Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dan siklus II mempunyai kesetaraan meskipun jika dilihat dari segi daya pembeda, soal siklus II memiliki daya pembeda yang lebih baik bila dibandingkan dengan soal siklus I. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean tahun ajaran 20162017. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Harmianto 2012: 72-73 yang menyebutkan bahwa salah satu kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament adalah membuat interaksi antarsiswa maupun interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih hidup dan tidak membosankan. Selain itu, implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan tertentu.

D. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 20162017 memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya berfokus pada materi pokok Pemakaian Biaya Tenaga Kerja dan Pemakaian Biaya Overhead Pabrik untuk mengukur Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi siswa. Penelitian ini tidak mencakup seluruh materi pokok dalam Standar Kompetensi Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk. 2. Kriteria indikator Aktivitas Belajar Akuntansi yang digunakan sebagai pedoman observasi masih berdasarkan judgement semata. Hal ini dikarenakan belum ada teori yang mengemukakan secara jelas dan rinci mengenai kriteria dari setiap indikator Aktivitas Belajar Akuntansi yang diukur. 3. Pihak yang menjadi observer pada siklus I dan II adalah orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan pada siklus II, 3 orang yang menjadi observer pada siklus I berhalangan hadir sehingga peneliti mencari observer lain sebanyak 2 orang untuk mengamati Aktivitas Belajar Akuntansi pada siklus II. 4. Pada siklus II, ada 5 orang siswa yang berhalangan mengikuti pelajaran sehingga untuk kelima siswa tersebut tidak dapat diketahui peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansinya. 5. Penelitian ini hanya mengukur Hasil Belajar Akuntansi ranah kognitif. Oleh sebab itu, Hasil Belajar Akuntansi ranah afektif dan psikomotorik tidak dijabarkan dalam penelitian ini. 6. Jumlah siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan pada saat kegiatan diskusi dan tanya jawab berlangsung dibatasi 1 orang tiap kelompok. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang disediakan untuk kegiatan diskusi, yaitu 10 menit pada siklus I dan 15 menit pada siklus II. Oleh sebab itu, tidak semua siswa memiliki kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. 7. Jumlah pertemuan dalam setiap siklus hanya satu kali pertemuan 2 x 45 menit sehingga proses pembelajaran kurang optimal karena keterbatasan waktu. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan langkah- langkah yang telah ditetapkan. 8. Pada siklus II, ada 4 orang anak yang bermain dua kali dalam turnamen. Hal ini bertentangan dengan ketentuan permainan, di mana satu orang anak hanya berkesempatan bermain satu kali dalam setiap turnamen. Hal ini dikarenakan pada siklus II ada 5 orang anak yang berhalangan hadir sehingga ada 4 kelompok yang hanya beranggotakan 3 orang sehingga pemain 1 harus bermain kembali pada turnamen keempat. Selain itu, pada siklus I, pada saat turnamen seharusnya setiap kelompok hanya mengirimkan 1 orang perwakilan untuk bermain dalam tunamen. Namun demikian, karena kelompok 8 beranggotakan 5 orang, maka pada tunamen keempat kelompok 8 diwakili oleh dua orang pemain. 9. Pada siklus II terdapat perubahan pembagian kelompok turnamen secara spontan mengingat ada 5 orang anak yang berhalangan hadir sehingga dalam perubahan pembagian kelompok tersebut peneliti kurang memperhatikan komposisi kemampuan akademik siswa. 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi siswa kelas XI akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean tahun ajaran 20162017. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi dan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh skor Aktivitas Belajar Akuntansi ≥ 75 dari siklus I ke siklus II. Skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi meningkat dari siklus I sebesar 67,30 menjadi 90,92 pada siklus II, atau meningkat sebesar 23,62 atau 35,10. Jumlah siswa yang memperoleh skor Aktivitas Belajar Akuntansi ≥ 75 meningkat dari siklus I sebanyak 7 siswa 21,21 menjadi 28 siswa 100 pada siklus II atau meningkat sebesar 78,79. 2. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean tahun ajaran 20162017. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata Hasil Belajar Akuntansi dan peningkatan ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi dari siklus I ke siklus II. Rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pada pre test siklus I sebesar 45,82