7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tanaman Karet
Tanaman karet Hevea brasiliensis mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, tanaman karet ditanam di Kebun Raya
Bogor sebagai tanaman yang baru dikoleksi. Selanjutnya, karet dikembangkan sebagai tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia
Suwarto, 2010: 70. Tanaman karet dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis
Tim Penebar Swadaya, 2008: 87. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi ke atas. Pada
8
beberapa perkebunan karet, terdapat kecondongan arah tumbuh tanaman karet agak miring menghadap ke utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang
dikenal dengan nama lateks Tim Penebar Swadaya, 2008: 85. Pohon karet dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pohon Karet
2. Biji Karet
Biji karet terdiri dari kulit yang keras dan berwarna coklat 40-50 berat dan kernel yang berwarna putih kekuning-kuningan 50-60 berat. Kernel biji
karet terdiri dari 45,63 minyak, 2,71 abu, 3,71 air, 22,17 protein dan 24,21 karbohidrat Arita, 2009:56.
9
Gambar biji karet dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Biji Karet Komposisi kimia daging biji karet disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia daging biji karet Silam, 1998: 22
Komponen Komposisi
Kadar air Kadar lemak
Kadar serat kasar Kadar protein
Kadar abu 6,10
50,56 15,30
18,60
3,21
3. Minyak Biji Karet
Menurut Hardjosuwito Hoesnan 1976 dalam Andayani 2008 kandungan minyak dalam daging biji atau inti biji karet adalah 45-50 dengan
komposisi 17-22 asam lemak jenuh yang terdiri atas asam palmitat, stearat, dan arakhidat, serta asam lemak tidak jenuh sebesar 77-82 yang tediri atas asam
oleat, linoleat, dan linolenat.
Pemanfaatan minyak biji karet dalam berbagai industri lebih lanjut ditentukan oleh sifat fisika dan kimianya. Berikut ditampilkan hasil analisis
10
karakteristik rninyak biji karet mentah. Karakteristik minyak biji karet mentah
dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Karakteristik minyak biji karet mentah. Susanto, 2001:4
Parameter Nilai
Nilai safonifikasi mgg 187,6
– 191,4 Bilangan Iod mgg
133,8 – 146,6
Persentase bilangan tak tersabunkan 0,6
– 1,0 Indeks refraksi
1,4743 – 1,4749
Specific grafity 15
o
C 0,925
– 0,929
Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mongering drying oil, yaitu minyak yang mempunyai sifat mengering jika terkena oksidasi dan
akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka Ketaren, 1986. Asam-asam lemak yang
terkandung dalam minyak biji karet adalah asam palmitat 32,125, asam oleat 23,641, asam stearat 7,962, asam linoleat 32,410, asam linolenat 1,182,
dan asam eicosatrinoat 1,069 Sejati, 2012: 34.
4. Minyak dan Lemak