berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat BPS Jawa Barat, 2004. Tatanan kehidupannya lebih
mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah “herang caina beunang laukna” yang berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah
baru atau prinsip saling menguntungkan. Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap nilainilai kebajikan.
Hal ini terekspresikan pada pepatah “ulah unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan” yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta
menyerasian antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah “sing katepi ku ati sing kahontal ku akal”, yang berarti sebelum bertindak tetapkan
dulu dalam hati dan pikiran secara seksama. Jawa Barat dilihat dari aspek sumber daya manusia memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai Provinsi
yang mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata 1, strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain BPS Jawa
Barat, 2004.
4.2. Karakterisktik Ekonomi dan Ketimpangan Wilayah
Provinsi Jawa Barat yang meliputi
16
kabupaten dan 9 kota memiliki kondisi geografis dengan berbagai potensi yang dapat diberdayakan, seperti sumber daya air,
lahan, hutan, serta pesisir pantai dan laut. Dengan beragamnya potensi di masing masing wilayah, menyebabkan timbulnya perbedaan karakteristik struktur
perekonomian yang berbeda di setiap kabupatenkota. Sebagai contoh, aktivitas
perekonomian di wilayah kabupaten pada umumnya didorong oleh sektor industri dan pertanian, sedangkan di wilayah perkotaan oleh sektor perdagangan.
Sektor industri, pertanian, dan perdagangan adalah sektorsektor dominan yang memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi Jawa Barat. Kontribusi
dari ketiga sektor ini terhadap PDRB mencapai 68,91 persen BPS Jawa Barat, 2004 . Perkembangan kontribusi dari masingmasing sektor tidak terlepas dari
pemberdayaan potensi yang ada di setiap wilayah kabupatenkota dimana sektor
sektor tersebut menjadi dominan dan penggerak utama perekonomian daerah. Tabel 4.1. Penggolongan Karakteristik Sektor Ekonomi Wilayah.
Sektor Industri Sektor Perdagangan
Sektor Pertanian Kabupaten Bekasi
Kota Cimahi Kabupaten Bogor
Kabupaten Bandung Kota Bekasi
Kabupaten Purwakarta Kabupalen Karawang
Kota Depok Kota Cirebon
Kota Bogor Kota Sukabumi
Kota Bandung Kota Tasikmalaya
Kota Banjar Kabupaten Cianjur
Kabupaten Subang Kabupaten Kuningan
Kabupaten Garut Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cirebon
Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang
Kabupaten Ciamis
Sumber : BPS Jabar, 2004.
Pada tahun 2004, Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Jawa Barat yang sebesar 5,46 persen, demikian halnya dengan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
termasuk migas yang mencapai Rp 6,64 juta. BPS Jawa Barat, 2004. Namun demikian, pemerataan distribusi PDRB Jawa Barat pada setiap kabupatenkota
tarnpak masih belum memuaskan. Mayoritas kabupatenkota di Jawa Barat memiliki PDRB per kapita dan LPE di bawah PDRB per kapita dan LPE provinsi.
Kondisi tersebut mengindikasikan adanya ketimpangan dalam perkembangan perekonomian di setiap kabupatenkota. Berikut pengelompokan akibat kesenjangan
tersebut.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2004
Gambar 4.1 Pengelompokan LPE dan PDRB per Kapita KabupatenKota Jawa Barat Tahun 2004
Kuadran I merupakan kuadran ideal yang berisi kabupatenkota dengan angka LPE maupun angka PDRB per kapitanya diatas atau sama dengan angka provinsi.
Kuadran II mencakup kabupatenkota dengan angka LPE masih diatas angka provinsi, tetapi PDRB per kapitanya di bawah angka provinsi. Kuadran III
merupakan kuadran bagi daerah tertinggal, meliputi kabupatenkota yang baik angka LPE maupun angka PDRB perkapitanya dibawah angka provinsi. Sedangkan
Kuadran IV meliputi kabupatenkota dengan angka LPE di bawah angka provinsi tetapi angka PDRB per kapitanya masih diatas angka provinsi.
Kuadran IV Kab. Purwakarta
Kab. Indramayu Kota Cirebon
Kota Cimahi Kuadran I
Kab. Karawang Kab. Bekasi
Kota Bandung Kota Bekasi
Kuadran II Kab Bandung
Kab Sukabumi Kab Subang
Kota Bogor Kota Sukabumi
Kota Depok Kuadran III
Kab Bogor Kab Kuningan Kab Garut
Kab Majalengka Kab Ciamis Kota Tasikmalaya
Kab Cirebon Kota Banjar Kab Sumedang
Kab Tasikmalaya
PDRB per kapita provinsi Rp.6,64 juta
L P
E
P r
o v
5,46
Kabupaten yang laju pertumbuhan ekonomi maupun PDRB per kapitanya lebih kecil daripada LPE dan PDRB per kapita provinsi, karakteristik ekonominya
ditopang oleh sektor pertanian, sedangkan kabupaten yang memiliki LPE dan PDRB per kapitanya lebih besar daripada LPE dan PDRB per kapita provinsi,
perekonomiannnya didominasi oleh sektor industri dan perdagangan. Dari uraian tersebut, mengindikasikan daerah yang mengandalkan sektor pertanian sebagai
penggerak utama perekonomian, cenderung tertinggal dari daerah lain. Bisa dikatakan secara umum, sektor pertanian di Jawa Barat masih belum maksimal
produktivitas dan peranannya terhadap perekonomian Jawa Barat.
4.3. Penduduk Miskin