Peningkatan persentase PAD terhadap total penerimaan mengindikasikan peningkatan kemampuan daerah dalam mengelola potensi daerahnya. Dalam hal ini
kemampuan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat untuk mengelola potensi daerahnya semakin baik setelah desentralisasi fiskal.
Gambar 6.1 menggambarkan peranan PAD terhadap realisasi penerimaan sebelum dan masa desentralisasi fiskal.
10 20
30 40
50 60
70 80
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun Pe
rs en
ta se
PAD NonPAD
Sumber : BPS Jabar 19982004 Diolah
Gambar 6.1. Persentase Penerimaan Keuangan Daerah Menurut Jenis Komponen Penerimaan Tahun 19982004
6.1.2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Komposisi pengeluaran pemerintah baik sebelum maupun masa desentralisasi tidak berbeda jauh. Pengeluaran tetap didominasi oleh pengeluaran rutin. Total
pengeluaran rutin Pemerintah Daerah Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 34,55
persen. Pada tahun 1998 total pengeluaran pemerintah sebesar Rp.4.165.235 juta naik menjadi Rp.5.604.486 juta pada tahun 1999.
Kenaikan yang terjadi disebabkan adanya kenaikan pengeluaran rutin sampai 61,4 persen sedangkan pengeluaran pembangunan sebesar 22,69 persen. Komposisi
pengeluaran Pemerintah Jawa Barat tahun 1999 adalah 65,88 persen pengeluaran rutin dan sisanya pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin sendiri meliputi:
belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, biaya perjalanan dinas dan
belanja rutin lainnya. Tabel 6.3. Pengeluaran Keuangan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Komponen
Pengeluaran 19982002
Desentralisasi Fiskal Sebelum
Masa Komponen
1998 1999
2000 2001
2002 RutinJutaRp
thd total Pembangunan
JutaRp thd total
2.606 62,58
1.558 37,42
3.692 65,88
1.912 34,12
756 65,27
402 34,73
1.537 69,15
685 30,85
1.197 50,58
870 49,42
Sumber : BPS Jawa Barat, 2004 Diolah.
Sejalan dengan pemberlakuan desentralisasi fiskal dengan peningkatan penerimaan, pengeluaran pemerintah daerah pun meningkat karena beban yang
ditanggung semakin berat. Tahun 2000 pengeluaran pemerintah daerah sebesar Rp. 1.159,10 milyar meningkat 91,78 persen menjadi Rp. 2.222,99 milyar pada tahun
2001. Peningkatan ini didukung dengan pengeluaran rutin yang mencapai 103,19 persen dan pengeluaran pembangunan mencapai 70,34 persen.
Komposisi keuangan pemerintah daerah pada tahun 20002001 adalah sebagai berikut: pengeluaran rutin pemerintah daerah tingkat I mempunyai porsi 65,27 persen
pada tahun 2000 meningkat menjadi 69,15 persen pada tahun 2001. Sebaliknya pengeluaran pembangunan menurun dari 34,73 persen menjadi 30,85 persen. Pada
tahun 2002 pengeluaran Pemda Provinsi Jawa Barat meningkat 6,54 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan pada pengeluaran pembangunan sebesar
26,92 persen. Mulai tahun 2003 format Anggaran Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat berbeda dari tahuntahun sebelumnya. Komponen Belanja Pemerintah Daerah terdiri dari belanja aparatur, belanja publik, belanja bagi hasil, dan bantuan keuangan
sebesar 42,7 persen. Komponen tersebut terdiri dari belanja bagi hasil 25,08 persen dan belanja bantuan keuangan lainnya 7,76 persen. Komponen berikutnya yang
mempunyai porsi terbesar kedua adalah belanja aparatur yaitu sebesar 28,05 persen. Komponen ini terdiri dari belanja administrasi umum 21,88 persen. Belanja operasi
dan pemeliharaan 3,94 persen serta belanja modal 2,22 persen. Komponen belanja
publik mempunyai porsi 27,3 persen dengan komposisi belanja administrasi umum Tabel 6.4. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi Jawa Barat Menurut Jenis
Komponen Tahun 2004
No Komponen
Nilai
Juta Rp
Persen 1
2 Belanja Aparatur
Belanja Administrasi Umum Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja Modal Belanja Publik
Belanja Administrasi Umum Belanja Operasi dan Pemeliharaan
1.029,470 803,195
144,532 81,743
999,659 56,298
665,871 28,05
21,88 3,94
2,22 27,23
1,53 18,14
3 4
Belanja Modal Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan KecDesa
Belanja Tak Tersangka Total
277,489 1.570,541
920,654 364,871
285,016 3.670,567
7,56 42,79
25,08 9,94
7,76 100.00
Sumber : BPS Jawa Barat 2004.
6.2 Deskripsi Penerimaan Keuangan KabupatenKota Provinsi Jawa