Peran profesionalisme kerja bagi kelurahan

b. Profesionalisme yang Mengacu Kepada Misi Organisasi Mission-driven Profesionalism. Kemampuan untuk mengambil keputusan dan langkah langkah yang perlu dan mengacu kepada misi yang ingin dicapai mission-driven professionalism, dan tidak semata mata mengacu kepada peraturan yang berlaku rule-driven professionalism c. Profesionalisme Pemberdayaan Empowering-Profesionalism. Kemampuan ini diperlukan untuk aparatur pelaksana atau jajaran bawah grassroots yang berfungsi untuk memberikan pelayanan publik service provider. Profesionalisme yang dibutuhkan dalam hal ini adalah profesionalisme- pemberdayaan empowering-prefesionalism yang sangat berkaitan dengan gaya pembangunan. Dalam konsep ini birokrasi berperan sebagai fasilitator atau meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh berkembang dengan kekuatan sendiri enabler, pada Osborne Gaebler,1992.

1.5.7 Peran profesionalisme kerja bagi kelurahan

Profesionalisme diukur dari segi kecepatannya dalam menjalankan fungsi dan mengacu kepada prosedur yang telah disederhanakan. Peningkatan kreativitas kerja hanya mungkin terjadi apabila; pertama, terdapat iklim yang mendorong aparatur untuk mencari ide baru dan konsep baru serta menerapkannya secara inovatif; kedua, terdapat kesediaan pimpinan untuk memberdayakan bawahannya, antara lain melalui partisipasi bawahan untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaannya, mutu hasil pelaksanaan tugasnya, kariernya dan cara-cara yang dianggapnya paling efektif dalam menyelesaikan permasalahan di tempat pekerjaan Siagian, 2000:164. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang menuntut keprofesionalismean dalam bekerja dimana secara terus menerus mau mengubah diri agar Universitas Sumatera Utara tetap eksis mengikuti perkembangan yang terjadi. Membangun pelayanan yang prima harus dimulai dari mewujudkan atau meningkatkan profesionalisme kerja untuk dapat memberikan pelayanan terbaik, mendekati sesuai atau melebihi standard. Upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan secara benar good- governance dan bersih clean-government termasuk di dalamnya penyelenggaraan urusan publik memerlukan unsur-unsur mendasar antara lain adalah unsur profesionalisme dari pelaku dan penyelenggara pemerintahan dan pelayan publik. Terabaikannya unsur profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi pemerintahan akan berdampak kepada menurunnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Profesionalisme sebagai refleksi dari cerminan kemampuan, keahlian akan dapat berjalan efektif apabila didukung oleh adanya kesesuaian antara tingkat pengetahuan atas dasar latar belakang pendidikan dengan beban kerja pegawai yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam rangka mengembangkan suatu etika pemerintahan tidaklah semata-mata mendoktrinasikan apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan oleh aparat pemerintahan, tetapi lebih dari itu adalah upaya yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan professional integrity integritas profesional yang bermanfaat bagi organisasi tersebut. Peningkatan kreativitas kerja hanya mungkin terjadi apabila : 1. Terdapat iklim yang mendorong untuk mencari ide baru dan konsep baru serta menerapkannya secara inovatif. 2. Terdapat kesediaan pimpinan untuk memberdayakan bawahannya, antara lain melalui partisipasi bawahan untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaannya, mutu hasil pelaksanaan tugasnya, kariernya dan cara-cara yang dianggapnya paling efektif dalam menyelesaikan permasalahan di tempat pekerjaan Siagian, 2000:164. Universitas Sumatera Utara Bagi Kelurahan Sitirejo I, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan profesionalisme di sini lebih ditujukan kepada kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas secara baik, cermat, dan bertanggungjawab karena tidak hanya sekedar kecocokan keahlian dengan tempat penugasan. Sehingga aparatur dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian untuk memahami dan menerjemahkan apa yang seharusnya menjadi tugas pokok dan fungsi dari bidang yang ditugasinya. Dengan dapat dipahaminya arti profesionalisme beserta kriterianya, maka diharapkan setiap aparatur dapat berupaya untuk menerapkan ciri atau kriteria profesionalisme tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya, dan berupaya mengadakan peningkatan secara berkesinambungan.

1.5.8 Kualitas pelayanan