Rancangan Teknik Industri Tungku

ergonomi. Tindakan evaluasi dilakukan berdasarkan data objektif atau subjektif terhadap perlakuan yang diberikan dengan metode komparasi dan analisis statistik antara sebelum dengan sesudah perlakuan. Dari hasil komparasi ini akan dapat diketahui adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Indikator keberhasilan dari perlakuan ini dapat dilihat dari aspek yang dinilai misalnya angka keluhan muskuleskeletal pekerja menurun, angka beban kerja pekerja menurun, angka kelelahan pekerja menurun dan angka produktivitas pekerja meningkat Arimbawa, 2011.

3.2 Rancangan Teknik Industri

Rancangan teknik industri Hurtst, 2006 adalah seluruh aktifitas untuk membangun dan mendefinisikan solusi bagi masalah yang tidak dapat dipecahkan sebelumnya, atau solusi baru bagi berbagai masalah yang sebelumnya telah dipecahkan namun dengan cara yang berbeda. Perancangan teknik industri menggunakan kemampuan intelektual untuk mengaplikasikan pengetahuan ilmiah dan memastikan agar produknya sesuai dengan aplikasi desain produk yang disepakati, namun tetap dapat dipabrikasi dengan metode optimum. Dari sumber yang berbeda, rancangan Teknik Industri Ginting, 2008 adalah kombinasi dari seni terapan dan ilmu terapan, dimana estetika, ergonomi dan kegunaan dari produk dapat diperbaiki untuk pemasaran dan produksi. Dengan berlandaskan pada ilmu teknik industri maka rancangan terhadap suatu sistem dapat dilakukan dengan baik, mulai dari perencanaan, desain, perbaikan, hingga ke instalasi sistem manusia mesin, peralatan dan material. Rancangan teknik industri berguna untuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA membuat dan merancang produk ataupun rancangan baru, baik dari segi inovasi yang diberikan terhadap produk yang sudah ada ataupun produk yang benar-benar baru, yang memperhatikan segi ekonomi dan ergonomi dari produk tersebut, sehingga produk atau rancangan yang dihasilkan menjadi sefektif dan seffisien mungkin. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap rancangan yang telah dihasilkan dan dilakukan perbaikan secara terus menerus continuous improvement

3.3 Tungku

Tungku merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi energy potensial biomassa menjadi energi panas. Tungku bagi masyarakat merupakan salah satu alat yang penting untuk memasak. Jenis tungku beraneka ragam sesuai dengan kebudayaan daerah setempat dan jenis bahan bakar yang digunakan. Pada prinsipnya, kompor atau tungku dibedakan menjadi dua macam, yaitu tungku portabel atau kompor, jenis ini pada umumnya dapat memuat bahan bakar dalam jumlah yang berbeda sesuai ukuran kompor, semakin besar maka muatan bahan bakar akan lebih banyak. Kompor atau tungku ukuran kecil dan sedang biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan, ukuran besar dipergunakan untuk industri kecil atau menengah. Johannes 1984, diacu dalam Utami 2008 membedakan tungku atau kompor pembakaran biomassa atas beberapa jenis, yaitu : 1 Tungku biomassa, dimana bahan bakar biomassa langsung dibakar, misalnya tungku lorena, singer, dan lain-lain. 2 Tungku bioarang, menggunakan bahan bakar arang, misalnya anglo dan keren. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 Tungku hibrida, menggunakan bahan bakar biomassa dan arang yang disusun sedemikian agar asap dapat terbakar sehingga menghasilkan energi lebih banyak. Semua jenis tungku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat digunakan oleh masyarakat, antara lain memiliki nilai efisiensi yang tinggi, higienis, mudah dinyalakan, alat masak dapat diletakkan di atas lubang dapur setelah pembakaran awal, tidak menghasilkan asap dan debu yang berlebihan, bersih, ramah lingkungan, ekonomis, dan mudah digunakan. Dasar pemikiran dalam mendesain suatu tungku antara lain kebutuhan sumber daya yang ada. Data teknis dan parameter sosial diperlukan untuk mendesain tungku tepat guna. Beberapa data yang dibutuhkan untuk mendesain suatu tungku menurut Project Officer Cambodia Fuelwood Saving Project CFSP, diacu dalam Utami 2008 antara lain : 1 Fungsi tungku : dilihat dari keperluan penggunaan, seperti untuk merebus, menggoreng, mengukus, memanggang, mengasap, mendidihkan dalam waktu lama, dan lain-lain. 2 Bahan-bahan tungku : material yang digunakan aluminium, tembaga, kuningan, plat besi, besi tuang, stainless stell, keramik, tembikar, bentuk datar atau dasarnya berbentuk bola, karakteristik penggunaan pemberian tekanan atau tekanan normal, tipe penggunaan merebus, menggoreng, dan lain-lain, ukuran diameter, tinggi. 3 Kebiasaan memasak: posisi memasak duduk, berdiri, jongkok, menekuk kaki, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan sosial. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4 Tipe bahan bakar dan ukuran : tipe balok, kayu, limbah pertanian, batu bara, limbah biomassa, kayu keras, ukuran bahan bakar. 5 Konstruksi tungku : bahan-bahan lokal yang tersedia, ukuran tungku, satu atau lebih lubang dapur. Untuk memperoleh efisiensi pembakaran yang baik dari sebuah kompor atau tungku, desain tungku atau kompor harus diperhatikan. Menurut Drapper, diacu dalam Utami 2008 perapian terbuka hanya menyadap tidak lebih dari 10 energi kayu sedangkan sebuah tungku yang ditingkatkan tertutup dapat memanfaatkan efisiensi 20 atau lebih. Rancangan tungku sangat menentukan sempurna atau tidaknya proses pembakaran berlangsung dan besarnya energi yang dapat dimanfaatkan oleh tungku atau kompor terebut. Selain itu, rancangan tungku juga akan menentukan laju pembakaran atau jumlah bahan bakar per satuan waktu Abdullah et al. 1998 dalam Utami 2008. Menurut Arnold 1978, diacu dalam Utami 2008 untuk mengurangi kehilangan panas pada tungku atau kompor dapat dilakukan dengan memberi insulasi pada tungku atau kompor. Cara lain ialah dengan mengatur lubang pemasukan udara dan penyempurnaan pembakaran, aliran udara dikonsentrasikan ke lubang dapur, desain pengeluaran cerobong yang sesuai untuk pengeluaran udara, pemakaian alat masak yang mengurangi kebocoran dan kehilangan panas. Gambar 3.1. dan 3.2. adalah gambar tungku biomassa. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 3.1. Tungku Briket Sekam Gambar 3.2. Tungku Briket Sekam dan Cara Pemakaiannya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.4 Sekam Padi

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

PERANCANGAN SLICER MACHINE CRACKERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD).

1 5 6

PENDAHULUAN Perancangan Dan Pembuatan Mars Teknik Industri Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd).

0 1 6