37 kemampuan siswa, maka akan dilakukan suatu perlombaan atau kompetisi. Siswa
akan berkompetisi secara seimbang antara yang berkemampuan tinggi melawan kemampuan yang tinggi juga.
Dalam perlombaan ini disiapkan 5 meja turnamen untuk masing-masing wakil dari kelompok. Setiap anggota kelompoksecara bergilir akan maju secara
individu untuk diuji. Pembaca soal akan membacakan soal atau pertanyaan dan masing-masing wakil kelompok harus menjawab. Jika jawabannya benar, maka
akan dinilai secara individu dan siswa itu akan membawa pulang skornya untuk diserahkan ke kelompok asalnya. Kelompok dengan skor terbanyaklah yang akan
mendapatkan hadiah dari kompetisi atau turnamen ini.
2.2 Kajian Empiris
Ada beberapa penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT, salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Purnasari 2012, mahasiswi dari Universitas Kristen Satya WacanaSalatiga dengan judul “Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Matematika
melalui Cooperatif Learning Tipe Teams Games Tournament TGT Terhadap Pokok Bahasan Pecahan pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Karangrejo
Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 20112012 “. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa meningkat dilihat dari jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 11 siswa dari 12 siswa pada siklus I. Peningkatan prestasi belajar siswa juga terlihat pada siklus II, dimana jumlah keseluruhan siswa
mengalami ketuntasan hasil belajar pada pokok bahasan pecahan. Bila dihitung
38 dari dari kondisi pra siklus sampai siklus II, maka terjadi peningkatan sebesar
42. Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Eva 2011, mahasiswa dari
Universitas Negeri Malang dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TGT Team Game Tournament untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar pada Siswa Kelas IV SD Tambakrejo 02 Kabupaten Blitar
”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT menunjukkan bahwa rata-rata nilai setiap siklusnya mengalami peningkatan. Persentase
ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebesar 36,7, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 65 dan pada siklus II menjadi 70.
Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi atau hasil
belajar siswa. Berkaitan dengan penelitian-penelitian di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian untuk membuktikan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament juga dapat meningkatkan minat belajar, aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa kelas V pada materi pecahan di Sekolah
Dasar Negeri Keturen Kota Tegal yang berjumlah 25 siswa.
39
2.3 Kerangka Berpikir