Hakikat Menulis Teks Drama

35 Sama halnya yang dipaparakan Waluyo dan Brahim, Wiyanto 2002:23-30 juga menyatakan bahwa unsur lakon drama setidaknya mencakup delapan unsur, yaitu 1 tema yang merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama, 2 amanat yang merupakan pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama, 3 plot atau alur cerita, 4 karakter yang merupakan keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama, 5 dialog yang merupakan perwujudan jalannya cerita, 6 setting yang merupakan tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan, 7 bahasa , dan 8 interpretasi yang merupakan makna bagian kehidupan masyarakat yang diangkat ke panggung oleh seniman. Jadi, dapat dikatakan bahwa petunjuk teknis dalam naskah drama sangat penting adanya untuk mempermudah pemain memahami naskah dan memainkan perannya di atas panggung. Dalam drama mengandung unsur-unsur yang membangun terbentuknya sebuah drama. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut, maka drama tidak akan terwujud.

2.2.2.3 Hakikat Menulis Teks Drama

Akhtadiah,dkk. 1988:1-2 menyatakan bahwa melalui menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Melalui menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Wiyanto 2002:1-2 memberikan pengertian bahwa menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi 36 tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dapat diubah itu disebut bunyi bahasa, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia mulut dan perangkat kelengkapannya: bibir, lidah, gigi, dan langit-langit. Bunyi bahasa itu sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain. Sesuatu yang diwakili dapat berupa benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat ketarampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan terakhir menulis. Keterampilan yang satu ini merupakan salah satu keterampilan yang paling kompleks di antara empat keterampilan yang lain. Maka dari itu, perlu adanya latihan yang lebih intensif untuk menguasainya. Pada keterampilan inilah penulis mencoba untuk menuangkan ide-idenya ke dalam wujud lambang grafis. Lambang-lambang grafis tersebut menggambarkan bahasa. Bentuk-bentuk abjad ini dapat dirangkai menjadi kata, frase, kalimat, dan paragraf yang berkembang menjadi sebuah wacana. Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan pemikiran, gagasan, atau ide melalui lambang-lambang grafis. Melalui kegiatan menulis, kita bisa mengetahui sejauh mana potensi diri dalam mengungkapkan ide atau gagasan melalui bahasa tulis. Teks biasa juga disebut juga dengan naskah. Naskah atau teks adalah rangkaian tulisan yang disusun secara sistematis. Naskah drama merupakan 37 rangkaian percakapan antar tokoh yang disusun oleh pengarang untuk dimainkan para pemain di atas panggung. Sebagaimana pernyataan di atas bahwa Wiyanto 2002:31 juga menyebutkan teks drama atau naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan kadang- kadang juga dilengkapi dengan penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata musik pengiringmusik pengiring. Naskah lakon merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon disebut juga sebagai ungkapan pernyataan penulis playwright yang berisi nilai-nilai pengalaman umum, juga merupakan ide dasar bagi aktor. Proses pengembangan laku bersumber dari hasil studi dan analisis isi. Hal ini dapat membangkitkan daya kreatif dalam menghayati laku secara pas, melaksanakan peran dengan takaran seimbang dalam asas keutuhan, keseimbangan serta keselarasan. Naskah sering juga disebut dengan skenario, terutama untuk film RN Herman 2009. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa naskah drama merupakan rangkaian dialog dalam bentuk tulisan yang mengandung unsur-unsur intrinsik karya sastra sekaligus disertakan perwatakan tokoh. Di samping itu, disertakan pula petunjuk-petunjuk pementasan sebagai pemerjelas para pemain dalam memerankan tokoh di atas panggung. Jadi, menulis naskah atau teks drama merupakan kegiatan menulis berupa teks-teks yang berbentuk dialog yang disertakan unsur-unsur intrinsik dan 38 ekstrinsik di dalamnya. Mengekspresikan naskah drama untuk kepentingan pementasan memberikan drama mempunyai dua penafsiran. Sutradara dan pemain menafsirkan teks drama itu sendiri, sedangkan penonton menafsirkan versi yang telah ditafsirkan oleh para pemain.

2.2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Teks Drama