1. Produk Product Unsur ini berkenaan dengan pembuatan produk maupun jasa yang baik
dan bermutu serta sesuai dengan selera konsumen warna, merek, pembungkusan, jenis, model, kualitas, rasa, berat, jika tidak sesuai maka
konsumen tidak akan membelinya. 2. Harga Price
Unsur ini berkenaan dengan penetapan harga yang menarik bagi konsumen untuk satu unit produk ataupun jasa yang dipasarkan.
3. Tempat Place Unsur ini berkenaan dengan cara pendistribusian produk sehingga dapat
dijangkau oleh konsumen. 4. Promosi Promotion
Promosi didefinisikan sebagai komunikasi yang dilakukan perusahaan agar bisa mengatakan kepada publik bahwa produk itu cocok, pantas,
bermutu, serta menerangkan kepada customer dimana produk ataupun jasa tersebut dijual, dan mendorong minat customer untuk membeli.
D. Perilaku Konsumen
Lamb, Hair, McDaniel 2001:188 menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses seorang pelanggan dalam membuat
keputusan membeli, dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa yang dibeli, juga termasuk menganalisa faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk ataupun jasa.
Universitas Sumatera Utara
Tjiptono 2002:8 menyatakan bahwa perilaku konsumen perlu dipantau karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, disain produk,
penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian riset pasar,
baik melalui observasi maupun metode survei. Menurut Kotler 2003:221 definisi dari perilaku pembelian adalah
perilaku pembelian berbeda diantara pasta gigi, raket tenis, kamera yang mahal dan mobil baru. Keputusan yang lebih rumit biasanya melibatkan lebih
banyak pelaku dan lebih banyak kesadaran pembelian. Kotler membagi perilaku pembelian kedalam empat tipe perilaku pembelian berdasarkan
tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek. 1.
Perilaku Pembelian Kompleks Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang signifikan mengenai pebedaan diantara merek. Biasanya konsumen tidak
tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya, sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk
memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut penting lainnya.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak
sering atau berisiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau memberikan
Universitas Sumatera Utara
kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antar merek. Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Pemasar dapat
menciptakan produk yang melibatkan situasi atau emosi personal melalui iklan.
4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
Perilaku ini terjadi dalam kondisi dimana konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek
yang signifikan. Dalam kasus ini konsumen sering kali beralih merek. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli,
harga murah, dan konsumen sering mencoba merek-merek baru. American Marketing Association dalam Peter dan Olson 2000:6
mendefinisikan perilaku konsumen consumer behavior sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita
dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Paling tidak ada tiga ide penting dalam definisi di atas, yaitu:
1. Perilaku Konsumen Adalah Dinamis
Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki
Universitas Sumatera Utara
implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran.
2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi
Keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan kognisi, mereka rasakan pengaruh, apa yang
mereka lakukan perilaku, dan apa serta di mana kejadian di sekitar yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa,
dan dilakukan konsumen. 3.
Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah
pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga
menekankan pertukaran.
E. Keputusan Pembelian