5. membuat kesimpulan dimana guru membinbing siswa untuk menyampaikan
hasil penemuannya sebagia jawaban dari hipotesis. Berdasarkan tahap-tahap tersebut dapat diketahui karakteristik dari guided
inquiry yang perlu diperhatikan yaitu: 1 siswa mengembangkan keterampilan
berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, 2 sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian
menyusun generalisasi yang sesuai, 3 guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin
kelas, 4 tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil obsevasi di dalam kelas, 5 kelas diharapkan berfungsi sebagai
laboratorium pelajaran, 6 biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, 7 guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil
generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
2.5 Model Pembelajaran Think Pair Share
Model pembelajaran think pair share TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dalam proses belajar. Model ini dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland yang
menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi Trianto, 2007:61. Hal ini juga
diungkapkan Laura sebagaimana dikutip Septiana Handoyo 2006 yang menyatakan bahwa salah satu keunggulan model TPS adalah dapat diterapkan
pada berbagai tingkatan kemampuan berpikir dan dalam setiap kesempatan. Siswa
diberi waktu lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Oleh sebab itu model ini dikembangkan untuk memaksimalkan proses
belajar. Akibatnya terjadi interaksi antar siswa yang menguntungkan. Nurmawati 2012 dalam jurnalnya mengungkapkan “Proses penemuan
yang dikemas dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar belajar kognitif siswa”. Siswa tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi
yang diberikan guru, tetapi berusaha mencari tahu bagaimana suatu konsep ditemukan. Penemuan konsep dengan cara sendiri akan memunculkan rasa
kepuasan sehingga pemahaman konsep yang diterima tidak mudah hilang. Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian Ho Boo 2007 bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan membantu mencapai pemahaman lebih baik tentang konsep fisika.
Sintaks model think pair share
Menurut Trianto 2007:61-62 tahapan think pair share adalah sebagai berikut: 1.
Berpikir thinking Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. 2.
Berpasangan Pairing Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan
gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi Sharing
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Terjadinya interaksi antar siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep karena setiap siswa dapat berbagi pengetahuannya. Menurut Soeparno
sebagaimana dikutip Nurmawati 2012 tahapan think pair share dengan Think diharapkan siswa bisa berpikir sendiri atau menjawab soal yang diberikan oleh
guru. Pada tahapan pair, siswa berdiskusi secara berpasangan dan akhirnya share, siswa berbagi hasil diskusi dengan seluruh pesrta didik satu kelas kemudian
memadukannya serta membuat kesimpulan bersama.
2.6 Model Pembelajaran Guided Inquiry berbasis Think Pair Share