4. 46 tahun
3 orang 10
Jumlah 30 orang
100 Sumber : Penelitian Lapangan 2011
Untuk rentang umur 17 – 26 tahun adalah untuk hal pengurusan KTP dan Surat Pengantar Berkelakuan Baik SKBB sebagai penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian SKCK yang sering digunakan untuk melamar pekerjaan. Rentang usia ini adalah rentang usia produktif dalam mencari kerja sedangkan rentang usia lainnya berurusan denagn
administrasi kependudukan dan administrasi umum lainnya. Kemudian rentang usia 27-36 tahun dan 37-46 tahun sebagian ada yang mengurus KTP dan urusan administratif lainnya
seperti surat hak atass tanah, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan sebagainya. Di atas 46 tahun ada yang mengurus surat pensiunan,Kartu Keluarga KK dan sebagainya.
Bila dikaitkan, aparatur kelurahan harus sedia bilamana terjadi lonjakan pengurusan KTP atau pun dokumen yang dibutukan guna kepentingan pencarian kerja.
2. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
Untuk sebaran responden pegawai Kelurahan Sitirejo I berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 14 Identitas responden pegawai berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah orang Persentase
1. Laki - laki
4 orang 50
2. Perempuan
4 orang 50
Jumlah
8 orang 100
Sumber : Penelitian Lapangan 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah aparatur Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota baik laki – laki dan perempuan adalah seimbang. Bila dikaitkan dengan masalah
yang diteliti jumlah personel dengan warga yang menjadi customer merupakan hal yang perlu diperhatikan keseimbangannya.
Untuk sebaran responden masyarakat menurut jenis kelamin dapat dilihat sebagai
berikut : Tabel 15
Identitas responden masyarakat berdasarkan jenis kelamin No.
Jenis Kelamin Jumlah orang
Persentase 1.
Laki - laki 19 orang
63,34
2. Perempuan
11 orang 33,66
Jumlah 30 orang
100 Sumber : Penelitian lapangan 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang memiliki urusan langsung baik pembuatan KTP, KK, dan surat lainnya didominasi oleh laki – laki dimana jumlah laki – laki didominasi
oleh pemuda yang ingin mencari kerja. Bisa juga ditafsirkan bahwa warga laki-laki adalah yang lebih aktif berurusan dengan Kelurahan Sitirejo I.
3. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan
Untuk sebaran responden pegawai kelurahan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Identitas responden pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah orang Persentase
1. SDKe bawah
1 orang 12,5
2. SLTPSederajat
- -
3. SLTASederajat
4 orang 50
4. D1D2D3
1 orang 12,5
5. S1
1 orang 12,5
6. S2Ke atas
1 orang 12,5
Jumlah 8 orang
100 Sumber : Penelitian lapangan 2011
Dari tabel di atas bila dilihat dari jenjang pendidikan aparatur Kelurahan Sitirejo I masih belum dapat dikategorikan dalam tingkat pendidikan tinggi. Bila dikaitkan dengan
salah satu unsur profesionalisme kerja maka hal ini belum memenuhi. Namun bukan berarti dengan pendidikan yang tidak tinggi berarti miskin pengalaman, hal tersebut tidak bisa
dipastikan. Karena pengalaman diperoleh dari praktek langsung untuk peningkatan kapasitas sedangkan pendidikan formal untuk pengaktualisasian diri.
Untuk sebaran responden masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 Identitas responden masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah orang Persentase
1. SDKe bawah
- -
2. SLTPSederajat
3 10
Universitas Sumatera Utara
3. SLTASederajat
14 46,66
4. D1D2D3
3 10
5. S1
10 33,34
6. S2Ke atas
- -
Jumlah
30 orang 100
Sumber : Penelitian lapangan 2011 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk tingkat pendidikan responden masyarakat
lebih didominasi dengan tamatan SMA namun perlu diperhatikan tingkat pendidikan S-1 juga tidak begitu jauh bedanya. Hal ini berarti bahwa masyarakat yang berpendidikan selayaknya
juga dilayani oleh aparatur yang berpendidikan pula. Dalam artian bukan berarti apartur harus memaksakan diri untuk mensejajarkan tingkat pendidikan mereka dengan masyarakat namun
paling tidak beda level pendidikannya tidaklah terlalu jauh bila dilihat dari jumlah dominan.
4. Identitas responden berdasarkan golongan