3.4 Sekam Padi
Sekam padi adalah kulit terluar dari gabah yang banyak terdapat di penggilingan padi. Sekam padi sendiri merupakan lapisan keras yang
membungkus kariopsis butih gabah yang terdiri dari dua belahan yaitu lemma dan pelea yang saling bertautan DTC-ITB, Andriati, 2007 . Sekam mengandung
beberapa unsur kimia penting Tabel 3.1 yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan antara lain
1. Sebagai bahan baku pada industri kimia terutama kandungan zat kimia furfural. 2. Sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika,
yaitu sebagai campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, papan sekam, dan campuran pada industri bata merah.
3. Sebagai sumber energi panas untuk berbagai keperluan. Kadar selulosa yang cukup tinggi pada sekam dapat memberikan pembakaran yang merata dan
stabil.
Tabel 3.1. Komponen dan Kandungan Sekam Komponen
Kandungan Menurut Suharno 1979
Kadar air 9,02
Protein kasar 3,03
Lemak 1,18
Serat Kasar 35,68
Abu 17,17
Karbohidrat dasar 33,71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.1. Komponen dan Kandungan Sekam Lanjutan Menurut DTC-IPB
Kandungan
Karbon zat arang 1,33
Hidrogen 1,54
Oksigen 33,64
Silika 16,98
Sumber : DTC-ITB, Andriati, 2007.
3.5 Pembuatan Briket Sekam Padi
Pembuatan arang sekam dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik sekam agar lebih mudah ditangani dan dimanfaatkan lebih lanjut. Salah satu
kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber energi panas adalah menimbulkan asap pada saat dibakar. Hal ini mengakibatkan bahan yang
dikeringkan berbau asap dan warna bahan berubah sehingga menurunkan kualitas bahan di samping menimbulkan polusi udara. Selain itu, bila sekam digunakan
langsung sebagai media tumbuh tanaman akan mendorong tumbuhnya bakteri pembusuk akar dan jamur rhizophonia. Pembuatan arang sekam dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sistem drum statis. Caranya drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang ce-
robong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak tanah pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran sekam dimulai dari
lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api ke lapisan bawah. Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam
yang tidak terbakar kurang dari 1 dan kadar abu 5. Cara lain yaitu pembakaran dengan sistem cerobong asap. Cerobong mempunyai diameter 10 cm, tinggi 1 m
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan di sepanjang silinder dibuat lubang. Pada bagian bawah cerobong dibuat rumah cerobong berbentuk segi empat. Pembuatan arang sekam dilakukan
dengan cara meletakkan bara api dilantai kemudian ditutup dengan rumah cerobong. Sekam kering ditumpukkan di sekitar cerobong sehingga terjadi
perambatan panas dalam tumpukan sekam. Sekam yang telah menjadi bara selanjutnya didinginkan sehingga terbentuk arang sekam.
Gambar 3.3 Pembuatan Arang Sekam dengan Menggunakan Cerobong Asap
Pembakaran sekam dengan sistem cerobong asap menghasilkan rendemen arang75,46 dengan kadar air 7,35 dan kadar abu 1 . Arang sekam dapat
dimanfaatkan dalam bentuk arang curah atau briket. Pencetakan briket arang sekam dapat dilakukan secara manual dengan peralatan yang sederhana berupa
bambu berdiameter 10 cm dan tinggi 7 cm sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Arang dibuat adonan dengan cara dicampur dengan air secukupnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan untuk merekatkannya ditambahkan tanah liat atau bahan perekat lain-nya. Adonan dicetak dalam tabung bambu kemudian dikeringkan.
3.6 Kalor