24
B. Penelitian yang Relevan
Menurut Ramadhas, Jayaraj Muraleedharan 2005 dengan judul ”Characterization and effect of using rubber seed oil as fuel in the compression
ignition engines” menyebutkan bahwa minyak biji karet cukup menjanjikan sebagai Sumber bahan bakar alternatif. Penelitian yang dilakukan Ahmad dkk
2014 dengan judul “Study of fuel properties of rubber seed oil based biodiesel”
menyebutkan bahwa Konsentrasi katalis dan rasio alkohol terhadap minyak dalam reduksi FFA dan untuk variabel transesterifikasi yang paling
mempengaruhi adalah rasio alkohol terhadap minyak. Pada penelitian ini dilakukan variasi rasio metanolminyak yaitu 41 dan 81.
Menurut Yuniwati Karim 2009: 130-136 dalam penelitiannya yang berjudul “Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas
jelantah dan Metanol dengan Katalisator KOH” menunjukkan katalisator KOH dapat mempercepat reaksi ke arah kanan antara trigliserid dan alkohol. Penelitian
tersebut juga menyimpulkan bahwa katalis KOH dapat memperlambat reaksi ke arah kiri yaitu reaksi antara gliserol dan ester.
Menurut Widayat dan Suherman 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Biodiesel Production from Rubber Seed Oil Via Esterification Pocess”
menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas pada biji karet sangat tinggi hampir 17. Asam lemak bebas ini dapat diubah menjadi metil ester
biodiesel melalui proses esterifikasi.
25
Menurut Fachri 2006: 98-105 dalam penelitiannya tentang pembuatan biodiesel dari minyak dedak padi menyatakan bahwa laju reaksi semakin cepat
dengan bertambahnya suhu reaksi, volume metanol yang ditambahkan, berat katalis yang digunakan, dan kecepatan pengadukan. Penelitian yang dilakukan
oleh Rachimoellah dkk 2009 dengan judul “Production of Biodiesel through
Transesterification of Avocado Persea gratissima Seed Oil Using Base Catalyst” menunjukkan bahwa adanya pengaruh suhu dan rasio minyak molar
terhadap metanol terhadap kadar metil ester biodiesel. Pada penelitian ini
dilakukan variasi suhu transesterifikasi dan rasio metanolminyak.
Penelitian Kusumaningtyas dan Bachtiar 2012 yang berjudul “Sintesis
Biodisel dari Minyak Biji Karet dengan Variasi Suhu dan Konsentrasi KOH untuk Tahapan Transesterifikasi
” menunjukkan hasil terbaik dalam variasi katalis KOH dan suhu pada reaksi transesterifikasi minyak biji karet menjadi
metil ester adalah pada katalis KOH 1 dan suhu 60 C. Pada penelitian ini
konsentrasi KOH yang digunakan adalah 1-berat minyak dan dilakukan variasi suhu transesterifikasi yaitu 45, 65, dan 85
o
C .
Pernah dilakukan penelitian oleh Yusuf 2010 yang berjudul “Sintesis
dan Karakterisasi Biodiesel dari Minyak Biji Karet Hevea Brasiliensis melalui Proses Estrans Esterifikasi-
Transesterifikasi” yang menggunakan katalisator NaOH. Dalam penelitian kali ini, katalisator yang digunakan pada proses
transesterifikasi yaitu KOH. Selain itu, suhu yang digunakan pada penelitian ini
26
yaitu 45, 65 dan 85 °C dan lama waktu pengadukan selama 120 menit dengan rasio metanolminyak adalah 41 dan 81.
C. Kerangka Berfikir