14
sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam Fajar Hendrawati, 2015: 3.
Faktor penting yang dapat mempengaruhi reaksi esterifikasi dan transesterifikasi adalah penggunaan metanol yang berlebih agar air yang terbentuk
dari reaksi dapat dapat diserap oleh metanol sehingga tidak menghalangi jalannya reaksi pengubahan asam lemak bebas menjadi metal ester Soerawidjaja, 2006
dalam Ningtyas, Budhiyanti, Sahubawa, 2013: 107. Reaksi esterifikasi terlihat pada Gambar 4. Setyawardhani, 2010.
Gambar 4. Reaksi Esterifikasi
7. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi didefinisikan sebagai reaksi antara alkohol dan trigliserida membentuk alkil ester dan gliserol. Alkil ester inilah yang disebut
sebagai biodiesel. Sementara itu, trigliserida adalah komponen utama penyusun minyak dan lemak yang merupakan triester dari gliserol dengan asam-asam
lemak. Karena menggunakan alkohol sebagai salah satu reaktannya, reaksi ini sering disebut juga sebagai reaksi alkoholis Budiman, 2014: 36.
15
Contoh reaksi transesterifikasi pada trigliserida adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Reaksi Transesterifikasi pada Trigliserida Mekanisme reaksi transesterifikasi pada trigliserida ditunjukkan pada
Gambar 6. sebagai berikut:
16
17
Gambar 6. Mekanisme Reaksi Transesterifikasi Pembentukan Metal Ester Asam Lemak dari Triasilgliserol yang Dikatalis oleh Basa Suwarso,
Gani, Kusyanto, 2008: 47
Dalam reaksi transesterifikasi diperlukan adanya katalis yang bertujuan untuk mempercepat laju reaksi. Tanpa adanya katalis, dapat dicapai konversi
yang tinggi. Namun, reaksi akan berjalan sangat lambat Budiman, 2014: 36. Ada beberapa pilihan katalis reaksi yang dapat digunakan dalam proses
transesterifikasi, antara lain berupa alkali, katalis asam, atau enzim. Katalis alkali yang biasa digunakan antara lain NaOH, KOH, karbonat, natrium
etoksida C
2
H
5
ONa, natrium peroksida Na
2
O
2
dan natrium butoksida C
4
H
9
NaO. Katalis assam yang digunakan antara lain asam sulfat, asam sulfonat, dan asam hidroklorida. Sedangkan sebagai katalis enzim dalam proses
transesterifikasi biasa digunakan lipase Nilawati, 2012: 18. Pada reaksi transesterifikasi, metanol lebih umum digunakan karena
harganya lebih murah dan lebih mudah untuk direcovery. Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi agar bergerak
ke kanan sehingga dihasilkan methyl ester biodiesel maka perlu digunakan
18
alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan
Yuniwati Karim, 2009: 131. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan transesterifikasi adalah:
a. Suhu Kenaikan suhu akan diikuti dengan kenaikan kecepatan reaksi
pembentukan biodiesel semakin tinggi suhu sehingga semakin besar konversi yang dihasilkan. Namun suhu reaksi biodiesel sebaiknya berada di bawah titik
didih pereaksi alkoholnya yakni metanol yang memiliki titik didih 65
o
C. Keberadaan suhu di atas titik didih metanol dikhawatirkan akan menyebabkan
penguapan metanol yang akan menghambat laju reaksi Nilawati, 2012: 20. b. Katalis
Katalis adalah substansi yang dapat meningkatkan laju reaksi pada suatu reaksi kimia yang mendekati kesetimbangan dimana katalis tersebut tidak
terlibat secara permanen. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan cara mempengaruhi energi pengaktifan suatu reaksi kimia. Keberadaan katalis
akan menurunkan energi pengaktifan, sehingga reaksi dapat berjalan dengan cepat Utomo Laksono, 2007: 111.
Katalis yang digunakan dalam proses pembuatan biodiesel dapat menggunakan katalis asam maupun katalis basa. Katalis basa yang dapat
digunakan antara lain, NaOH, KOH, NaOCH
3
, dan KOCH
3
. Konsentrasi katalis yang semakin tinggi akan semakin meningkatkan laju reaksi pembentukan
19
biodiesel. Konsentrasi katalis basa yang digunakan biasanya antara 0,5-1,5 dari jumlah minyak nabatinya Nilawati, 2012: 19.
c. Waktu Reaksi Lamanya waktu reaksi mempengaruhi jumlah produk yang diperoleh.
Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang dihasilkkan karena semakin banyak reaktan yang saling bertumbukan satu sama lain.
Setelah produk terbentuk maka waktu reaksi menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi Tohari, 2015:19.
d. Pengadukan Pada reaksi transesterifikasi, reaktan-reaktan awalnya membentuk sistem
cairan dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara fase-fase yang berlangsung lambat. Pengadukan akan mempercepat jalannya reaksi. Setelah
produk terbentuk maka pengadukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan mengurangi hambatan antar massa Purwono, 2003.
8. Analisis Spektroskopi FTIR