Metode skalogram Analisis Perkembangan Aktivitas Pembangunan

68 dengan produk marjinal dari unit lahan tambahan. Dalam bentuk rumus ditulis sebagai berikut: VMP i = P o x MP i dimana: VMPi = nilai produk marjinal dari unit lahan ke-I Po = net price dari output setelah dikurangi biaya transportasi, dan MPi = produk marjinal dari unit lahan ke-I Fungsi VMP menyatakan kuantitas dari penggunaan lahan dalam produksi yang meningkat karena produk marjinal dari lahan turun seperti yang dinyatakan pada hukum penurunan produktivitas marjinal. Ketika VMP lebih besar dibandingkan dengan market rent untuk suatu unit lahan, pabrik akan menggunakan lebih banyak lahan yang mengakibatkan pada penurunannya MP dan VMP. Nilai VMP akan menurun hingga sama dengan rental rate.

2.4.3 Metode skalogram

Skalogram didasarkan pada analisis skalogram dan untuk yang lebih luas lagi pada Rasch analisis, keduanya digunakan untuk menilai apakah suatu kelompok barang dalam keadaan konsisten, dalam arti bahwa kesemuanya mengukur sesuatu yang sama Anonimous 1999. Jika semua barang tersebut mengukur sesuatu yang sama, maka barang-barang tersebut disebut unidimensional; yang didasarkan pada dimensi tunggal single dimension. Biasanya, titik awalnya adalah satu kelompok barang yang salah satunya tertarik karena percaya bahwa mengukur konstruksi psikologi inductive reasoning ability, assertiviness, irritability , .... Oleh karena itu, barang-barang tersebut dipertimbangkan sebagai suatu definisi operasional dari satu bangunan psikologis psychological construct. Untuk lebih jelas lagi, Harsono 2001 menyatakan bahwa metode ini digunakan untuk menentukan peringkat pemukiman atau wilayah dan kelembagaan atau fasilitas pelayanan, dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan hirarki wilayah. Analisis ini didasarkan pada pemikiran bahwa pada 69 umumnya semakin besar jumlah penduduk dan semakin banyak jumlah fasilitas serta jumlah jenis fasilitas pada suatu pusat pelayanan, maka semakin tinggi pula hirarki dari pusat pelayanan tersebut. Dengan analisis ini maka akan dapat diidentifikasi: 1 Pusat pelayanan dan daerah pelayanan pada tingkat yang berbeda; 2 Penentuan dari fasilitas infrastruktur pokok untuk memuaskan kebutuhan beragam sektor dari penduduk; dan 3 Pengintegrasian atau pengelompokan pelayanan pada tingkat yang berbeda dan penentuan dari keterkaitan atau jaringan jalan untuk mengembangkan aksesibilitas dan efisiensi. Menurut Budiharsono 2001, konsep pusat pelayanan berawal dari teori yang dikembangkan oleh: 1 Perroux tentang pusat pertumbuhan dan kutub pertumbuhan dalam ruang ekonomi; 2 Boudeville tentang kutub pertumbuhan dan pusat pertumbuhan dalam dimensi geografis; 3 Walter Christaller dan August Losch tentang ukuran, lokasi, distribusi, dan pengelompokkan kegiatan ekonomi; 4 Gunnar Myrdal tentang spread-backwash effects pertumbuhan ekonomi dalam tata ruang; 5 Hirschman tentang trickling down dan polarization effects suatu pertumbuhan ekonomi; 6 Hagerstestrand den Pottier tentang difusi inovasi dalam tata ruang dan sumbu-sumbu pertumbuhan; dan 7 Galpin dan Kolb tentang anatomi sosial dari masyarakat pertanian Roi dan Patil 1976. Budiharsono 2001 menyebutkan bahwa konsep pusat pelayanan mempunyai beberapa asumsi, yaitu: 1 Penduduk didistribusikan pada berbagai ukuran pemukiman; 2 Penduduk mempunyai kebutuhan biofisik sama baiknya dengan kebutuhan sosial ekonomi; 70 3 Penduduk menggunakan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk kebutuhannya; 4 Penduduk membentuk pemukiman dalam bentuk rumah, dusun kecil, desa, dan kota serta memutuskan untuk tingkal bersama selama sumberdaya mencukupi kebutuhan mereka; 5 Penduduk menggunakan sumberdaya untuk kebutuhan dasar yang dibatasi atau keinginan yang terbatas; 6 Penduduk berpindah ke tempat lain migrasi untuk mencari barang-barang- dan jasa yang tidak mereka dapati di pemukiman mereka.

2.4.4 Model sistem pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan