69 e
Surat Pos •
Surat Pos Biasa Layanan pengiriman pesab dan barang secra imresif untuk
semua lapisan masyarakat. •
Surat Pos Kilat Khusus Sarana pengiriman dokumen dan barang domsetik yang cepat
dengan jaringan terluas. •
Pos Express Jasa kurir cepat express courir service , service level
guarantee based, merupakan layanan bisnis korporat pre- sorted first class mail
• Surat Pos Tercatat
Sarana pengiriman dokumen dan barang dengan aman dan dalam jangkauan terluas.
• Surat Pos Kilat
Sarana pengiriman pesan dan barang secra impresif dan cepat yang dapat diposkan kapan saja dan dimana saja.
B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard BSC
Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan oleh penulis guna mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh dengan keempat
perspektif BSC. Penulis mencoba melakukan pengukuran kinerja perusahaan
70 selama tahun 2008-2009. Kinerja yang diukur terkait dengan kegiatan
perusahan dalam menghasilkan dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
PT. POS Indonesia sebagai bagian integral dari sistem pelayanan jasa memerlukan sebuah sistem penilaian kinerja yang komprehensif seperti
metode Balanced Scorecard karena Balanced Scorecard memandang kinerja dari empat aspek, yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan
aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pada perspektif keuangan harus menggambarkan upaya perusahaan untuk
menciptakan kepuasan konsumen dengan memberikan pelayanan yang terbaik. Tujuan dan ukuran yang digunakan pada perspektif ini disesuaikan
dengan daur hidup produk atau industri. Pada perspektif pelanggan harus menggambarkan tampilan perusahaan di mata pelanggan, ukuran yang
digunakan adalah pangsa pasar, akuisisi pelanggan, upaya mempertahankan pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan. Perspektif bisnis
internal harus menggambarkan seluruh proses yang dilakukan perusahaan, dan identifikasi sampai pemenuhan kebutuhan pelanggan dan ukuran yang
digunakan adalah pengembangan produk baru pada tahap inovasi, kuantitas pelayanan dan kecepatan pelayanan untuk tahap layanan purna penjualan.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus menggambarkan upaya perusahaan untuk terus menerus melakukan inovasi-inovasi dan ukuran yang
dipakai pada perspektif ini adalah produktifitas karyawan, kepuasan
71 karyawan, keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan serta
tingkat retensi karyawan.
1. Pengukuran kinerja pada perspektif keuangan
Perspektif keuangan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan selama periode yang dituangkan dalam laporan keuangan.
Kinerja perspektif sebelumnya telah menunjukan peningkatan kinerja PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 selama tahun 2009. Oleh
karena itu, kinerja keuangan seharusnya mencerminkan peningkatan kinerja PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 selama tahun
2009. Berdasarkan siklus hidupnya maka ukuran-ukuran yang
digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif keuangan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 adalah pertumbuhan pendapatan,
Return On Investment ROI, Rasio Efisiensi dan Net Profit Margin •
Pertumbuhan pendapatan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan
yang diperoleh dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah seluruh penjualan
bersih perusahaan dalam suatu periode.
72
Tabel 3. 1 Hasil Pengukuran Pertumbuhan Pendapatan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000.
Tabel diatas menunjukkan bahwa, realisasi pendapatan memang menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2008
sampai tahun 2009 sebesar 511.000.000 •
Return On Investment ROI ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan laba bersih yang
dihasilkan dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 pada tahun 2008-2009 yang diukur dengan membagi persentase laba
bersih dengan total aktiva.. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
1 Laba bersih PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam
suatu periode 2
Total aktiva merupakan seluruh aktiva yang dimiliki oleh PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dan digunakan untuk
kegiatan normal perusahaan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Return On Investment ROI = Laba bersih Total aktiva
Keterangan 2008
2009 Penjualan Bersih
5.299. 000.000 4. 718. 000.000
73
Tabel 3.2 Hasil pengukuran ROI
Keterangan 2008
2009 Laba bersih
15. 666. 743.757 11. 722.144. 281
Total aktiva 203.550.712.634
220. 979. 999. 408 Tingkat persentase
7, 69 5, 30
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada table 3.2 di atas, dapat dilihat bahwa nilai ROI dari
tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 2,39. •
Rasio Efisiensi Rasio Efesiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya operasi
dalam hubungannya dengan penjualan yang digunakan oleh PT. POS Indonesia Persero pada tahun 2008 - 2009, yang diukur
dengan membandingkan pendapatan dengan aktiva lancar. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah;
1 Pendapatan bersih PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
dalam suatu periode. 2
Aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dan digunakan untuk kegiatan normal
perusahaan.
74 Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rasio Efisiensi = Pendapatan bersih Aktiva Lancar
Tabel 3. 3 Hasil Pengukuran Rasio Efisiensi
Keterangan 2008
2009 Pendapatan bersih
110. 525. 465. 387 116. 978. 782. 511
Aktiva Lancar 177. 313. 715. 102
189. 924. 898. 987 Tingkat persentase 62, 33
61, 60 Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS
Indonesia Persero Medan 20000 Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan
pada tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami
penurunan sebesar 0, 73 . •
Net Profit Margin Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kesuksesan dari suatu
operasi perusahaan dan untuk memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Data perusahaan yang digunakan dalam
ukuran ini adalah: 1
Laba bersih PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam suatu periode,
2 Jumlah seluruh penjualan bersih perusahaan dalam suatu
periode.
75 Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin = Laba bersih Penjualan bersih
Tabel 3. 4 Hasil Pengukuran Net Profit Margin
Keterangan 2008
2009 Laba bersih
15. 666. 743. 757 11. 772. 144. 281
Penjualan bersih 5.229.000.000
4. 718.000.000 Tingkat persentase
2, 95 1, 15
Sumber: PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 . Dari informasi di atas, diketahui bahwa Net Profit
Margin PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 tahun 2008 dibanding tahun 2009 menurun sebesar
1,80 .
2. Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Pelanggan
Selama tahun 2009 PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 belum memberikan hasil yang memuaskan dalam perspektif proses
bisnis internal yaitu dari segi efisiensi biaya karena terjadinya penurunan margin laba operasional dan peningkatan rasio beban
operasi terhadap pendapatan. Namun PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 telah melakukan perbaikan di dalam perspektif proses
bisnis internal dengan menciptakan produk yang berkualitas. Perbaikan kinerja PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 selama
76 tahun 2008 dalam perspektif proses bisnis internal, akan menghasilkan
peningkatan kinerja dalam perspektif pelanggan. Langkah-langkah yang diambil oleh PT. POS Indonesia Persero
Medan 20000 untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif pelanggan adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan retensi pelanggan
Retensi pelanggan merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya. Jika jumlah pelanggan
perusahaan dari tahun ke tahun tetap atau bahkan mengalami peningkatan maka perusahaan mampu mempertahankan
pelanggannya. Pada PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 retensi pelanggan akan tercapai apabila pelanggan lama kembali
untuk mendapatkan pelayanan Jasa, tetapi mereka datang tidak dengan pelayanan jasa yang sama melainkan untuk mendapatkan
pelayanan jasa yang lainnya. •
Menciptakan profitabilitas perusahaan per pelanggan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 tidak hanya
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan tetapi juga meningkatkan jumlah pelanggan yang akan memberikan profit
kepada perusahaan. Dengan profitabilitas per pelanggan, perusahaan akan mengetahui besarnya profit yang dihasilkan oleh
setiap pelanggan yang membeli produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.
77 Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada
perspektif pelanggan adalah : •
Jumlah pelanggan perusahaan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah
pelanggan perusahaan dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah pelanggan yang
melakukan pembelian produk dalam suatu periode. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Jumlah Pelanggan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Keterangan 2008
2009 Jumlah Pelanggan orang
396.146 456.028
Jumlah kenaikan pelanggan orang 33. 372
59. 883
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Dari hasil perbandingan di atas, peningkatan jumlah pelanggan pada tahun 2008 sampai tahun 2009
sebanyak 26. 511 pelanggan. •
Rata-rata laba per pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang
diperoleh perusahan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
78 1
Laba bersih PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam suatu periode,
2 Jumlah seluruh pelanggan yang melakukan pembelian produk
dalam suatu periode. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rata-rata laba per pelanggan = Laba bersih Jumlah pelanggan
Tabel 3 .6 Hasil pengukuran rata-rata laba per pelanggan
Keterangan 2008
2009 Laba bersih Rp
15.666.743. 757 11. 722. 144.281
Jumlah pelanggan orang 396.146
456.028 Rata-rata laba per
pelangganRp 39. 547, 903
25. 814, 520
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT.POS Indonesia Persero Medan 20000
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan rata-rata laba per pelanggan
pada tahun 2009 sebesar 13.733,383 per pelanggan. •
Customer Acquisition CA Ukuran ini digunakan untuk mengetahui ekspansi pasar yang
dilakukan oleh perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah :
1. Jumlah pelanggan baru memilih membeli produk pada perusahaan.
79 2. Jumlah seluruh pelanggan yang melakukan pembelian
produk dalam suatu periode. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
CA = Total of New Customer x 100 Total Customer
Tabel 3. 7 Hasil Pengukuran Customer Acquition Pelanggan Korporat
Keterangan Produk PT. POS Indonesia Medan
Total Jumlah
Pelanggan Pos Ekspress
Kilat Khusus
EMS Paket
Luar Negeri
Bisnis Logistik
Pelanggan Tahun 2008 95
104 10
14 12
235 Pelanggan tahun 2009
109 116
10 14
16 265
Jumlah pelanggan baru 14
12 4
30 Persentase pencapaian
5, 28 4, 52
1,50 11,32
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000.
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah pelanggan korporat dari
tahun 2008 sampai tahun 2009 sebanyak 30 pelanggan baru. Tahun 2009 persentase jumlah pelanggan baru
untuk produk Pos Ekspress sebesar 5, 28 , produk Kilat khusus 4, 52, dan produk Bisnis Logistik 1,50
.
80
3. Pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal
PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 telah melakukan perbaikan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui
peningkatan pelatihan dan pengembangan karyawan, pengadaan sarana berteknologi maju, serta penciptaan motivasi dan pemberdayaan
karyawan. Hal ini menghasilkan penurunan tingkat perputaran karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan. Pengembangan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, memungkinkan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 untuk meningkatkan kinerja
perspektif proses bisnis internal. Langkah-langkah yang diambil PT. POS Indonesia Persero
Medan 20000 untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif proses bisnis internal yaitu sebagai berikut : .
a Menciptakan produk dan layanan yang berkualitas
Pada proses pengembangan produk, perusahaan berupaya untuk menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual. Nilai jual
inilah yang membuat pelanggan memilih produk dan layanan Jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dari produk-produk
lainnya. Selama ini PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 telah menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas.
PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 telah mendapatkan akreditasi dari lembaga penilai internasional bahwa mutu
81 produk dan Layanan jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan
Sistem Manajemen Mutu berbasis ISO 9001:2000 dan mendapatkan QSF Quality of Service Fund Award dari
Organisasi Perhimpunan Pos Dunia yang bernama Universal Postal Union UPU. Pemberian perangkat computer, server
dan barcode reader yang memungkinkan penerapan jejak lacak kiriman Track and Trace melalui internet pada website dan .
Hal ini dilakukan agar PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 memiliki suatu nilai jual dalam industri layanan jasa.
b Meningkatkan efisiensi biaya dalam proses operasional
Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan efisiensi biaya dalam proses operasionalnya. Melalui efisiensi biaya tersebut,
perusahaan akan memiliki keuntungan bersaing. Disamping menciptakan produk yang berkualitas internasional, selama ini
PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 juga berusaha untuk menciptakan efisiensi biaya dalam proses operasionalnya
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif proses bisnis internal yaitu :
• Margin laba operasional
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses
operasi. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:
82 1
Laba operasi PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam suatu periode,
2 Total penjualan bersih yang terjadi dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Margin laba operasional = Laba operasi
Penjualan bersih
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Margin Laba Operasional
Keterangan 2008
2009 Laba operasi Rp
21.111.323.268 10.144.579.886
Penjualan bersih Rp 5.299.000.000
4.718.000.000 Margin laba operasional
3, 98 2, 15
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan margin laba operasional pada tahun
2009 sebesar 1, 83. •
Rasio beban operasi terhadap pendapatan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui efisiensi beban-beban
operasi perusahaan sehubungan dengan proses operasi perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini
adalah: 1
Beban operasi, yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi yang terjadi selama suatu periode,
83 2
Pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan produk dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut : Rasio beban operasi terhadap pendapatan = Beban operasi
Pendapatan
Tabel 3. 9 Hasil Pengukuran Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan
Keterangan 2008
2009 Beban Operasi Rp
89.414.142.119 106.834.202.625
Pendapatan perusahaan Rp 110.525.465.387
116.978.782.511 Rasio beban operasi terhadap
pendapatan 80, 89
91, 32
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Dari hasil pengukuran di atas, pada tahun 2009 terjadi peningkatan rasio beban operasi terhadap pendapatan
sebesar 10, 43
4. Pengukuran kinerja pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC memfokuskan pada penyediaan infrastruktur organisasi yang
memungkinkan sasaran strategis dalam ketiga perspektif lainnya dapat tercapai. Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus diambil oleh PT.
84 POS Indonesia Persero Medan 20000 untuk mencapai sasaran
strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah meningkatkan kapabilitas karyawan, meningkatkan organization
capital, meningkatkan retensi karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan.
a Meningkatkan kapabilitas karyawan
Meningkatnya kapabilitas karyawan akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan dan
pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selama ini PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 telah
mengadakan kegiatan pelatihan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan.
Berbagai bentuk pelatihan dan pengembangan yang diberikan adalah lokakarya workshop, seminar, dan training.
b. Meningkatkan organization capital Para karyawan yang terampil dan dilengkapi dengan akses
terhadap informasi yang luas, tidak akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan jika karyawan tidak termotivasi
untuk bertindak bagi kepentingan perusahaan. Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan organization capital untuk
mendorong timbulnya motivasi dan pemberdayaan karyawan. PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 menciptakan
motivasi dan pemberdayaan karyawan melalui komunikasi yang
85 baik antara pimpinan dengan karyawan, pembagian tugas sesuai
dengan posisi dan jabatan, serta pemberian gaji, tunjangan, dan berbagai fasilitas lainnya. Dengan terciptanya motivasi dan
pemberdayaan karyawan, berarti perusahaan akan menciptakan kepuasan bagi karyawan. Kepuasan karyawan akan berdampak
positif terhadap retensi dan produktivitas karyawan. c
Meningkatkan retensi karyawan Retensi karyawan dari suatu perusahaan berkaitan erat dengan
tingkat kepuasan karyawan. Perusahaan dapat menciptakan kepuasan bagi para karyawan dengan meningkatkan pelatihan
dan pengembangan, meningkatkan sarana teknologi komputer yang berteknologi maju, serta menciptakan motivasi dan
pemberdayaan karyawan. Dengan menciptakan kepuasan bagi para karyawan, berarti perusahaan menekan tingkat perputaran
karyawan dan meningkatkan tingkat retensi karyawan. d
Meningkatkan produktivitas karyawan Peningkatan produktivitas dan kinerja karyawan merupakan
dampak keseluruhan dari usaha peningkatan kapabilitas karyawan, sistem informasi, serta organization capital.
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut :
• Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan
86 Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan
dalam memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya. Hasil
perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 3. 10 Jumlah Karyawan Yang Mengikuti Pelatihan Dan Pengembangan
Keterangan
2008 2009
Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan
87 103
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah karyawan yang
mengikuti pelatihan dan pengembangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. PT. POS
Indonesia melaksanakan banyak pelatihan dan semua karyawan dilibatkan didalamnya dengan
harapan kapabilitas karyawan akan terus meningkat.
• Rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk meningkatkan
87 keahlian karyawan terhadap laba operasi yang dihasilkan. Data
perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah : 1
Beban pelatihan dan pengembangan Beban pelatihan dan pengembangan adalah besarnya dana yang
dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan dalam suatu periode.
2 Laba operasi
Laba operasi adalah laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya.
Perhitungannya adalah sebagai berikut Rasio beban pelatihan dan =Beban pelatihan dan pengembangan
Pengembangan Laba Operasi
Tabel 3. 11 Hasil Pengukuran Beban Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Laba Operasi
Keterangan 2008
2009 Beban pelatihan dan
pengembangan Karyawan 667. 249. 500
718. 354. 315
Laba operasi 21.111.323.268 10.144.579.886
Tingkat retensi karyawan 3, 16
7, 08
Sumber: PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 Dari informasi di atas, diketahui bahwa rasio
pelatihan dan pengembangan SDM pada tahun 2009 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Secara total, realisasi rasio
88 meningkat 3,92 pada tahun 2009. Secara
keseluruhan, rasio pelatihan dan pengembangan SDM menunjukan trend yang semakin meningkat.
• Tingkat perputaran karyawan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Data perusahaan yang
digunakan dalam ukuran ini adalah: 1. Jumlah karyawan yang keluarberhenti dari PT. POS Indonesia
Persero Medan 20000 dalam suatu periode, 2. Jumlah seluruh karyawan yang bekerja di PT. POS Indonesia
Persero Medan 20000 Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tingkat perputaran karyawan = Jumlah karyawan yang keluar Jumlah seluruh karyawan
Tabel 3. 12 Hasil Pengukuran Tingkat Perputaran Karyawan
Keterangan 2008
2009 Jumlah karyawan yang keluar orang
2 1
Jumlah seluruh karyawan orang 432
432 Tingkat retensi karyawan
0, 46 0, 23
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. POS Indonesia Persero Medan 20000.
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan 0,23. Dari tabel di atas
menunjukkan adanya tingkat retensi karyawan yang
89 menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009
menunjukkan bahwa semakin sedikitnya karyawan yang keluar, hal itu menunjukkan bahwa semakin
baik pihak PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam mempertahankan karyawannya
• Produktivitas karyawan
Produktifitas karyawan bertujuan untuk mengukur peningkatan produktifitas karyawan,. Data perusahaan yang digunakan dalam
ukuran ini adalah: 1
Pendapatan PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam suatu periode,
2. Jumlah karyawan yang bekerja dalam PT. POS Indonesia Persero Medan 20000 dalam suatu periode.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: Produktivitas karyawan = Pendapatan
Jumlah seluruh karyawan
Tabel 3. 13 Hasil Pengukuran Produktivitas Karyawan
Keterangan 2008
2009 Pendapatan
110.525. 465.387 106.834.202.625
Jumlah seluruh karyawan 432
432 Produktivitas karyawan
255.845.984, 69 247.301.394,97
Sumber : PT. POS Indonesia Persero Medan 20000
90 Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang
disajikan pada table 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa nilai produktifitas karyawan mengalami penurunan
dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebesar 8.544.589,72 per karyawan.
C. Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja pada Setiap Perspektif