Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perekonomian dunia telah berkembang pesat, yang ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa. Hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa kondisi lingkungan ekonomi yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Untuk dapat lebih bersaing, maka perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan informasi keuangannya secara transparan kepada pihak internal maupun pihak eksternal sehingga akan lebih membantu dalam pengambilan keputusan. Pengungkapan informasi perusahaan terangkum dalam laporan keuangan. Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. FASB menyatakan: pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi baik investor yang sudah ada maupun investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional. Universitas Sumatera Utara 13 Pentingnya perbaikan sistem pelaporan keuangan dan disclosure dinyatakan oleh U.S. Securities and Exchange Commission SEC, bahwa peranan pelaporan keuangan dan disclosure adalah untuk mengkomunikasikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan bisnis termasuk keputusan Universitas Sumatera Utara 38 investasi oleh investor. Oleh karena itu informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu dan bernilai. Dimana misi utama SEC dalam peraturan mengenai fair disclosure adalah untuk memproteksi investor dan mempertahankan integritas pasar sekuritas. Perlunya komunikasi yang lebih baik antara investor dan pihak manajemen dapat membangun strategi-strategi disclosure guna mengurangi adanya asimetri informasi yang timbul dalam hubungan kedua pihak. Selain itu, pengungkapan perusahaan dalam laporan tahunan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran perusahaan, pasar saham yang terdaftar dan kantor akuntan publik. Ketiga faktor ini cukup menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan selain yang diwajibkan oleh BAPEPAM berdasarkan peraturan No X.K.6 Sumber pendanaan bagi perusahaan dapat berasal dari pihak internal maupun pihak eksternal. Pendanaan internal berupa laba yang didapatkan selama periode tertentu. Sedangkan pendanaan eksternal dapat berasal dari antara lain, kreditor dan investor. Dengan kondisi ekonomi seperti Indonesia pada saat ini, membuat pihak investor benar-benar berfikir matang sebelum melakukan investasi. Mereka benar benar memerlukan informasi-informasi dari pihak manajemen perusahaan yang dapat membantu mereka untuk memprediksi tingkat resiko dan pengembalian yang akan mereka terima dari investasi yang mereka lakukan. Di pihak manajemen, tingkat full disclosure yang tinggi membutuhkan cost yang tinggi bagi manajemen. Cost yang dimaksud adalah kerugian yang dialami akibat disclosure yang dilakukan. Seperti misalnya dengan adanya full Universitas Sumatera Utara 39 disclosure, menyebabkan timbulnya free riding. Free riding adalah masalah biaya yang dihadapi dikeluarkan oleh suatu organisasi, kelompok atau gerakan yang efektivitasnya tidak jelas tidak rasional sehingga beban organisasi menjadi tinggi tidak efisien, bahkan rasio manfaat dan biaya yang diperoleh pun menjadi tidak seimbang kecil. Bisa saja dengan adanya disclosure tersebut, strategi perusahaan tersebut akan di curi atau ditiru oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini sangat jelas merugikan pihak perusahaan. Hal ini yang menjadi dasar alasan perusahaan-perusahaan menutupi informasi perusahaan kepada para investor hingga menyebabkan asimetri informasi. Meskipun ada cost yang harus dibayar, manajemen perusahaan tetap mendisclose informasi-informasi bagi investor. Hal ini diakibatkan karena manajemen perusahaan berusaha untuk mendapatkan abnormal return keuntungan potensial dari disclosure yang tinggi, selain banyak menarik pihak investor juga mengurangi resiko estimasi dan asimetri informasi, dimana masing masing menunjukkan pengurangan biaya modal. Penelitian ini juga diperkuat oleh Botosan 1997, yang memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat voluntary disclosure dan biaya ekuitas perusahaan. Maksudnya bila tingkat voluntary disclosure tinggi maka biaya ekuitas rendah dan sebaliknya bila tingkat voluntary disclosure rendah maka biaya ekuitas perusahaan tinggi. Dalam merespon kebutuhan investor akan informasi-informasi dalam laporan keuangan, kebanyakan manajemen perusahaan berusaha untuk Universitas Sumatera Utara 40 memanipulasi laporan keuangan dengan berbagai cara agar pihak investor berusaha untuk memberikan pendanaan bagi perusahaan. Salah satunya dengan cara memperendah tingkat disclosure dari laporan keuangan mereka atau terdapat informasi - informasi yang disembunyikan atau tidak dipublikasikan untuk kepentingan mereka sehingga terjadi ketimpangan informasi dimana pihak manajemen perusahaan memiliki informasi lengkap dibanding pihak investor dan kreditor. Tingkat disclosure yang tinggi memberikan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan sehingga tingkat informasi asimetri rendah. Yunita 2003:35 menyatakan “tingkat informasi asimetri yang rendah mencerminkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan tersebut transparan atau tidak ada sesuatu hal yang signifikan yang disembunyikan dan direkayasa untuk kepentingan perusahaan”. Levinsohn 2001 dalam artikelnya yang berjudul “FASB Weighs the Value of Voluntary Disclosure”,menyatakan hal bahwa voluntary disclosure yang informatif dapat membantu para investor untuk memahami strategi perusahaan dan critical success factor, kerangka kerja yang mendasari manajemen membuat keputusan serta langkah langkah yang diambil perusahaan untuk memastikan kontinuitas hasil yangditargetkan. Selain itu, dalam laporannya yang berjudul “Improving Business Reporting: Insighting into Enhancing Voluntary Disclosures”, yang merupakan bagian kedua dari Business Reporting Research Project, FASB mengatakan bahwa dasar pemikiran dari proyek ini adalah pengungkapan yang lebih baik akan membuat proses alokasi modal lebih efisien Universitas Sumatera Utara 41 dan mengurangi biaya modal rata-rata. Tidak selamanya bahwa disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya modal. Hal yang sebaliknya dapat terjadi, ketika perusahaan ternyata mempunyai banyak “masalah”, maka dengan tingkat disclosure yang tinggi, semakin banyak informasi yang riskan akan diketahui oleh investor sehingga investor meminta return yang tinggi dan akibatnya tingkat biaya ekuitas yang harus ditanggung oleh perusahaan semakin tinggi. Financial Executive Institute juga menyatakan bahwa bila informasi yang dilaporkan dalam disclosure tersebut adalah ditujukan pada pedagang saham Stock Trader, maka hanya akan menambah ketidakstabilan harga saham, sehingga menaikkan risiko dan membawa biaya ekuitas yang lebih tinggi. Berbagai penelitian lain yang meneliti pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas dengan metode yang berbeda-beda dan pendekatan secara tidak langsung dilakukan oleh Siti Aisah 2004, Wiwik Utami 2005, Bayu Febrian 2007, Nei Hotma 2009 Penelitian ini dilakukan, pada industri manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan Industri manufaktur di Indonesia menarik untuk dicermati . Industri manufaktur pada tahun 2009 mengalami banyak hambatan, seperti pasar ekspor yang melemah, persaingan yang ketat di pasar domestik, harga bahan baku yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai. Akibatnya pada tiga kwartal pertama 2009 hampir semua sektor industri manufaktur merosot. Baik industri yang berorientasi ekspor maupun pasar dalam negeri, mengalami penurunan kinerja. Termasuk diantaranya industri otomotif Universitas Sumatera Utara 42 yang pada tahun 2008 merupakan sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan PDB tertinggi. Hanya beberapa sektor yang tetap tumbuh pesat yaitu sektor industri makanan dan minuman yang meningkat sekitar 15. Memasuki kwartal ke 4 tahun 2009 perekonomian dunia mulai membaik dan berdampak terhadap pemulihan industri manufaktur dan ekspor pun kembali meningkat. Pemberlakuan AC-FTA Asean-China Free Trade Area menjadi ancaman bagi beberapa sektor manufaktur kalau tidak diantispasi dengan baik oleh pelaku usaha di sektor itu dan oleh Pemerintah. Dengan keterpurukan yang sudah berlarut-larut pada industri baja, tekstil dan sepatu, maka tanpa penanganan yang benar dalam menjalankan pasar bebas industri tersebut bisa makin terpuruk. Namun secara umum AC-FTA juga bisa membawa dampak positif kepada sektor industri manufaktur lainnya yang membutuhkan bahan baku impor dari Cina. Dengan harga bahan baku yang lebih murah maka produk hilir bisa ditekan harganya sehingga daya beli masyarakat makin besar. Pada gilirannya hal ini akan berdampak positif kepada industri manufaktur pembuatnya. Sebenarnya keterpurukkan industri bukan hanya setelah ACFTA diberlakukan, namum sebelumnya industri tekstil, sepatu, dan baja sudah mulai terpuruk karena kurang bisa bersaing dibandingkan negara produsen lainnya di Asia. Maka penanganan dampak negatif ACFTA bisa dihindari jika industri tersebut melakukan pembenahan. Apabila pasar ekspor kembali sehat pada dan pasar domestik masih bisa tumbuh positif karena daya beli masyarakat yang masih Universitas Sumatera Utara 43 berkembang, maka pada tahun tahun kedepan diperkirakan sektor industri manufaktur bisa tumbuh sekitar 5. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti memilih perusahaan industri manufaktur sebagai sampel penelitian karena industri ini yang masih bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia maupun akibat gejolak perekonomian dunia. Tahun yang diamati adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas pada periode tersebut. Perbedaan penelitian ini jika dibandingkan dengan peneliti lain adalah data yang digunakan sebagai sampel dan penggunaan tahun dalam menguji dampak yang ditimbulkan dari adanya pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”

1.2 Perumusan masalah