Karakteristik Kultur Sekolah Tinjauan Pustaka 1. Kebijakan Pendidikan

22 kultural, masing-masing dalam kaitannya dengan “kualitas, moralitas, dan multikulturalitas ”. Artifak terkait kultur positif terdiri dari; 1 Ada ambisi untuk meraih prestasi, pemberian penghargaan pada yang berprestasi; 2 Hidup semangat menegakan sportivitas, jujur, mengakui keunggulan pihak lain; 3 Saling menghargai perbedaan; 4 Trust saling percaya. Artifak terkait kultur negatif antara lain yaitu; 1 Banyak jam kosong, dan absen dari tugas. 2 terlalu pesimis terhadap pelanggaran nilai- nilai moral; 3 adanya friksi yang mengarah pada perpecahan, terbentuknya kelompok yang saling menjatuhkan; 4 penekanan pada nilai pelajaran bukan pada kemampuan; 5 artifak yang netral muatan kultural; 6 kegiatan arisan sekolah, jumlah fasilitas sekolah dan sebagainya Farida Hanum, 2013 :206.

c. Karakteristik Kultur Sekolah

Kultur sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat,dinamis atau aktif, positif dan profesional. Menurut Jumadi 2006: 6 keberhasilan pengembangan kultur sekolah dapat dilihat dari tanda-tanda atau indikator sesuai fokus yang dikembangkan. Beberapa indikator yang dapat dilihat antara lain : adanya rasa kebersamaan dan hubungan yang sinergis diantara warga sekolah, berkurangnya pelanggaraan disiplin, adanya 23 motivasi untuk berprestasi, adanya semangat dan kegairahan dalam menjalankan tugas, dan sebagainya. Kultur sekolah terbagi menjadi dua yaitu kultur sekolah yang positif dan kultur sekolah negatif. Kultur sekolah positif adalah yang membantu perbaikan mutu sekolah dan mutu kehidupan, seperti memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif, positif dan professional. Kultur yang bersifat positif harus diperkuat. Kultur sekolah yang sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi dan akan mampu terus berkembang. Oleh karena itu kultur sekolah yang positif ini perlu dikembangkan Depdiknas, 2002: 8. Sifat dinamika kultur sekolah tidak hanya diakibatkan oleh dampak keterkaitan kultur sekolah dengan kultur sekitarnya, melainkan juga natara lapisan-lapisan kultur tersebut. Dinamika kultur sekolah dapat saja menghadirkan konflik dan jika ditangani dengan bijak dan sehat dapat membawa perubahan positif. Langkah-langkah membentuk kultur sekolah yang positif menurut Farida Hanum 2013: 202 adalah 1 mengamati dan membaca kultur sekolah yang kini ada, melacak historinya dan masalah apa saja yang timbul oleh keberadaan kultur sekolah tersebut; 2 mengembangkan sistem asesmen kultur sekolah 24 sejalan dengan tujuan perbaikan sekolah yang diinginkan; 3 melakukan kegiatan assesmen sekolah guna mendiagnosis permasalahan yang ada dan tindakan kultural yang dapat dilakukan; 4 mengembangkan visi strategis dan misi perbaikan sekolah; 5 melakukan redifinisi aneka peranan: kepemimpinan Kepala Sekolah, guru, siswa, orang tua, dan aneka stakeholders; 6 mewaspadai perilaku lama negatif, nilai-nilai yang bersifat racun, dan koalisi mereka; 7 merancang pola pengembangan kultur sekolah dan membangun praktik-praktik baru dan artifak baru dikaitkan secara sadar dengan nilai-nilai lama yang relevan dan nilai-nilai baru yang diharapkan tumbuh; dan 8 melakukan pemantauan dan evaluasi secara dinamika terhadap perkembangan kultur sekolah dan dampaknya.

d. Unsur-Unsur Kultur Sekolah