Analisis Spektroskopi FTIR Parameter Analisis Biodiesel

19 biodiesel. Konsentrasi katalis basa yang digunakan biasanya antara 0,5-1,5 dari jumlah minyak nabatinya Nilawati, 2012: 19. c. Waktu Reaksi Lamanya waktu reaksi mempengaruhi jumlah produk yang diperoleh. Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang dihasilkkan karena semakin banyak reaktan yang saling bertumbukan satu sama lain. Setelah produk terbentuk maka waktu reaksi menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi Tohari, 2015:19. d. Pengadukan Pada reaksi transesterifikasi, reaktan-reaktan awalnya membentuk sistem cairan dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara fase-fase yang berlangsung lambat. Pengadukan akan mempercepat jalannya reaksi. Setelah produk terbentuk maka pengadukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan mengurangi hambatan antar massa Purwono, 2003.

8. Analisis Spektroskopi FTIR

Spektroskopi inframerah merupakan salah satu metode dalam identifikasi struktur suatu senyawa yaitu dengan mengetahui adanya gugus- gugus fungsional utama dalam suatu sampel. Pada spektroskopi inframerah, setiap gugus fungsi pada suatu senyawa akan menyerap radiasi inframerah pada panjang gelombang yang karakteristik. 20 Apabila sinar inframerah dilewatkan melalui cuplikan, maka sejumlah molekul-molekulnya dapat menyerap mengabsorpsi energi dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi ground state dan tingkat vibrasi tereksitasi excited state. Molekul - molekul tertentu dalam suatu senyawa akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi yang tertentu pula, jika dalam molekul tersebut ada transisi tenaga. Transisi yang terjadi dalam serapan infra merah berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam vibrasinya Tohari, 2015: 24. Tabel 3. Daftar Korelasi Spektra FTIR Kinasih, 2016: 21 Jenis Vibrasi Frekuensi cm -1 Panjang Gelombang µ C = O Aldehida Keton Asam Karboksilat Ester 1740 – 1720 1725 – 1705 1725 – 1700 1750 – 1730 5,75 – 5,81 5,80 – 5,87 5,80 – 5,88 5,71 – 5,78 C – O Aldehid, Ester, Eter, Asam Karboksilat 1300 - 1000 7,69 – 10,0 C – H Alkana -CH3 -CH2 Alkena 3000 – 2850 1450 – 1375 1465 3100 – 3000 3,33 – 3,51 6,90 – 7,27 6,83 3,23 – 3,33 C = C Alkena Aromatik 1680 – 1600 1600 – 1475 5,95 – 6,25 6,25 – 6,78

9. Parameter Analisis Biodiesel

Biodiesel yang telah terbentuk harus memiliki standar mutu agar dapat diaplikasikan ke dalam mesin diesel. Berikut ini adalah standar mutu biodiesel berdasarkan SNI 7182:2012 yang disajikan pada Tabel 4. 21 Tabel 4. Syarat Mutu Biodiesel Standar SNI 7182:2012 anonim, 2012. No Parameter SNI 7182:2012 1 Massa jenis pada 40 °C Kgm3 850-890 2 Viskositas kinematic pada 40 °C cSt 2,3-6,0 3 Angka setana Min 51 4 Titik nyala mangkok tertutup °C Min. 100 5 Titik kabut °C Maks. 18 6 Korosi lempeng tembaga 3 jam pada 50 °C Maks. No 3 7 Residu karbon -massa - Dalam contoh asli - Dalam 10 ampas destilasi Maks 0,05 Maks. 0,30 8 Air dan sedimen -vol Maks 0,05 9 Temperature destilasi 90 °C Maks. 360 10 Abu tersulfatkan -massa Maks. 0,02 11 Belerang ppm-m mgkg Maks. 100 12 Fosfor ppm-m mgkg Maks. 10 13 Angka asam mg-KOHg Maks.0,8 14 Gliserol bebas -massa Maks.0,02 15 Gliserol total -massa Maks.0,24 16 Kadar ester alkil -massa Min. 96,5 17 Angka iodium -massa g-I2100g Maks.115 18 Uji halpen Negative Parameter -parameter analisis biodiesel antara lain : a. Massa jenis Massa jenis adalah suatu angka yang menyatakan perbandingan massa bahan bakar minyak pada temperatur tertentu terhadap air pada volume dan temperatur yang sama. Bahan bakar minyak umumnya 22 mempunyai massa jenis antara 850-890 kgm 3 , dengan kata lain massa jenis bahan bakar minyak lebih rendah daripada air Havendri, 2008: 39. b. Viskositas Viskositas adalah suatu ukuran dari besarnya perlawanan suatu bahan bakar cair untuk mengalir. Viskositas yang besar akan menyebabkan kerugian gesekan di dalam pipa, kerja pompa akan berat, sulit penyaringannya, dan kemungkinan kotoran ikut terendap dan sulit mengabutkan bahan bakar. Sedangkan viskositas yang terlalu rendah akan mengakibatkan bahan bakar dikabutkan terlalu halus, sehingga penetrasi ke ruang bakar rendah sehingga dapat merusak nozzle karena kurang pelumasan Havendri, 2008: 39. Viskositas suatu bahan bakar menjadi parameter yang sangat penting karena akan berpengaruh pada kinerja injektor mesin Riyanti, Poedji Catur, 2012: 76. 3. Titik Tuang Pour Point Titik tuang yakni suatu angka yang menyatakan titik temperatur terendah dari bahan bakar minyak dimana bahan bakar masih dapat mengalir karena gaya gravitasi Mulyadi, 2011: 442. Titik tuang ini diperlukan untuk persyaratan praktis dari prosedur penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar. Bahan bakar sulit dipompadialirkan di bawah suhu titik tuang Suyanto Arifin, 2003: 17. 23 a. Titik Nyala Flash Point Titik nyala adalah temperatur dimana uap bahan bakar tepat menyala jika berdekatan dengan api. Makin tinggi angka setananya maka makin rendah titik penyalaannya. Titik nyala tidak memiliki efek pada unjuk kerja motor diesel. Titik nyala hanya diperlukan untuk pertimbangan keamanan dalam penyimpanan dari bahan bakar tersebut Havendri, 2008: 39. Titik nyala ini diperlukan sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai keamanan dari penimbunan minyak dan pengangkutan bahan bakar minyak terhadap bahaya kebakaran, Rama, Roy, Makmuri, 2006: 66 - 67. b. Kalor Pembakaran Maksud dari pengukuran kalor pembakaran biodiesel adalah untuk memperoleh data tentang energi kalor yang dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar dengan terjadinya proses pembakaran Sinarep Mirmanto, 2011. Nilai kalori adalah angka yang menyatakan jumlah panas kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah bahan bakar dengan udara oksigen. Nilai kalori bahan bakar minyak berkisar antara 10.160 -11.000 Kkalkg. Nilai kalori berbanding terbalik dengan berat jenis artinya semakin besar berat jenisnya maka semakin kecil nilai kalorinya. Sebagai contoh solar lebih berat daripada bensin, tetapi nilai kalorinya lebih besar bensin. Nilai kalori diperlukan untuk dasar perhitungan jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang dibutuhkan mesin dalam suatu periode tertentu, Suyanto Arifin, 2003: 16. 24

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25