Analisis tingkat ketergantungan kawasan Dadap dan Kamal Muara

182

5.1.2 Analisis tingkat ketergantungan kawasan Dadap dan Kamal Muara

terhadap perikanan Untuk melihat seberapa jauh ketergantungan kawasan Dadap-Kamal Muara terhadap aktivitas perikanan, maka analisis data perikanan antara tahun 1999 sampai 2003, menunjukkan hasil sebagaimana tercantum pada Tabel 5.3 sampai dengan Tabel 5.10. Hasil analisis ketergantungan daerah perikanan dengan menggunakan WSA program dicantumkan dalam Lampiran 1. Tabel 5.3 Rasio jumlah nelayan terhadap total penduduk RN t t ti P N t RN ∑ = TAHUN RNt –DadapTangerang RNt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 1.3302.508.826 = 0,0005301 7231.105.270 = 0,0006541 2000 1.3302.632.460 = 0,0005052 7171.115.189 = 0,0006429 2001 1.3452.873.256 = 0,0004681 7171.134.253 = 0,0006321 2002 1.3513.056.423 = 0,0004420 7151.149.732 = 0,0006219 2003 1.3513.185.994 = 0,0004240 7151.169.785 = 0,0006112 RN t 0,0004739 0,0006324 Tabel 5.4 Rasio jumlah nelayan terhadap total tenaga kerja RMt t ti TK N t RM ∑ = TAHUN RMt –DadapTangerang RMt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 1.3301.254.413 = 0,00106026 723662.635 = 0,001091098 2000 1.3301.316.230 = 0,00101046 717557.595 = 0,001285879 2001 1.3451.436.628 = 0,00093622 717567.127 = 0,001264267 2002 1.3511.528.212 = 0,00088404 715574.866 = 0,001243768 2003 1.3511.592.997 = 0,00084809 715584.893 = 0,001222445 RM t 0,0009478 0,001221489 Tabel 5.5 Rasio jumlah hasil tangkapan ikan ∑ ∑ = tj ti PI PI t RPI TAHUN RPIt –DadapTangerang RPIt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 3.407.84411.619.400 = 0,293289154 256.08095.508.195 = 0,002681 2000 3.634.52816.896.000 = 0,215111742 285.20057.809.547 = 0,004933 2001 4.266.70417.725.900 = 0,240704505 548.06048.698.102 = 0,011250 2002 3.983.64916.854.250 = 0,236358722 539.50056.473.208 = 0,009553 2003 3.309.00016.834.000 = 0,196566531 529.55058.665.878 = 0,009063 RPI t 0,236406086 0,007496 183 Tabel 5.6 Rasio jumlah kapal ikan RK t TAHUN RKt –DadapTangerang RKt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 289910 = 0,317582 1.0913.442 = 0,316967 2000 289900 = 0,321111 1.0913.445 = 0,316691 2001 288908 = 0,317181 1.0943.450 = 0,317101 2002 288909 = 0,316832 1.0963.453 = 0,317505 2003 2881.903 = 0,151340 1.0973.456 = 0,317419 RK t 0,284092 0,3171366 Tabel 5.7. Rasio jumlah tenaga kerja sektor pengolahan hasil perikanan RTKP t ∑ ∑ = tm ti TK TKP t RTKP TAHUN RTKPt –DadapTangerang RTKPt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 221.254431 = 0,0000175378 30552.635 = 0,0000542854 2000 191.316.230 = 0,0000145322 30557.595 = 0,0000538025 2001 181.426.628 = 0,0000126172 27567127 = 0,0000476084 2002 161.528.212 = 0,0000469752 27574.866 = 0,0000469675 2003 161.592.997 = 0,0000439112 25584.893 = 0,0000427429 RTKP 0,00027114 0,000050319 Tabel 5.8 Rasio kontribusi sektor perikanan wilayah desa terhadap wilayah kabupatenkota KPI ti n PDBT PDBP ti i t KPI ∑ ∑ = TAHUN KPIt –DadapTangerang KPIt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 194.872.871 = 0,00000389914 12,80012.687.807 = 0,00000100884 2000 164.143.805 = 0,00000386119 39,09113.121.547 = 0,00000297915 2001 134.354.487 = 0,00000298543 71,19314.646.409 = 0,00000486078 2002 114.533.161 = 0,00000242656 62,09915.192.265 = 0,00000408754 2003 9,94.761.955 = 0,00000207898 73,89716.759.956 = 0,00000440914 KPI ti 0,000003049 0,000003468 ∑ ∑ = ti ti KI JK t RK 184 Tabel 5.9 Rasio kesempatan kerja sektor perikanan wilayah desa terhadap total jumlah penduduk wilayah kabupatenkota KPI ti t ti P KK t RKK ∑ = TAHUN RKKIt –DadapTangerang RKKIt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 32.508.826 = 11,9578e-7 31.105.270 = 2,7143e-6 2000 22.632.460 = 7,5975e-7 31.115.189 = 2,6901e-6 2001 22.873.256 = 6,9607e-7 31.134.253 = 2,6449e-6 2002 23.056.423 = 6,5436e-7 31.149.732 = 2,6093e-6 2003 23.185.994 = 6,2775e-7 31.169.785 = 2,5646e-6 RKK ti 7,8674e-7 2,6446e-6 Tabel 5.10 Rasio industri sektor perikanan wilayah desa terhadap jumlah penduduk wilayah kabupatenkota RI ti t ti P KK ti RI ∑ = TAHUN RIt –DadapTangerang RIt –Kamal MuaraJakarta Utara 1999 12.508.826 = 3,9859e-7 11.105.270 = 9,0476e-7 2000 12.632.460 = 3,7987e-7 11.115.189 = 8,9671e-7 2001 12.873.256 = 3,4804e-7 11.134.253 = 8,8164e-7 2002 13.056.423 = 3,2718e-7 11.149.732 = 8,6977e-7 2003 13.185.994 = 3,1384e-7 11.169.785 = 8,5486e-7 RI ti 3,53504e-7 8,81548e-7 Jika nilai-nilai variabel ketergantungan ekonomi tersebut dirata-ratakan untuk jangka waktu 5 tahun tersebut, maka diperoleh data input sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.11. Tabel 5.11 Hasil rataan variabel ketergantungan daerah penangkapan. Input data set VARIABEL DADAP KAMAL MUARA BOBOT RN 0,0004739 0,0006324 8 RM 0,0009478 0,001221489 8 RPI 0,236406086 0,007496 8 RK 0,284092 0,3171366 8 RTKP 0,00027114 0,000050319 8 KPI 0,000003049 0,000003468 8 RKK 7,87E-07 2,64E-06 2 RI 3,54E-07 8,82E-07 2 185 Dengan menggunakan multicriteria evaluation of alternatives maka dihasilkan perhitungan sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.12. Tabel 5.12 Hasil modifikasi dari input data rataan variabel ketergantungan daerah penangkapan. VARIABEL DADAP KAMAL MUARA BOBOT IDEAL BASAL MAX RN 0,0004739 0,0006324 0,15385 0,0006324 0,0004739 MAX RM 0,0009478 0,001221489 0,15385 0,001221489 0,0009478 MAX RPI 0,236406086 0,007496 0,15385 0,236406086 0,007496 MAX RK 0,284092 0,3171366 0,15385 0,3171366 0,284092 MAX RTKP 0,00027114 0,000050319 0,15385 0,00027114 0,000050319 MAX KPI 0,000003049 0,000003468 0,15385 0,000003468 0,000003049 MAX RKK 7,87E-07 2,64E-06 0,03846 2,6446E-06 7,8674E-07 MAX RI 3,54E-07 8,82E-07 0,03846 8,81548E-07 3,53504E-07 Setelah dilakukan pengolahan standarisasi data dengan normalisasi, diperoleh hasil sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.13. Tabel 5.13 Hasil normalisasi data berbagai variable ketergantungan perikanan daerah Dadap dan Kamal Muara dari tahun 1999-2003. VARIABEL DADAP KAMAL MUARA BOBOT IDEAL BASAL MAX RN 0,00000 1,00000 0,15385 0,0006324 0,0004739 MAX RM 0,00000 1,00000 0,15385 0,001221489 0,0009478 MAX RPI 1,00000 0,00000 0,15385 0,236406086 0,007496 MAX RK 0,00000 1,00000 0,15385 0,3171366 0,284092 MAX RTKP 1,00000 0,00000 0,15385 0,00027114 0,000050319 MAX KPI 0,00000 1,00000 0,15385 0,000003468 0,000003049 MAX RKK 0,00000 1,00000 0,03846 2,6446E-06 7,8674E-07 MAX RI 0,00000 1,00000 0,03846 8,81548E-07 3,53504E-07 Analisis multi kriteria dengan pemberian bobot antara 0-1 terhadap setiap variabel tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan daerah perikanan dari Desa Dadap lebih kecil dari pada Kelurahan Kamal Muara dengan nilai 0,30769 dan 0,69231. Sementara itu, lebih banyak variabel yang berpengaruh terhadap Kamal 186 Muara yaitu RN, RM, RK, RKK, dan RI jika dibandingkan dengan Dadap RPI dan RTKP. Dengan cara yang sama dilakukan analisis data per tahun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tahun 1999 sampai 2003, nilai ketergantungan kedua daerah tersebut menunjukkan adanya perubahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14 Hasil analisis data tahunan berbagai variable ketergantungan perikanan daerah Dadap dan Kamal Muara dari tahun 1999-2003. TAHUN LOKASI Dadap Kamal Muara 1999 0,46154 0,53846 2000 0,46154 0,53846 2001 0,34615 0,65385 2002 0,30769 0,69231 2003 0,19231 0,80769 Dari Tabel 5.14 terlihat bahwa nilai ketergantungan perikanan dari Desa Dadap berubah semakin kecil jika dibandingkan dengan Kelurahan Kamal Muara. Pada tahun 1999 dan 2000, nilai ketergantungan perikanan Desa Dadap sebesar 0,46154 sedangkan Kelurahan Kamal Muara sebesar 0,53846. Menurut Briguglio 1995 dalam Symes 2000, besaran nilai ini termasuk tipe ketergantungan sedang. Pada tahun 2001 dan 2002, status ketergantungan perikanan Desa Dadap bertambah kecil sedangkan sebaliknya Kelurahan Kamal Muara semakin besar dengan tipe ketergantungan sedang. Baru pada tahun 2003, sementara ketergantungan Desa Dadap terhadap perikanan semakin kecil, maka ketergantungan perikanan Kelurahan Kamal Muara semakin besar dan termasuk kelompok besar. Menurut Phillipson 2000, analisis ketergantungan perikanan dapat dilakukan secara lengkap dengan menghitung juga indeks sosial-demografis. Indeks sosial-demografis ini termasuk demografi {pertumbuhan dan struktur penduduk tingkat kenaikanpenurunan jumlah penduduk tahunan; rasio ketergantungan rasio penduduk dibawah usia kerjamanula terhadap populasi tenaga kerja; rasio gender; tingkat kelahiran dan kematian kasar; tingkat migrasi 187 bersih; densitas populasi, tingkat perceraian dan perkawinan}, perumahan {indeks pembangunan rumah baru; tingkat penghunian jumlah rata-rata orang yang tinggal dalam setiap ruangan; indeks keramah-tamahan amenity rata-rata jumlah mobil, jumlah rumah tangga tanpa kebutuan dasar; indeks kepemilikan proporsi antara rumah milik yang ditempati, disewakan, dll; kesehatan {harapan hidup, tingkat kematian bayi, indeks pemeliharaan kesehatan rata-rata jumlah rumahsakit, dokter gigi, dokter, dan jumlah tempat tidur di rumah sakit per populasi penduduk; serta pendidikan {tingkat pendidikan jumlah dan katagori pendidikan pada berbagai kualifikasi. Meskipun indeks ketergantungan perikanan dan indeks ketergantungan ekonomi diberi bobot yang lebih besar karena mempunyai relevansi langsung terhadap ketergantungan regional, meskipun masih dapat menjadi bahan perdebatan. Sulitnya mendapatkan data yang akurat menyebabkan indeks sosial-demografis ini tidak dapat dilakukan. Realita di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan pembangunan fisik infrastruktur di Desa Dadap antara lain bertambahnya areal pergudangan tampaknya juga berpengaruh terhadap status ketergantungan terhadap kegiatan perikanan. Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa TPI Dadap sudah tidak layak lagi sebagai tempat pendarat kapal ikan, jadi perlu dikonversi menjadi tempat lain yang sesuai dengan perkembangan program pembangunan di sekitarnya. 5.2 Analisis Struktur Komposisi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah, Pemusatan Aktivitas serta Distribusi dan Hierarki Pelayanan Fasilitas Sosial Aspek pengembangan wilayah di kawasan Dadap-Kamal Muara menunjukkan gambaran terjadinya pergeseran kemajuan dari arah Dadap ke Kamal Muara da n terus ke arah pusat Kota Jakarta Utara. Pergeseran ini tampak dari hasil analisis skalogram dan shift share. Pengembangan wilayah di kawasan penelitian berlangsung relatif cepat, khususnya di wilayah timur yang termasuk DKI Jakarta. Meskipun lebih lambat, gerak pembangunan fisik di wilayah Dadap juga lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah di sebelah baratnya. 188

5.2.1 Komposisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi wilayah