81
3. Program-Program Sekolah dalam Meningkatkan Kultur Sekolah
Program-program sekolah yang telah dilaksanakan oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah dalam rangka untuk meningkatkan kultur
sekolah yang sudah ditanamankan di sekolah tersebut. Adapun program- program dari SMA Negeri 5 Yogyakarta:
1 Jumat Bersih
Program Jumat bersih di sekolah ini telah dilaksanakan sebagai proses pembudayaan nilai-nilai kebersihan di lingkungan sekolah.
Kegiatan ini sudah dilaksanakan oleh guru dan karyawan SMA Negeri 5 Yogyakarta secara bersama-sama, untuk program Jumat bersih ini
hanya dilakukan oleh para guru dan karyawan dengan menyisir lokasi- lokasi yang sekiranya perlu untuk dibersihkan. Kegiatan ini
dikomando oleh guru itu sendiri dengan bersama-sama merapihkan dan membersihan barang-barang yang sekira sudah tidak terpakai lagi.
Program ini dilakukan seminggu sekali secara rutin sehingga membuat lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta menjadi bersih, ini
dapat dilihat dari ruangan tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang bimbingan konseling terlihat bersih dan warga sekolah
membiasakan untuk menanamkan nilai-nilai kebersihan pada setiap ruangannya
masing-masing.
82
2 SEMUTLIS Sepuluh Menit untuk Lingkungan Sekolah
Program ini dilaksanakan oleh siswa-siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai proses pembudayaan nilai-nilai kebersihan
terutama dalam kelasnya masing-masing, kegiatan ini di pandu oleh wali kelas untuk memantau siswa-siswa saat membersihkan kelas
secara bersama-sama. Kegiatan dikelas ini pun sudah didukung oleh sekolahan dengan memberikan satu paket alat kebersihan yang terdiri
dari sapu, kemoceng dan alat kebersihan lainnya. Siswa SMA negeri 5 Yogyakarta pun memiliki inisiatif untuk menambah alat kebersihan di
kelasnya masing-masing, misalkan dengan menambah serok dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswa SMA Negeri 5
Yogyakarta sudah
menggambarkan adanya
kemauan untuk
menanamkan proses pembudayaan niai kebersihan terutama pada kelasnya masing-masing.
Untuk tindak lanjut dari program SEMUTLIS ini sekolah telah mengadakan lomba kebersihan antar kelas untuk menggiatkan para
siswa membudayakan nilai kebersihan. Fasilitas tempat sampah sudah disediakan oleh guru di setiap ruangan kelas untuk memudahkan
siswa membuang sampah. Hal-hal kecil lainnya seperti tidak membiasakan membuang sampah di laci pun sudah disadari oleh para
siswa sehingga kebiasaan-kebiasaan kecil tersebut akan dengan mudah menerapkan budaya kebersihan di lingkungan sekolah
terutama di
SMA Negeri
5 Yogyakarta.
83 Selain kegiatan Jumat bersih dan SEMUTLIS kegiatan
membersihkan lingkungan bersama-sama juga dilakukan oleh semua warga sekolah ketika akan menghadapi Ujian Sekolah, Ujian
Nasional, UKK dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama oleh guru, karyawan dan siswa.
Tindakan selanjutnya dari pihak sekolah untuk mengontrol budaya kebersihan dengan kegiatan tersebut adalah saat siswa
berkegiatan membersihkan ruang kelas dipandu oleh wali kelasnya masing-masing, dengan meningatkan untuk melihat lingkungan kelas
terlebih dahulu apakah ada yang perlu dibersihkan atau tidak. Sedangkan untuk lingkungan sekolah guru dan karyawan pun saling
mengingatkan satu sama lain ketika ada ruangan yang harus dibersihkan, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh wakil kepala bagian
saran dan prasarana dengan cara berkeliling lingkungan sekolah untuk mengontrol apakah ada barang yang rusak, barang yang perlu
dibersihkan, atau perlu diganti dengan barang yang baru.
3 Buku Tata Tertib
Buku tata tertib sekolah merupakan salah satu program untuk menerapkan nilai-nilai budaya kedisiplinan di SMA Negeri 5
Yogyakarta yang dibuatsecara tegas dan jelas oleh pihak sekolah. Melalui buku tata tertib sekolah diharapkan dapat mengenalkan
kepada siswa tentang nilai-nilai kedisiplinan yang diterapkan di
84 lingkungan sekolah. Budaya disiplin di sekolah ini yang terlihat
adalah adanya program atau kegiatan yang menggiatkan siswa untuk memiliki sikap disiplin yang tinggi. Contohnya saja pelanggaran
tentang keterlambatan masuk jam pertama sudah dikenai point 2 , terlambat masuk jam pertama lebih dari sepuluh menit setelah bel
berbunyi dikenai point 3, terlambat masuk ketika pergantian jam pelajaran dikenai point 3 dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut
yang membentuk siswa untuk mempunyai sikap kedisiplinan yang tinggi.
SMA Negeri 5 Yogyakata mempunyai rutinitas sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar diadakannya kegiatan tadarus
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.10 WIB setelah bel pertama, jika ada kegiatan Pendalaman
Materi maka akan masuk pada bel pertama pada pukul 06.25 WIB. Siswa-siswa yang datang kesekolah lebih dari waktu tersebut akan
menunggu diluar gerbang sampai kegiatan membaca tadarus dan menyanyikan lagu Indonesia Raya selesai. Setelah memasuki gerbang
sekolah siswa akan menuliskan nama pada buku terlambat yang sudah disipakan
oleh guru
BK.
85
4 Pemberian Reward
Program yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai proses pembudayaan nilai gemar membaca pada siswa dan
guru adalah dengan memberikan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai di sekolah. Kondisi perpustakaan di SMA Negeri 5
Yogyakarta tergolong sudah cukup baik dan lengkap, suasana di dalam perpustakaan sudah cukup nyaman dan bersih.
Perpustakaan sudah mengupayakan memberikan pelayanan maksimal bagi para siswa dan juga guru serta karyawan, dengan
memberikan reward dengan kategorinya adalah sering berkunjung dan sering meminjam. Pemberian reward ini juga termasuk kepada
bapak dan ibu guru.Kegiatan ini dilakukan setiap akhir tahun pelajaran dan akan di umumkan pada waktu upacara.
Pihak perpustakaan menyampaikan hambatan-hambatan yang dialami adalah meningkatkan kemauan siswa untuk membaca,
namun dengan strategi-strategi yang dilaksanakan oleh perpustakaan adalah dengan menambah buku-buku populer yang sedang disenangi
siswa akan dapat meningkatkan minat membaca pada siswa. Nilai gemar membaca di sekolah ini tidak hanya dimiliki oleh
siswa, namun juga pada guru dan karyawan yang terlihat berkunjung ke perpustakan untuk meminjam buku ataupun hanya untuk
membaca koran, hal ini terlihat pada minat membaca tidak hanya
86 pada siswa namun juga guru dan karyawan dapat menjadi teladan
yang baik pagi para siswanya.
5 Kegiatan Extrakurikuler Religius
SMA Negeri 5 Yogyakarta mempunyai predikat sebagai sekolah berbasis afeksi atau berbasis religius. Predikat ini didapatkan oleh SMA
Negeri 5 Yogyakarta pada tahun 2011. Pendidikan agama yang penilaiannya itu berdasarkan tidak hanya kognitif saja tetapi juga sikap
afeksi. Program
extrakurikuler ini
dilaksanakan sebagai
proses pembudayaan nilai religius dengan adanya kegiatan sholat dhuha, sholat
dhuhur bersama, tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar, untuk kegiatan non akademiknya SMA Negeri 5 Yogyakarta mempunyai
kegiatan yang mendukung seperti adanya Seni Baca Quran, Nasyid dan Rohis. yang banyak menorehkan prestasi pada bidang tersebut
contohnya saja pada tahun 2012 juara I diperoleh oleh M. Muhaimin untuk lomba Ayyamul Quran, Juara II oleh Eva Maulida untuk lomba
Ayyamul Quran dan Juara III oleh Fahma Roswita untuk lomba Ayyamul Quran, Juara I oleh Iqbal Saimima untuk lomba MTQ dan
sebagainya. Prestasi yang didapatkan oleh siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta
dalam pembudayaan nilai religius sudah memperlihatkan bahwa tingkat nilai religius di sekolah ini sudah terlasana dengan lancar.
87 Tidak hanya pada kegiatan kademik dan non akademik. Kegiatan di
luar lingkungan sekolah pun tetap dibudayakan, contohnya saja adanyanya kegiatan pengajian yang dilakukan oleh para guru,
karyawan dan purna sehingga dalam kegiatan pengajian tersebut dapat mempererat silaturahmi dengan para guru sebelumnya. Kegaitan
pengajian juga diadakan pada siswa, kegiatan pengajian ini dilakukan dirumah siswa secara bergilir dilakukan selama setahun dua kali
minimal saat diadakannya Ujian Sekolah. Selain pengajian setiap hari Jumat diadakannya mentoring dan kegiatan Bina Iman Taqwa yang
dilakukan setahun selama empat kali. SMA Negeri 5 Yogyakarta mempunyai siswa yang beragama
Islam, Kristen dan Katolik hal ini tidak menjadikan warga sekolah menjadi acuh namun sebaliknya lingkungan di sekolah ini menjadi
saling tenggang rasa terhadap sesamanya. Untuk memfasilitasi selain agama Islam, pihak sekolah telah menyiapkan ruang kelas yang
digunkaan untuk siswa Kristen dan Katolik. Ruangan ini dipisah menjadi dua namun letaknya bersebelahan. Ruangan ini digunakan
pada saat siswa beragama Islam melakukan tadarus maka siswa yang beragma Kristen dan Katolik berada di ruangnya masing-masing
untuk mendalami kitab suci mereka dengan didampingi oleh guru agama yang bersangkutan.
SMA Negeri 5 Yogyakarta tidak membeda-bedakan fasilitas untuk para siswanya, pihak sekolah telah berusaha untuk menanamkan
88 nilai religius dengan sebaik mungkin untuk membentuk akhlak yang
mulia. Hal ini sudah disampaikan oleh Ibu Sri Suyatmi sebagai wakil kepala kurikulum dalam menjalankan tugas sebagai guru harus
dilaksanakan dengan ikhlas karena dengan ikhlas semua akan berjalan dengan baik dan lancar.
6 Pagi Simpati
Program pagi simpati di laksanakan sebagai proses pembudayaan nilai religius, dengan adanya program pagi simpati warga sekolah
senantiasa akan berjabat tangan dan saling mengucapkan salam. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 06.20 hingga bel masuk. Program
pagi simpati ini dilakukan secara bergantian oleh guru piket yang berjaga. Kegiatan ini dilakukan di depan ruang loby sekolah dengan
menyambut para siswa dan siswi yang datang ke sekolah dengan ramah. Guru yang berjaga pada pagi simpati ini biasanya juga melibatkan guru
bimbingan konseling untuk mengawasi siswa yang datang terlambat dan mengingatkan jika ada siswa yang berpakaian kurang rapi ke
sekolah.
7 Lomba Akademik dan Non Akademik
Kegiatan lomba akademik dan non akademik ini diselenggarakan sebagai proses pembudayaan nilai berprestasi di SMA Negeri 5
Yogyakarta. Budaya prestasi di sekolah ini patut dibanggakan karena banyak siswa-siswa yang mendapatkan prestasi dalam berbagai bidang
tidak hanya dalam akademik tapi juga dalam bidang non akademik.
89 Pihak sekolah telah memfasilitasi siswa dengan berbagai macam sarana
dan prasarana yang menunjang, dalam bidang akademik pihak sekolah mempunyai kegiatan selain kegiatan belajar mengajar yang dimulai
pada pukul 07.10 WIB, namun juga adanya kegiatan Pendalaman Materi untuk kelas XI dan XII yang dimulai pada pukul 06.25,
pendalaman materi ini diberikan sebagai bahan untuk mengingatkan siswa kembali pada materi yang sebelumnya. Pihak sekolah sering
mengikutkan siswa-siswanya pada ajang lomba-loma olimpiade yang diadakan oleh Dinas Pendidikan maupun lembaga lainnya, dengan
begitu siswa menjadi lebih semangat untuk mencapai prestasi dalam bidang akademik.
Dalam bidang lainnya nilai prestasi non akademik pihak sekolah telah memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut ini : Palang
Merah Remaja PMR, Tata Boga, Sablon, Seni Tari, Footsal, Teater, Bola Voli, Bola Basket, Bulu Tangkis, Taekwondo, Tonti, Paduan
Suara, KIR, Seni Baca Alquran, Debat Bahasa Inggris, Puspala, Jurnalistik, Pencak Silat, Nasyid, Bahasa Jepang dan Robotika.
Kegiatan ekstrakurikuler ini digunakan sebagai wadah untuk menmapung minat dan bakat siswa dalam bidang olahraga dan seni,
sehingga siswa dapat memilih sesuai dengan keinginannya. Nilai prestasi yang di dapatkan siswa-siswanya SMA Negri 5
Yogyakarta sangat bervariasi dilihat dari piala-piala yang berjejeran di depan loby sekolah, perpustakaan dan ada beberapa di ruang BK. Nilai
90 berprestasi pun telah mendapatkan perhatian dari pihak sekolah dengan
baik, ini sesuai dengan bentuk penghargaan yang tercantum dalam tata tertib sekolah Bab XI pasal 27.
Budaya memberikan penghargaan pada siswa berprestasi merupakan salah satu tindakan untuk meningkatkan budaya prestasi di
sekolah tersebut. Artifak yang terlihat di lingkungan sekolah cenderung ke arah positif namun untuk budaya perilaku masih ada beberapa yang
perlu ditingkatkan kembali. Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa
budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta memiliki daya saing yang cukup tinggi, dengan adanya piala-piala dan piagam yang diterima
oleh siswa memperlihatkan bahwa adanya rasa bangga yang dimiliki oleh pihak sekolah kepada siswa yang berprestasi.
C. Pembahasan