Kondisi Wilayah 1. Geografis GAMBARAN UMUM

Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan KabupatenKota Tangerang serta Kota Cilegon. Adanya perubahan itu, maka saat ini Provinsi Jawa Barat terdiri dari 16 Kabupaten dan 9 Kotamadya, dengan membawahkan 584 kecamatan, 5.201 desa dan 609 kelurahan. Adapun monografinya: 4.1. Kondisi Wilayah 4.1.1. Geografis Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50 ­ 7°50 LS dan 104°48 ­ 104°48 BT dengan batas­batas wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat dan DKI Jakarta di utara, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, antara Samudra Indonesia di Selatan dan Selat Sunda di barat. Dengan daratan dan pulau­pulau kecil 48 Pulau di Samudera Indonesia, 4 Pulau di Laut Jawa, 14 Pulau di Teluk Banten dan 20 Pulau di Selat Sunda, luas wilayah Jawa Barat 44.354,61 Km 2 atau 4.435.461 Ha. Kondisi geografis yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara merupakan daerah dataran rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit­bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung­gunung ada di kawasan tengah. Dengan ditetapkannya Wilayah Banten menjadi Propinsi Banten, maka luas wilayah Jawa Barat saat ini menjadi 35.746,26 Km 2 BPS Jawa Barat, 2004. 4.1.2. Topografi Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api aktif dan tidak aktif yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100­1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0.10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. BPS Jawa Barat, 2004. 4.1.3. Iklim Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 C di Pantai Utara, curah hujan rata­rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun. 4.1.4. Populasi Berdasarkan hasil Susenas tahun 1999 jumlah penduduk Jawa Barat setelah Banten terpisah berjumlah 34.555.622 jiwa. Pada tahun 2000 berdasarkan sensus penduduk meningkat menjadi 35.500.611 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 1.022 jiwa per Km2. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk selama dasawarsa 1990­ 2000 mencapai angka 2,17 persen. Sedangkan pada tahun 2004, jumlah penduduk telah bertambah menjadi 38.059.540 jiwa dengan kepadatan penduduknya mencapai rata­rata 1.064 jiwaKm 2 BPS Jawa Barat, 2004. 4.1.5. Sosial Budaya Masyarakat Jawa Barat dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai­nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat BPS Jawa Barat, 2004. Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah “herang caina beunang laukna” yang berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip saling menguntungkan. Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai­nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah “ulah unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan” yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasian antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah “sing katepi ku ati sing kahontal ku akal”, yang berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama. Jawa Barat dilihat dari aspek sumber daya manusia memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai Provinsi yang mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata 1, strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain BPS Jawa Barat, 2004.

4.2. Karakterisktik Ekonomi dan Ketimpangan Wilayah