90 berprestasi pun telah mendapatkan perhatian dari pihak sekolah dengan
baik, ini sesuai dengan bentuk penghargaan yang tercantum dalam tata tertib sekolah Bab XI pasal 27.
Budaya memberikan penghargaan pada siswa berprestasi merupakan salah satu tindakan untuk meningkatkan budaya prestasi di
sekolah tersebut. Artifak yang terlihat di lingkungan sekolah cenderung ke arah positif namun untuk budaya perilaku masih ada beberapa yang
perlu ditingkatkan kembali. Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa
budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta memiliki daya saing yang cukup tinggi, dengan adanya piala-piala dan piagam yang diterima
oleh siswa memperlihatkan bahwa adanya rasa bangga yang dimiliki oleh pihak sekolah kepada siswa yang berprestasi.
C. Pembahasan
Kultur sekolah merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sekolah. Hal ini di sampaikan oleh Deal
Peterson 2011 dalam hasil penelitian Ariefa Efianingrum 2013: 21 bahwa budaya sekolah adalah kesatuan dari norma-norma, nilai-nilai-nilai,
dan keyakinan, ritual dan upacara-upacara, simbol-simbol dan cerita yang membentuk kepribadian sekolah. Hal ini juga dimiliki oleh SMA Negeri 5
Yogyakarta sebagai salah satu sekolah favorit di kota Yogyakarta dalam
91 menyelenggarakan proses pembudayaan nilai-nilai dan keyakinan yang
dianutnya didukung dengan program-program unggulan sekolah. Kultur fisik yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta berada di
lokasi yang startegis dan memiliki lahan sekolah yang luas. Kondisi kultur fisik di sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang telah memadai,
antara lain adanya halaman luar yang meliputi gerbang sekolah yang nampak megah. Pada halaman ini terdapat pos satpam yang selalu ada
penjaganya, meskipun pos satpam ini terlihat kecil namun terpelihara, nilai keindahan pada halaman ini terlihat dengan adanya kolam ikan kecil yang
berisikan beberapa ikan koi didalamnya. Parkiran sepeda siswa terdapat di sisi sebelah kiri dari kolam ikan.
Meskipun lahan untuk parkiran sepeda kecil, namun sepeda tertata dengan rapi. Parkiran motor siswa terdapat di sisi sebelah kiri dari gerbang
sekolah. Dalam parkiran ini terdapat beberapa pepohonan rindang yang membuat halaman sekolah menjadi sejuk dan melindungi kendaraan siswa
dari terik sinar matahari. Parkiran siswa yang terdapat di halaman ini sudah terlihat rapi. Ini menggambarkan nilai-nilai kerapihan dan nilai
kedisiplinan sudah dibiasakan pada warga sekolah. Proses pembudayaan nilai-nilai kebersihan sudah terlihat pada halaman ini dengan adanya
penempatan tempat sampah di sudut sekolah yang dapat memudahkan siswa
untuk membuang
sampah.
92 Adapun ruangan yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta antara
lain: ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang bimbingan konseling, ruang kelas dan ruang perpustakaan yang sudah terlihat rapi
dan bersih. Ruangan penunjang seperti UKS, koperasi, kantin, ruang religius, lapangan, ruang OSIS juga melengkapi sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah ini dengan keadaan yang terawat dan bersih. Ini menggambarkan bahwa nilai-nilai kebersihan sudah dibiasakan pada
keseharian warga sekolah dalam menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh sekolah.
Disamping memiliki kultur fisik, SMA Negeri 5 Yogyakarta juga memiliki kultur non fisik berupa nilai-nilai yang diyakini dan
diimplementasikan yaitu adanya proses pembudayaan nilai-nilai kebersihan, nilai kedisiplinan, nilai religius, nilai berprestasi, dan nilai
gemar membaca. Proses pembudayaan nilai kebersihan di sekolah ini telah
membiasakan warga sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya, dengan adanya fasilitastempat sampah,dapat mempermudah warga sekolah
untuk membuang sampah. Tanggung jawab diberikan kepada semua warga sekolah untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan
nyaman bagi penggunanya. Proses pengontrolan nilai kebersihan pada siswa dilakukan oleh wali
kelas atau guru mata pelajaran saat siswa membersihkan ruangan kelasnya
93 masing-masing. Begitupun juga pada ruangan guru dan lainnya, para
karyawan dan guru saling mengingatkan satu sama lain untuk saling bekerja sama dalam membersihkan ruangan.
Proses pembudayaan
nilai-nilai kedisiplinan
telah menjadi
kesepakatan bersama untuk diterapkan di lingkungan sekolah. SMA Negeri 5 Yogyakarta telah memberitahukan tata tertib sekolah kepada
siswa sejak awal memasuki lingkungan sekolah dengan tujuan untuk mengenalkan tata tertib sekolah yang berisikan sanksi pelanggaran beserta
pointnya. Taat peraturan telah di upayakan oleh guru dengan cara pendekatan kepada siswanya dengan cara mengingatkan, menegur dan
memberi sanksi kepada yang melanggarnya. Proses pengontrolan nilai kedisiplinan di pantau oleh buku
keterlambatan yang dibawa oleh guru bimbingan konseling. Buku ini mencatat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Tindakan selanjutnya
dalam pengontrolan nilai kedisiplinan ini akan di hitung sesuai point yang diterima oleh pelanggar tata tertib.
Proses pembudayaan nilai gemar membaca difasilitasi oleh sekolah dengan adanya perpustakaan yang memiliki fasilitas cukup lengkap.
Perpustakaan ini mengupayakan kepada siswanya untuk mempunyai ketertarikan dalam hal membaca. Perpustakaan sudah berusaha
mengoptimalkan fasilitas dengan menambah koleksi buku yang diminati oleh siswanya. Nilai gemar membaca pun juga sudah dimiliki oleh guru
94 yang masih dapat terlihat meminjam dan membaca koran di ruang
perpustakaan. Untuk menarik minat membaca siswa, perpustakaan mengadakan pemberian reward kepada siswa dan guru dengan kategori
sering meminjam dan sering berkunjung di perpustakaan yang akan di umumkan pada saat upacara berlangsung.
Proses pembudayaan nilai religius di lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang berhubungan
dengan keagamaan. Nilai religius ditanamkan kepada siswa melalui kebiasaan seperti membaca tadarus sebelum dimulai proses pembelajaran
bagi sisw ayang beragama Islam, sedangkan bagi siswa yang non muslim mereka diarahkan untuk menuju ruang religius yang akan di dampingi oleh
guru agama yang bersangkutan. Fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan religius diantaranya adalah Masjid bagi siswa muslim
dan ruang religius bagi masing-masing siswa Katolik dan Kristen. Sekolah telah mengupayakan kegiatan yang menunjung nilai religius
dilingkungan sekolah. Seperti adanya kegiatan extrakurikuler religius, pengajian guru dan siswa, dan kegiatan kerohanian lainnya. Proses
pembudayaan nilai religius tersebut diharapkan dapat menambah keimanan pada warga sekolah SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Proses pembudayaan nilai-nilai berprestasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta dengan cara mengikutkan siswa dan siswinya dalam
perlombaan antar sekolah, perlombaan yang diadakan lembaga, hingga
95 olimpiade. SMA Negeri 5 Yogyakarta telah mengupayakan berbagai cara
untuk memotivasi siswa yang berprestasi dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan bakatnya. Sekolah telah memfasilitasi bagi siswa yang
mengikuti perlombaan, seperti adanya pendampingan khusus dari guru yang bersangkutan.
Warga SMA Negeri 5 Yogyakarta mempunyai rasa bangga terhadap sekolah. Rasa bangga tersebut terlihat dalam hasil wawancara yang telah
dilakukan kepada warga sekolah. Lingkungan sekolah yang kondusif dan hubungan interaksi yang baik membuat sekolah ini terasa nyaman dan
mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat. Nilai berprestasi tidak hanya dimiliki oleh para siswa saja, namun
juga guru di SMA Negeri 5 Yogyakarta telah membuktikan bahwa guru juga harus menjadi teladan bagi para siswa dan siswinya. Melihat berbagai
macam piala yang telah di dapatkan SMA Negeri 5 Yogyakarta ini menggambarkan bahwa siswa mempunyai kemauan tinggi untuk
berlomba-lomba dalam meraih prestasi sesuai dengan bidang yang diminatinya.
Program-program yang
mendukung terselenggaranya
proses pembudayaan nilai-nilai dan keyakinan di SMA Negeri 5 Yogyakarta
adalah program Jumat bersih, program ini merupakan proses pembudayaan nilai kebersihan yang dilakukan khusus bagi para guru dan
karyawan. Kegiatan ini membersihkan area lingkungan sekolah yang
96 sekiranya perlu untuk dibersihkan. Kegiatan ini menghasilkan adanya
kerjasama antara guru dengan karyawan tata usaha untuk bersama- samameningkatkan nilai kebersihan baik di ruangannya masing-masing
dan di lingkungan sekolah. Program untuk pembudayaan nilai kebersihan selanjutnya adalah
adanya program SEMUTLIS Sepuluh Menit untuk Lingkungan Sekolah kegiatan ini khusus dilakukan oleh para siswa dengan membersihkan
ruangan kelasnya masing-masing. Kegiatan ini di pantau langsung oleh guru mata pelajaran atau wali kelas. Siswa dibiasakan untuk menanamkan
nilai-nilai kebersihan dan nilai kerapihan di ruangannya masing-masing, sehingga membuat siswa dan guru merasa nyaman ketika dalam proses
belajar mengajar berlangsung. Program pengadaan buku tata tertib sekolah,buku ini dibuat sebagai
proses pembudayaan nilai kedisiplinan di lingkungan sekolah. Buku ini memuat tentang peraturan sekolah dilengkapi dengan sanksi bagi yang
melanggarnya. Buku tata tertib sekolah sudah di sosialisasikan dengan baik kepada warga sekolah, sehingga mereka mengetahui apa saja yang
menjadi pokok penting dalam menjaga tata tertib di lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Program pemberian reward yang di selenggarakan oleh pihak sekolah merupakan proses pembudayaan nilai gemar membaca di
lingkungan sekolah. Kegiatan ini memberikan motivasi bagi para siswa
97 dan guru untuk menumbuhkan minat baca dan mengunjungi perpustakaan
dengan memberikan reward dengan kategori sering meminjam dan sering berkunjung. Pihak perpustakaan sudah berusaha untuk menumbuhkan
minat baca warga sekolah dengan menambah koleksi buku yang sedang diminati oleh siswa.
Program extrakurikuler religius di selenggarakan sebagai upaya proses pembudayaan nilai religius di lingkungan sekolah. Kegiatan
religius ini telah menorehkan prestasi dalam berbagai bidang seperti dalam perlombaan MTQ. Kegiatan religius sangat terasa ketika kita memasuki
lingkungan SMA Negeri 5 Yogyakarta, dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti tadarus, seni baca Qu
r’an, mentoring dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah keimanan bagi
siswa yang menganutnya. Berbagai fasilitas untuk kegiatan keagamaan sudah di maksimalkan oleh pihak sekolah, dengan adanya masjid dan
ruang religius diharapkan dapat membuat siswa menjadi nyaman dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
Program unggulan selanjutnya yaitu adanya kegiatan lomba akademik dan non akademik. Kegiatan ini diseleggarakan sebagai proses
pembudayaan nilai prestasi di lingkungan sekolah. Kegiatan ini diikutsertakan kepada siswa-siswanya dengan mengikutkan lomba-lomba
olimpiade yang sesuai dengan bakat dan minat dalam berbagai bidang akademik maupun non akademik.Program ini didukung penuh oleh pihak
98 sekolah, dengan adanya pendampingan khusus dari guru yang
bersangkutan kepada siswa yang mengikuti perlombaan.
D. Keterbatasan Penelitian