10
karakteristik rninyak biji karet mentah. Karakteristik minyak biji karet mentah
dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Karakteristik minyak biji karet mentah. Susanto, 2001:4
Parameter Nilai
Nilai safonifikasi mgg 187,6
– 191,4 Bilangan Iod mgg
133,8 – 146,6
Persentase bilangan tak tersabunkan 0,6
– 1,0 Indeks refraksi
1,4743 – 1,4749
Specific grafity 15
o
C 0,925
– 0,929
Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mongering drying oil, yaitu minyak yang mempunyai sifat mengering jika terkena oksidasi dan
akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka Ketaren, 1986. Asam-asam lemak yang
terkandung dalam minyak biji karet adalah asam palmitat 32,125, asam oleat 23,641, asam stearat 7,962, asam linoleat 32,410, asam linolenat 1,182,
dan asam eicosatrinoat 1,069 Sejati, 2012: 34.
4. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu merupakan lipid netral. Pada suhu kamar, lemak berbentuk padat sedangkan
minyak berbentuk cair. Lemak merupakan lipid yang tersusun oleh relatif banyak asam lemak jenuh. Sedangkan minyak relatif banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh, baik tunggal maupun poli tidak jenuh Hamamah, 2008
11
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang dikarenakan tingginya kandungan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak
jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah Winarno, 2002 :
92. Berikut ini adalah beberapa sifat umum dari minyak dan lemak :
a. Minyak dan lemak tidak larut dalam air. b. Minyak dan lemak larut dalam pelarut organik seperti benzene, eter, dan
kloroform. c. Minyak dan lemak mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen, dan
terkadang mengandung nitrogen dan fosfor. d. Apabila dihidrolisis, lemak dan minyak akan menghasilkan asam lemak.
Menurut Ketaren 1986 minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak,berwujud cair pada suhu kamar 25°C dan lebih banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi. Minyak yang berbentuk padat biasa disebut dengan lemak. Minyak dapat
bersumber dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak bunga matahari. Minyak dapat juga bersumber dari hewan, misalnya
minyak ikan sardin, minyak ikan paus dan lain-lain.
12
Proses pembentukan trigliserida terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses Pembentukan Trigliserida Singarimbun, 2016.
5. Biodiesel
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan, tidak mengandung sulfur dan
tidak beraroma. Biodiesel dihasilkan dengan mereaksikan minyak tanaman dengan alkohol menggunakan zat basa sebagai katalis pada suhu dan
komposisi tertentu, sehingga akan dihasilkan dua zat yang disebut alkil ester umumnya metil atau etil ester dan gliserin Arita, dkk, 2009:56.
Biodiesel dapat diaplikasikan secara langsung untuk mesin diesel tanpa melalui modifikasi terlebih dahulu dan memiliki kelebihan lain
dibandingkan dengan solar, yaitu tidak beracun, karena biodiesel tidak mengandung sulfur serta senyawa aromatik, sehingga emisi pembakaran yang
dihasilkan ramah lingkungan Mulyadi, 2011: 439. Menurut Haryanto 2002, Biodiesel memiliki beberapa kelebihan
dibanding bahan bakar diesel petroleum. Kelebihan tersebut antara lain : a. Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi
13
b. Mempunyai bilangan setana yang tinggi. c. Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx.
d. Terdapat dalam fase cair. Bahan bakar diesel dikehendaki relatif mudah terbakar sendiri tanpa
harus dipicu dengan letikan api busi jika disemprotkan ke dalam udara panas bertekanan. Tolok ukur dari sifat ini adalah bilangan setana, yang didefinisikan
sebagai kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri. 6.
Reaksi Esterifikasi
Esterifikasi merupakan suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester dengan bantuan katalis asam. Esterifikasi merupakan salah satu
tahapan dalam pembuatan biodiesel yang bertujuan untuk menurunkan nilai bilangan asam lemak bebas pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Pada umumnya proses esterifikasi dilakukan dengan menggunakan katalis asam cair seperti HCl dan H
2
SO
4
Sudradjat, Marsubowo, Yuniarti.
Untuk mendorong agar reaksi bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah misalnya paling tinggi 120° C, reaktan
metanol harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat berlebih biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik dan air produk ikutan reaksi harus
disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode penyingkiran air, konversi
14
sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam Fajar Hendrawati, 2015: 3.
Faktor penting yang dapat mempengaruhi reaksi esterifikasi dan transesterifikasi adalah penggunaan metanol yang berlebih agar air yang terbentuk
dari reaksi dapat dapat diserap oleh metanol sehingga tidak menghalangi jalannya reaksi pengubahan asam lemak bebas menjadi metal ester Soerawidjaja, 2006
dalam Ningtyas, Budhiyanti, Sahubawa, 2013: 107. Reaksi esterifikasi terlihat pada Gambar 4. Setyawardhani, 2010.
Gambar 4. Reaksi Esterifikasi
7. Reaksi Transesterifikasi