugas dari seksi pembangunan berkaitan dengan adminisstrasi kesehatan yang harus dikerjakan oleh seksi tata pemerintahan karena pada saat itu Kepala Seksi Pembangunan harus keluar untuk mengurus sesuatu pekerjaan lainnya. Namun segi positifnya dengan keterbatasan jumlah personel para aparatur berusaha tetap memberikan pelayanan yang optimal dengan saling melengkapi satu sama lain.

5. Penempatan pegawai pada jabatan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya

Penempatan pegawai sesuai dengan pendidikan dan keahliannya sangat diperlukan dalam organisasi agar organisasi tersebut mampu bergerak sebagaimana mestinya dan menimbulkan kesan profesional. Pada tabel 27 aparatur yang pernah mengikuti Universitas Sumatera Utara pendidikan dan pelatihan lebih dari tiga kali sebanyak 2 orang, kemudian yang kurang dari 3 kali 6 orang dan pada tabel 28 seluruh aparatur Kelurahan Sitirejo I mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti sangat mendukung dalam pekerjaan mereka sehingga pada tabel 25 mereka aparatur Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota merasa telah ditempatkan sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang mereka dapatkan. Kebanyakan pelatihan yang diikuti adalah berupa seminar – seminar yang diselenggarakan baik di tingkat kecamatan, kota dan provinsi berkaitaan dengaan fungsi mreka sebagai pelayan publik. Hal ini sudah dapat dikatakan baik mengingaat kegiatan – kegiatan seperti itu sangat perlu guna menanamkan komitmen yang kuat kepada seluruh pelayan publik bahwa mereka adalah orang yang melayani bukan orang yang dilayani. Namun ada hal berbeda yang disampaikan oleh Kepala Kelurahan Sitirejo I saat ditanya berkaitan dengan ini, dimana beliau mengatakan bahwa penempatan pegawai di sini bukan ditentukan oleh Kelurahan Sitirejo I melainkan oleh Badan Kepegawaian Daerah BKD Kota Medan. Dari sini penulis melihat bahwa sesuai tidaknya aparatur yang ditempatkan adalah kembali berdasarkan ketentuan dari Pemerintah Kota, baik itu penambahan jumlah personel dan pembenahan fasilitas operasional kerja. Itulah mengapa hingga samapai saaat sekarang ini Kelurahan Sitirejo I masih terus bertahan memberikan pelayan publik dengan jumlah personel dan fasilitas seadanya. Bila berangkat dari kerangka teori yang digunakan untuk pembagian kerja di Kelurahan Sitirejo I kecamatan Medan Kota sudah memenuhi spesialisasi atau kompleksitas organisasi yakni horizontal differentiation banyak pekerjaan, spesialisasi pegawai, pelatihan dan pendidikan, tingkat departementalisasi, vertical differentiation banyaknya leveltingkatan dalam organisasi, spatial differentiation lokasi organisasi Universitas Sumatera Utara

1.3. Profesionalisme Kerja dalam Struktur Organisasi