Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja pada Setiap Perspektif

90 Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada table 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa nilai produktifitas karyawan mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebesar 8.544.589,72 per karyawan.

C. Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja pada Setiap Perspektif

Perspektif dalam BSC memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mempengaruhi kinerja perspektif proses bisnis internal. Selanjutnya kinerja perspektif proses bisnis internal mempengaruhi kinerja pada perspektif pelanggan. Pada akhirnya kinerja perspektif pelanggan mempengaruhi kinerja perspektif keuangan.

1. Perspektif keuangan

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada perspektif keuangan Dari tahun 2008 sampai 2009 jumlah pendapatan perusahaan menunjukkan trend yang menurun. Pada tahun 2009 ROI yang mengalami penurunan sebesar 2, 39 Di samping itu, rasio efisiensi yang juga mengalami penurunan sebesar 0,73 . Penurunan pertumbuhan pendapatan ini disebabkan menurunnya penjualan produk. Penurunan pertumbuhan pendapatan yang disertai dengan kenaikan beban - beban 91 operasional yang menyebabkan penurunan pada profit margin perusahaan yaitu hanya sebesar 1, 80 .

2. Perspektif pelanggan

Yang menjadi tolak ukur kinerja PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dai perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan, pertambahan atau penurunan jumlah pelanggan, ekspansi pasar yang dilakukan perusahaan. Pada tahun 2009 PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 mampu mempertahankan pangsa pasar yang telah ada dan mengembangkannya melalui peningkatan jumlah pelanggan dari 2008 sampai 2009 peningkatan jumlah pelanggan sebanyak 26.511 pelanggan. Dalam hal ini penulis mengukur tingkat retensi pelanggan dengan membandingkan jumlah pelanggan tahun lalu dengan jumlah pelanggan tahun berjalan, hal ini dikarenakan terbatasnya data jumlah pelanggan yang tersedia di PT. POS Indonesia Persero Medan 2000. Dari tahun 2008 sampai 2009 Terjadi penurunan rata-rata laba per pelanggan sebesar Rp. 13.733,383 per pelanggan . PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 juga telah berhasil memperluas pangsa pasar untuk pelanggan korporat yaitu meningkatnya jumlah pelanggan korporat sebesar 11,32 . Berdasarkan hasil pengukuran ini, kinerja PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 pada perspektif pelanggan mencapai hasil yang semakin 92 baik yaitu dengan meningkatnya jumlah pelanggan dan meningkatnya profitabilitas per pelanggan.

3. Perspektif proses bisnis internal

Analisis pada perspektif ini dimulai dari hasil pengukuran terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk berkualitas sesuai standar internasional. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk dan layanan jasa yang berkualitas yang berstandar internasional berhasil dicapai oleh PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dengan meraih sertifikat internasional ISO 9001 dan mendapatkan QSF Quality of Service Fund Award . Dengan menciptakan produk dan Layanan jasa berkualitas sesuai standar internasional dan layanan menunjukan peningkatan yang lebih baik dalam hal proses inovasi agar PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 memiliki suatu nilai jual dalam jasa pelayanan Guna memelihara dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan, Peningkatan kualitas produk dan layanan jasa yang sesuai dengan standar internasional, peningkatan beban pelatihan dan pengembangan menjadi beberapa penyebab meningkatnya beban operasi perusahaan sebesar Rp. 6.058.000.000 sehingga rasio beban operasional perusahaan terhadap pendapatan meningkat sebesar 4,72 . Kenaikan beban operasional berdampak terhadap menurunnya margin laba operasional sebesar 4, 97 di tahun 2008. 93 Secara nominal peningkatan rasio beban operasional terhadap pendapatan dan penurunan margin laba operasional ini menunjukan terjadinya penurunan efisiensi beban-beban operasional perusahaan dalam hubungannya dengan proses operasi perusahaan, namun bukan berarti proses operasi perusahaan tidak berjalan dengan efektif. Efektivitas proses operasi perusahaan secara nyata dapat diketahui pada perspektif pelanggan.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dapat di ukur dari besar-kecilnya kepedulian perusahaan terhadap pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman para pegawai. Perhatian perusahaan terhadap perspektif ini dapat ditunjukkan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang dibiayai oleh perusahaan. Proses ini dapat meningkatkan komitmen dan kapabilitas para karyawannya. Peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan membuktikan konsistensi PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Meningkatnya jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan telah menyebabkan peningkatan beban pelatihan dan pengembangan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 3,29 pada tahun 2008 sampai tahun 2009. 94 Di samping peningkatan pengetahuan dan keahlian, PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 juga berusaha meningkatkan organization capital . Peningkatan organization capital mendorong tercapainya hasil yang cukup baik dalam hal motivasi dan pemberdayaan karyawan. Perusahaan membuat suatu penjadwalan dimana adanya pembagian karyawan yang diikutsertakan pada pelatihan yang berbeda sehingga masing-masing karyawan dapat mengikuti pelatihan walaupun tidak seluruhnya mengikuti pelatihan yang sama, namun terbagi rata ke beberapa pelatihan yang ada. Karyawan yang ikut pelatihan selalu bergilir, sehingga hampir semua karyawan pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan bidangnya masing masing, bahkan untuk karyawan tetap dapat mengikuti pelatihan lebih dari satu setiap tahunnya. Konsistensi PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam meningkatkan kapabilitas karyawan dan organization capital berdampak terhadap meningkatnya kepuasan karyawan. 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir dari skripsi ini peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan balanced scorecard studi kasus pada PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 Kesimpulan yang diperoleh tersebut didasarkan atas uraian-uraian dari Bab I hingga Bab IV

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 90 93

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

3 14 111

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung 40000).

1 8 25

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 12

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 1 2

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

1 2 9

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 19

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 3 3

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

0 0 23

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PT DRITAMA BROKERINDO, JAKARTA TIMUR

0 0 16