39
Gaya siswa yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif Uno 2010: 183, yaitu bermain dengan bersosialisasi dan bermain dengan pertanyaan. Bergabung
dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, bisa menyerap berbagai informasi
terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Biasanya informasi yang didapat akan lebih lama terekam dalam ingatan. Belajar semakin efektif dan bermanfaat
apabila dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan. Misalnya memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar
dengan pertanyaan sehingga didapat hasil yang paling akhir atau kesimpulan. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk membantu perkembangan kognitif siswa khususnya siswa SD kelas IV maka perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar
sendiri atau belajar melalui interaksi sosial. Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara siswa. Interaksi
tersebut akan mempermudah siswa mempelajari suatu materi. Melalui kelompok belajar, siswa mudah berinteraksi dengan teman-teman sehingga mempermudah
siswa mempelajari materi pelajaran.
2.2.8 Pendidikan Kewarganegaraan PKn di SD
Pendidikan Kewarganegaraan PKn yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.
2 tahun 1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara
Indonesia menurut Winataputra dalam Ruminiati 2007: 1.25. Pendidikan
40
Kewarganegaraan PKn pada awalnya disebut Pendidikan Kewargaan Negara PKN. Bergantinya PKN menjadi PKn dikarenakan PKn memiliki tujuan khusus
yang berbeda dengan PKN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 Winataputra 2009: 1.15. Tujuan PKn adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Wuryandani dan Fathurrohman 2012:
9 yaitu untuk menjadikan siswa: 1
mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya,
2 mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan,
3 bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik,
dan 4
siswa mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
41
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di sekolah dasar adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga
negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap
baik, serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern. Dari tujuan PKn yang telah dipaparkan, dalam pembelajaran PKn perlu
dipahami konsep dalam pembelajaran PKn. Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrakpemikiran untuk mengelompokkan ide-ide atau peristiwa
yang masih dalam angan-angan seseorang. Meskipun belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif memiliki makna yang baik. Begitu pula sebaliknya,
jika konsep tersebut bersifat negatif maka juga akan memiliki makna negatif pula. Menurut Bruner dalam Ruminiati 2007: 1.28 konsep adalah suatu kata yang
bernuansa abstrak dan dapat digunakan untuk mengelompokkan ide, benda, atau peristiwa. Setiap konsep memiliki nama, contoh positif, contoh negatif, dan ciri.
Salah satu contoh konsep yaitu globalisasi. Menurut Ruminiati 2007: 1.30-1.36, hal lain yang perlu dipahami dalam
pembelajaran PKn yaitu nilai, moral, dan norma dalam materi PKn. PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata
pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasilabudaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD
Ruminiati 2007: 1.30. Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom dkk dapat juga menggunakan jenjang afektif. Dalam
pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD,
42
karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral anak yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
Materi PKn selain nilai dan moral, juga mencakup norma. Menurut Ruminiati 2007: 1.35, norma adalah tolak ukuralat untuk mengukur benar
salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu yang di
dalamnya terkandung nilai benar atau salah yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Dengan memahami konsep, nilai, moral, dan norma dalam pembelajaran PKn, siswa dan guru juga harus memahami ruang lingkup pembelajaran PKn.
Menurut Wuryandani dan Fathurrohman 2012: 10, ruang lingkup PKn ada 8. Salah satu ruang lingkupnya adalah globalisasi, yang meliputi globalisasi di
lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, serta
mengevaluasi globalisasi.
2.2.9 Materi Globalisasi