11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Saham
2.1.1.1 Pengertian Saham
Saham dalam bahasa Belanda disebut andeel, yang berarti andil, sero atau penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Dalam
Black’s Law Dictionary, 6
th
Edition, dijelaskan pemahaman mengenai saham share adalah : share means the unit into which the
proprietary in a corporation are divided dalam Sutedi, 2009:33. Dari dua defenisi tersebut dapat dilihat bahwa saham berkaitan erat
dengan pembentukan modal dan adanya badan hukum perusahaan. Saham stock atau share dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut Darmadji dan
Fakhruddin, 2006:6. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut, artinya jika
seseorang membeli saham suatu perusahaan berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah
saham yang dibeli.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.1.2 Jenis – jenis Saham
Terdapat berbagai jenis saham yang dikenal di bursa dan yang diperdagangkan, yaitu:
1. Saham Biasa Common Stock Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak
istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh
keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan jumlah saham
yang dimilikinya one share one vote. Pada likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan
setelah semua kewajiban dilunasi Anoraga dan Pakarti, 2006:54. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:10, karakteristik
saham biasa : a. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham satu saham satu suara atau one share one vote.
c. Memiliki hak terakhir junior dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi dibubarkan
setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain
sebesar proporsi sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
13
e. Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu preemptive right
2. Saham Preferen Preferred Stock Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak
untuk mendapatkan dividen danatau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, di samping
itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris. Saham preferen mempunyai ciri-ciri yang
merupakan gabungan dari utang dan modal sendiri debt and equity Anoraga dan Pakarti, 2006:55.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:10, karakteristik saham preferen :
a. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen. b. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi dibubarkan.
c. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara
tetap. d. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Universitas Sumatera Utara
14
3. Saham Treasuri Treasury Stock Saham treasuri treasury stock merupakan saham milik
perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai
treasuri yang nantinya dapat dijual kembali Jogiyanto, 2000:76. Alasan-alasan perusahaan emiten membeli kembali saham beredar
sebagai saham treasuri adalah sebagai berikut: a. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau
karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.
b. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.
c. Menambah jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.
d. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.
e. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan
perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat
hostile takeover.
Universitas Sumatera Utara
15
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8, dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk bearer stock, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. 2. Saham atas nama registered stock, merupakan saham dengan
nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8, ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi
pertumbuhan harga saham PE ratio.
Universitas Sumatera Utara
16
3. Saham pertumbuhan growth stock – well-known, yaitu saham- saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock lesser-
known, yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.
Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
4. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang
meskipun belum pasti. 5. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap
tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari consumer goods .
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.1.3 Manfaat Kepemilikan Saham