Langkah-Langkah Menulis Teks Drama

38 ekstrinsik di dalamnya. Mengekspresikan naskah drama untuk kepentingan pementasan memberikan drama mempunyai dua penafsiran. Sutradara dan pemain menafsirkan teks drama itu sendiri, sedangkan penonton menafsirkan versi yang telah ditafsirkan oleh para pemain.

2.2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Teks Drama

Seorang pembuat naskah drama tentunya sudah ahli dalam meyusun suatu lakon atau cerita drama. Ide atau gagasan mengalir di dalam pikiran yang selanjutnya ditulis dalam bentuk teks drama. Pada dasarnya tidak sulit dalam membuat teks atau naskah drama. Ada kriteria-kriteria yang harus diketahui dan diperhatikan dalam menyusun teks drama. Jika kriteria-kriteria ini dipahami dengan baik, maka langkah-langkah penyusunan membuat naskah drama akan mudah dilakukan. Leksono 2007:43-47 mengatakan bahwa secara teoretis, membuat teks drama harus mempertimbangkan beberapa hal, misalnya, menentukan tema, susunan kata dalam kalimat, alur cerita, konflik, penggunaan bahasa, dan lain sebagainya. Namun, secara sederhana apabila ingin membuat naskah, sementara lupakan saja ketentuan yang terurai dalam teori kesastraan tersebut. Langkah sederhana untuk membuat naskah atau teks drama adalah sebagai berikut. 1 Obeservasi Obeservasi dilakukan untuk terjun langsung ke lokasi yang akan dibuat sebagai objek penulisan naskah. Misalnya, di kantin sekolah, ruang perpustakaan, ruang kelas, taman parkir, toko buku, pasar, swalayan, halte, terminal, stasiun, dan 39 sebagainya. Melakukan pengamatan secara cermat, tentang suasana, tingkah laku, dan dialog para pelaku yang berada di objek tersebut. Setelah melakukan observasi, susun kembali peristiwa yang terjadi. Mulai dari suasana objek, tingkah laku orang yang ada di dalamnya, dan dialog yang diucapkan. Nama tokoh dapat fiktif, dialog dapat dikurangi atau ditambah, atau dapat juga menghadirkan tokoh lain. 2 Berimajinasi Berimajinasi merupakan mereka-reka suatu cerita, berdasarkan pengalaman serta peristiwa masa lalu atau anganan masa depan. Baik yang dialami sendiri, manurut cerita orang lain, menyaksikan peristiwa, mendengarkanmembaca dari berita, atau berdasarkan khayalan sendiri suatu peristiwa yang belum terjadi. Menulis teks dramaskenario dengan teknik ini akan mendapatkan hambatan yang lebih berat, dibanding menulis dengan teknik observasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan bagi penulis naskahskenario, antara lain penguasaan materi, perbendaharaan kata dan bahasa, pengalaman kemasyarakatan. Penguasaan materi berkaitan dengan teori-teori yang dipelajari, perbendaharaan kata dan bahasa dapat dilakukan dengan cara rajin membaca buku, koran, majalah maupun mengikuti perkembangan lewat media lain radio, televisi, internet, sedangkan pengalaman masyarakat dapat dilihat dari kehidupan sosial masyarakat atau berbaur langsung dengan dalam segala bentuk, karakter, tradisi, adat istiadat, lingkungan sosial, kondisi alam, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis teks drama yang paling penting adalah mempertimbangkan unsur-unsur intrinsik yang 40 terkandung di dalam cerita. Menulis naskah drama melalui terdiri dari dua cara, yaitu dengan cara observasi atau imajinasi. Observasi adalah mengamati secara langsung, sedangkan imajinasi merupakan rekaan gambaran pikiran. Dalam langkah-langkah penulisan teks drama tersebut, gagasan dijadikan sebagai dasar pembentukan drama. Selain itu, cara lain untuk membuat naskah drama, secara umum yaitu menentukan tema, membuat urutan cerita, menulis cerita dalam bentuk percakapan antartokoh dialog, dan sertakan petunjuk teknis.

2.2.2.5 Tujuan Menulis Teks Drama